Dalam perjalanan, gerimis menemani kepulangan Nadira. Akan tetapi dia tidak segera menuju ke rumah, melainkan akan menginap di rumah sakit untuk menemani anaknya. Radio dalam mobil memutar lagu sendu, entah yang ia alami ini berhubungan atau tidak dengan lirik nyanyian tersebut. Akan tetapi iramanya benar-benar membuat perasaan Nadira sekarang larut dan menyatu dengan hujan. Ucapan menyakitkan dari Rangga berhasil menggores lagi hatinya yang memang sudah terluka di masa lalu. w************n, pencari keuntungan, pembohong, munafik, atau segala istilah buruk rasanya pernah diterima oleh perempuan tersebut. Dia mencintai Rangga, tapi semuanya telah berubah menjadi luka. “Ah, mana payungku?” ujarnya sebelum turun. Dia melongok ke jok belakang dan payung kuning itu tergeletak di sana.