7

968 Kata
"Kejutan!" Yudha dan Briana masuk ke ruangan Andra tanpa mengetuk pintu lebih dulu. Andra yang melihatnya melotot kaget. Keterkejutan terlihat jelas di kedua matanya. "Kenapa kalian tidak meneleponku dulu?" Andra bertanya sengit, kesal. Dan, terlihat panik juga. Melihat itu, Yudha tersenyum jahil ke arah adiknya. Siap untuk menggoda adiknya yang mungkin sedang malu-malu. "Kenapa harus meneleponmu dulu? Ada sesuatu kah?" tanya Yudha jahil. Andra mendesis dengan wajah marah. Melihat itu, Yudha malah tertawa terbahak-bahak. "Pantas saja kamu tak mau cerita secara terang-terangan. Rupanya Marisa yang jadi sekretarismu sekarang," ujar Yudha. Andra tak menanggapi dan memilih kembali duduk di kursi kerjanya. "Memangnya siapa wanita itu?" Briana yang tidak tahu apa-apa bertanya karena penasaran. Andra memilih diam, enggan menjawab. Berusaha mengabaikan kehadiran dua orang itu di ruangannya. "Mantan Andra," jawab Yudha kalem. Dia dan Briana duduk di atas sofa dan mulai membuka kota bekal yang mereka bawa. Berisi makan siang yang khusus di masak oleh Sukma. "Mantan? Bukannya Andra tak pernah pacaran?" tanya Briana heran. "Memang. Dia bukan mantan pacar Andra." Jawaban Yudha membuat Briana kebingungan. "Lalu?" "Mantan istri." "Apa?!" "Yudha!" "Apa, Ndra? Memang benarkan? Marisa itu mantan istrimu," ucap Yudha tanpa rasa bersalah. Andra sudah melotot marah kepadanya. Bukan hanya Andra, tapi juga Briana yang sangat kaget. "Kamu pernah menikah, Ndra? Kok aku gak tahu?" tanya Briana. Andra mendesis kesal mendengarnya. Menatap Yudha dengan tatapan permusuhan. "Bertahun-tahun yang lalu, Andra memang pernah menikah. Aku lupa tahun berapa sih. Andra, kamu masih ingat kah?" tanya Yudha. Andra mengabaikan dan enggan menjawab. Wajahnya terlihat sangat masam. Briana yang mendengar itu jelas kaget. Dua tahun menikah dengan Yudha, dia baru tahu kalau ternyata adik iparnya pernah menikah. Tak ada seorang pun yang pernah membicarakannya dan memberitahunya. "Mereka menikah tak lama dan hanya nikah agama tanpa tercatat di negara. Jadi ya, tak banyak yang tahu kalau Andra pernah menikah dulu," jelas Yudha. Briana mengangguk-angguk mulai paham. "Wah. Bagaimana perasaanmu sekarang, Ndra? Mantan istri jadi sekretaris?" tanya Briana. Andra masih bungkam dan enggan menjawab. Kesal karena Yudha membahas masa lalunya dengan Risa. "Bagaimana respon Papa dan Mama ya saat tahu kalau sekretaris Andra ternyata mantan istri Andra sendiri?" Briana bertanya lagi. "Aku juga penasaran melihat reaksi mereka," sambung Yudha. Andra mendesis kesal karena Yudha dan Briana terus saja membahas Risa. Padahal, dia tak mau membahas itu semua. Sekarang, dia dan Risa hanya sekedar atasan dan bawahan. Risa bekerja padanya. Tak ada hal apapun di antara mereka. "Tak bisalah kalian berdua diam?" tanya Andra geram. Yudha cengengesan melihat Andra marah. Sementara Briana hanya mengedikkan kedua bahu acuh tak acuh. Dia dan Yudha benar-benar mengabaikan kekesalan Andra. "Sudahlah, Ndra. Ayo makan!" ajak Briana. Walau masih kesal dan dongkol, Andra pun berdiri dan berjalan mendekati Yudha juga Briana. Mengambil kotak bekal bagiannya dan mulai menyantap masakan ibunya sendiri. *** Di kantin kantor, Risa makan siang bersama dengan Keanu dan Rahma. Seperti biasa, Keanu membahas masalah pekerjaannya. Begitu juga dengan Risa. Sementara Rahma, terus saja meneror Risa dengan pertanyaan seputar Andra. Yang membuat Risa bosan sendiri mendengarnya. "Rahma, tak bisakah kamu berhenti menanyakan Pak Andra? Aku bosan mendengarnya," protes Risa. Rahma mencibir pelan mendengarnya. "Risa, hanya kamu sekretaris yang biasa gabung dengan kita. Dulu, Kinan selalu makan siang bareng Pak Andra. Dan yang lainnya, selalu berlagak sombong dan makan siang di restoran. Enggan gabung sama kita-kita. Hanya kamu loh. Makanya aku ingin banyak bertanya perihal Pak Andra padamu. Sedikitnya kamu pasti tahu tentang Pak Andra. Apapun itu." Rahma menjelaskan panjang lebar yang tak Risa hiraukan. "Aku memang sekretaris Pak Andra. Tapi bukan berarti aku tahu segala hal tentang Pak Andra. Tak mungkin juga aku ikut campur dalam semua privasinya," gerutu Risa. Mendengar itu, Rahma menghembuskan nafas kecewa. "Nah, dengarkan itu. Kamu terlalu terobsesi pada Pak Andra," ucap Keanu. Rahma cemberut mendengar itu. Setelah itu, Rahma tak bicara apapun lagi. Memilih untuk mendengarkan obrolan Risa dan Keanu saja. *** Yudha dan Briana pulang ke rumah setelah selesai makan siang bersama dengan Andra di kantor. Andra sudah mewanti-wanti mereka untuk tidak berbicara pada orangtua mereka. Namun, Yudha bukanlah orang yang mampu dipercaya. Dan Andra benar-benar kesal pada kakaknya itu. Saat sore hari menjelang jam kantor selesai, Sukma datang ke kantor bersama Yudha. Sukma jelas terkejut saat tahu kalau Risa lah yang menjadi sekretaris Andra. Dan saat bertemu Risa, Sukma terlihat begitu semringah. "Ya Tuhan! Risa!" Sukma berteriak senang dan langsung berjalan cepat mendekati Risa. Risa yang melihat kedatangan Sukma terlihat kikuk dan canggung. "Duh, rupanya kamu yang jadi sekretaris Andra. Ehm, pantas saja Andra tak pernah mau bercerita," ungkap Sukma. Risa hanya bisa tersenyum canggung. Sementara Andra, yang berdiri di dekat meja menatap ibu dan kakaknya sebal. "Bagaimana kabarmu sekarang? Baik-baik saja kan?" tanya Sukma dengan senyum mengembang. "Baik, Tante. Tante bagaimana?" Risa balik bertanya. Berusaha tersenyum sopan. "Seperti yang kamu lihat sekarang. Sehat dan baik." Sukma menjawab dengan raut bahagia di wajah yang tak terbendung. "Kamu tinggal di apartemen yang disediakan perusahaan kan?" "Iya." "Orangtuamu di sini juga?" "Tidak, Tante. Mereka tetap tinggal di Bogor." "Nah. Kalau begitu, ayo mampir ke rumah Tante. Kita makan malam bersama." Sukma mengajak, membuat Risa dan Andra melotot kaget mendengarnya. "Tak perlu, Tante." Risa menolak secara halus. Malu rasanya jika harus berkunjung ke rumah mantan suami. Uh, canggung sekali pasti. "Ayo ah. Jangan menolak. Sudah lama Tante gak kedatangan tamu," ujar Sukma memaksa. Risa kembali menolak. Namun, Sukma seperti tak menerima penolakan. "Tante akan pulang bareng Yudha. Kamu bareng Andra ya. Andra juga bawa mobil sendiri." Sukma berbicara, tak mempedulikan penolakan Risa. Mendengar itu, Risa hanya tersenyum kecut. Tak enak juga jika terus menolak. "Baik, Tante," jawab Risa akhirnya. Sukma tertawa senang dan puas mendengar jawaban Risa barusan. Sementara Yudha, tersenyum jahil pada Andra. Yang dibalas Andra dengan desisan kesal. Risa menatap Andra, merasa tak enak hati. Namun, Andra juga tahu kalau Risa terpaksa. Ibunya yang memaksa Risa. "Bersiaplah. Sebentar lagi kita pulang."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN