Malam itu juga Pandu langsung menyiapkan semua berkas-berkas yang diperlukan, rasanya sudah lama sekali aku tidak melihat Pandu fokus di depan laptop dengan tangan kanan di atas tetikus nirkabel dan tangan kiri memainkan bibir bawah. Itu merupakan pemandangan favoritku, apalagi kalau dia pakai kaca mata. Di mataku dia akan tampak seksi dan misterius. "Aku tidur duluan, ya," aku pamit mengusap sepanjang lengan hingga punggung Pandu. "Iya, sebentar lagi aku nyusul." Aku pun meninggalkan Pandu ke kamar. Pandu bilang, dia ingin menyiapkan ini sebaik mungkin untuk memberi kesan pertama yang meyakinkan. Dia mengibaratkan kesempatan ini sebagai kesempatan emas, sehingga dia tidak mau menyia-nyiakannya. Temannya itu berjanji besok akan mengaturkan jadwal interview dengan bosnya, sebelumnya Pa