AUTHOR POV Sejak obrolannya dengan Kak Vina, Nindy sudah memikirkan kalimat permintaan maaf bagaimana yang harus ia katakan ke Pandu. Ia akan meminta maaf dan mengajaknya membahas masalah mereka pelan-pelan. Nindy benar-benar sudah tidak sabar mengeluarkan isi kepalanya itu, namun yang ditunggu-tunggu belum juga pulang. Jam dua belas malam Nindy masih mondar-mandir di ruang tamu rumah dengan pintu terbuka. Sesekali ia akan duduk, menguatik-atik ponsel sebentar, lalu melirik jam lagi dengan resah gelisah. Pandu belum juga pulang. Barangkali Nindy tidak akan segelisah ini jika Pandu bisa dihubungi, atau paling tidak, Nindy tahu dimana Pandu berada sekarang. Selain takut Pandu malas pulang karena pertengkaran mereka, lebih dari itu, Nindy takut terjadi hal buruk terhadap Pandu di jalanan