“Nadira ...?” Setelah agak lama, barulah Rangga menyadari jika mantan istrinya tersebut berada di ambang pintu belakang yang mengarah pada mereka. “Hai,” sapa Nadira dengan agak canggung. Dia mencoba untuk terlihat baik-baik saja, seakan tak mendengar apa yang dikatakan oleh nenek barusan. “Nek, aku tadi ... mengantarkan camilan kesukaan nenek. Sekarang, mau pulang lagi.” Nadira berbalik arah, dia merasa tak ingin lagi berlama-lama di sini. Entah kenapa, dirinya kehilangan euphoria seperti yang ia rasakan sebelum datang kemari. “Loh, kok, pulang lagi! Tinggal saja di sini dulu, ya ....” Perempuan tua berkacamata itu langsung menghampiri Nadira dan menggaet tangannya. “Tapi ... sepertinya, kalian sedang membicarakan hal serius.” Nadira tampak canggung. Sementara Rangga menatap per