Tagihan Datang Lagi

1134 Kata
Kenyataannya, Aldi tidak bisa mengabaikan apa yang membuat Puput bersikap aneh malam itu. Selepas dinner meeting, ia segera pulang ke mansionnya. Laporan diterimanya dari bibik, bahwa kirei datang pagi itu dan membuat suasana di rumah menjadi serba tidak enak. Bahkan, Puput tidak meninggalkan kantor sekejap pun setelah kepergian Kirei. Tepatnya diusir keluar dari mansion itu. Lelaki itu masuk ke dalam kamar pribadinya. Ia butuh membersihkan diri dan mengganti pakaian, setelah memesan kopi, ia pun memasuki ruang kantor pribadinya. Samar-samar tercium aroma lembut tapi segar, mengambang di udara. Aldi tersenyum, ia menyukai aroma itu. Duduk di kursi kerjanya sendiri, ia mulai menelusuri rekaman CCTV dan menyaksikan semuanya dengan tercengang-cengang. Tapi diakhir tayangan, ia pun tertawa terpingkal-pingkal. "Pertunjukkan yang luar biasa! Apa dia kujadikan ajudan pribadi saja ya? Ampuh untuk membasmi cewek-cewek gatal yang tak henti mengejarku, ha ha ha," gelak Aldi merasa terhibur melihat bagaimana Puput bisa mengalahkan Kirei yang terkenal tangguh. Hanya saja, ia tidak menyukai kenekatan Kirei yang bahkan sampai ngaku-ngaku sebagai kekasihnya. "Heh, kapan jadiannya?" gumam Aldi seraya menggelengkan kepalanya. Tidak lupa ia juga merutuki dirinya sendiri yang terlalu ceroboh menyuruh Kirei datang ke mansionnya. Malam itu, karena terbawa suasana happy, mendapat laporan pekerjaan yang rapi dari Puput, kepuasan klien atas hasil kerja Puput dan berhasil mengusir Kirei, Aldi melunasi semua tagihan Puput tanpa kecuali melalui internet banking. Tidak tanggung-tanggung. Dia membayar lebih dari dua ratus juta. Ia hanya berharap, Puput tidak nekat lagi meminjam uang dari pinjaman online yang bunganya cukup tinggi itu. Setelah melakukan apa yang dijanjikannya kepada Puput, Aldi menutup laptopnya dan beranjak menuju kamar pribadinya untuk beristirahat. Urusan Kirei ia akan selesaikan besok. ◇◇◇ Pagi hari, sebelum turun ke bawah untuk sarapan pagi, Aldi mengecek kantornya dan terlihat masih sama seperti saat malam ia meninggalkannya. Di bawah, Dia tidak juga melihat Puput. Ada rasa kecewa di dalam hatinya yang ia juga tidak mengerti. "Bik, bu Puput belum turun?" tanyanya kepada Bibik. "Oh, bu Puput semalam SMS, katanya, hari ini mau bangun siangan jadi gak usah diketuk atau diantar sarapan," sahut bibik menjelaskan. Lelaki itu merasakan kesal luar biasa. Bagaimana bisa orang kerja sesuka hatinya membuat jadwal? Tapi, ia tidak mengatakan apapun lagi pada Bibik, selain membanting lap tangan ke atas meja seraya berdiri. Ia meninggalkan rumahnya dengan wajah yang tertekuk. Dari atas balkon, Puput menyeringai saat mendengar sebuah mobil keluar dari Mansion. Gadis itu telah berpakaian rapi dan siap bekerja pagi itu, hanya saja ia sedang sangat marah hingga tidak mau bertemu dengan Aldi. Tingkat stressnya memuncak dan tidak ada hal-hal atau sesuatu untuk meredakannya. Biasanya, Puput akan menyalurkan setiap perasaan negatif pada belanja. Dari mulai melihat-lihat barang, memilihnya dan membeli, adalah obat mujarab untuk menenangkan diri, sekaligus memberinya kepuasan yang tidak bisa dijabarkan. Puput turun ke bawah untuk sarapan pagi sebelum masuk ke dalam kantor pribadi bosnya. "Bik, makasih ya," ujar Puput. Bibik tertegun sambil mengernyitkan dahi. "Makasih kenapa, Non?" "Gak apa-apa, pokoknya, makasih aja atas semuanya, Bik," sahut Puput sambil tersenyum. "Oh, begitu ya Non, sama-sama, saya juga terima kasih udah banyak dibantuin," balas bibik yang juga menyunggingkan senyum. "Ya, Bik. Kalau gitu, saya ke atas dulu," pamit Puput sambil beranjak dari ruang makan. Seperti biasa, ia membuka email satu per satu dan mengurutkan apa saja yang harus dikerjakannya hari itu. Puput bersorak karena hari ini pekerjaannya tidak padat seperti biasa Pukul sepuluh pagi, ia sudah selesai membuat laporan untuk dikirimkan kepada klien-kliennya sambil berpikir, 'Lah? Kalau seperti ini, orang-orang kreatif di kantor apa dong kerjanya?' Merasa kesal, ia keluar dari email perusahaan atas nama dirinya, kemudian beralih pada email pribadinya dan sangat terkejut saat melihat begitu banyak email yang masuk berisi tentang ucapan terima kasih karena telah melakukan pelunasan atas tunggakan pembayarannya. "Oh, benarkah ini? Pak Aldi memenuhi janjinya bahkan belum satu bulan! Ya Tuhan, terima kasih, terima kasih ...." Puput pun terlonjak kegirangan Karenanya, ia mulai lupa daratan. Seharian penuh, ia membukan katalog dari produk-produk incarannya, termasuk scarf yang ingin dibelinya, tapi ia urungkan memesan yang berwarna orange karena teringat kalau Kirei mengenakannya. Hari itu, Puput telah belanja satu buah tas, rok, sepatu sandal, scarf biru muda dan dompet untuk menyimpan kartu-kartu. Semuanya produk terbaru dari berbagai merk, menggunakan alamat mansion sebagai alamat pengiriman. Hatinya berbunga-bunga sambil terus bolak-balik mengecek barang belanjaannya apakah sudah diproses oleh toko masing-masing atau belum. Tidak sampai di situ, sore harinya, saat mempunyai waktu longgar, ia kembali mengunjungi web site dari merk-merk terkemuka dan mulai menelusuri produk-produk baru mereka. Hanya saja, tidak ada yang menarik minatnya sampai menemukan katalog perhiasan model terbaru yang baru saja diluncurkan. Perhiasan fashion berlapis emas itu, satu set setara dengan limit kartu kreditnya yang gold, yaitu lima puluh juta. "Ok, Put! Mundur dulu sejenak. Jika kamu ambil perhiasan itu, maka kamu tidak bisa membeli yang lainnya besok lusa." "Tapi, mereka begitu cantik dan membuatku sangat cantik saat memakainya." "Tidakkah itu sangat berlebihan? Untuk satu kali transaksi, yakin tidak nyesel? Kamu sudah tidak bisa mengajukan pinjaman online loh!" Puput bermonolog saat itu, menimbang-nimbang apakah harus nekat membelinya atau tidak. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengabaikannya selama satu malam, sambil melihat kecenderungannya kemana. Jika tidak berhasil melupakan maka ia akan nekat membelinya. "Oke, sekarang, netralkan pikiran, tidak melupakan tapi hanya menunda. Masih ada pekerjaan yang harus dilakukan dan masih ada hari esok!" gumam Puput kepada dirinya sendiri. Suasana hati Puput semakin baik sejak bisa belanja lagi dengan tiga kartu kreditnya. Demi agar suasana hatinya terus dalam keadaan menyenangkan, maka ia terus menghindari bertemu dengan Aldi. Sebab, Lelaki itu justru membuat moodnya seringkali acak-acakkan karena suka marah-marah tidak jelas, apalagi Aldi memiliki pacar monster yang mengerikan. Dua minggu sudah keduanya tidak pernah bertemu. Ibarat kucing-kucingan. Puput akan menampakkan diri saat tahu Aldi tidak berada di rumah itu, dan menyembunyikan diri saat Aldi berada di dalam rumah. Sementara Aldi, keinginannya melihat Puput terkalahkan oleh rasa gengsinya, hingga ia hanya berserah pada harapan agar tanpa harus dipanggil, Puput datang sendiri ke hadapannya. Kedua prinsip yang makin menjauhkan mereka satu sama lain. Karena hal tersebut, Aldi telah melakukan pemecatan beberapa orang pada tim kreatif di kantornya karena dianggap menghabiskan anggaran tanpa mengerjakan apapun. Otomatis, beban pekerjaan semakin menumpuk dan Aldi mengalihkan tujuh puluh persen pekerjaan tersebut kepada Puput. Ia sengaja melakukannya dengan harapan, saat ia datang ke mansion, Puput masih berkutat di ruang kerjanya. Nyatanya, rencana Aldi tidak berjalan. Secara tertib, Puput menutup pintu kantor sesaat setelah mengirimkan laporan kepadanya dengan pekerjaan yang tuntas sempurna. Aldi tidak habis pikir, bagaimana seseorang bisa melakukan pekerjaan sebanyak itu dalam sehari dan tanpa bantuan atau tim. Tanpa terasa dua bulan telah berlalu, Situasi dan kondisi masih saja seperti itu. Aldi tidak pernah melihat Puput begitu pun sebaliknya. Sampai suatu hari, memasuki bulan ke empat, Kantor Aldi kembali kedatangan deb collector mencari Puput. Tiga kartu kredit kehabisan limit dan menunggak dua bulan lamanya. Aldi pulang menuju mansion dengan amarah yang membludak di dadanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN