18 | Paling Tidak Aku Tahu Kebenarannya

1877 Kata

"Aneh nggak, Yang?" Pandu meminta pendapatku sembari mematut penampilannya di depan cermin. "Udah berapa bukan, ya, aku nggak pakai kemeja kerja. Rasanya aneh banget." Aku hanya tertawa kecil dan memalik tubuhnya agar menghadapku, aku sedikit berjinjit untuk memasangkan dasi di kerah kemejanya yang secara khusus dia minta setrikakan padahal keluar dari lemari masih sangat rapi dan wangi. Ya, seantusias itulah Pandu terhadap kesempatan emas ini. Pagi-pagi Pandu heboh memberitahuku seusai temannya yang tak lain adalah Vania itu mengabari bahwa Pandu akan langsung bertemu bosnya hari ini juga. Aku senang sekali melihat bara semangat di mata Pandu hingga membuatku nyaris lupa bahwa di kesempatan emas ini, Pandu masih menyembunyikan rahasia kecil dariku. "Aku deg-degan banget. Rasanya kay

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN