10. Huft!

1120 Kata
Amy membuka kelopak matanya dengan enggan. Sekujur tubuhnya terasa sangat pegal.jika bisa berteriak, ia sangaat ingin berteriak dengan kencang sekarang. Rutinitasnya di Le Paradis, di tambah rutinitas harian seperti membantu bisnis ayahnya. Tidak. Ia bukannya tidak menyukai pekerjannya. Amy sangat menyukai pekerjaannya. Hanya saja, fisiknya bertolak belakang dengan kesenangan hatinya. Meoles ratusan gelas kristal dan peralatan makan lainnya setiap hari, melayani tamu – tamu Le PAradis yang tidak pernah sepi Amy membuka kelopak matanya dengan enggan. Sekujur tubuhnya terasa sangat pegal.jika bisa berteriak, ia sangaat ingin berteriak dengan kencang sekarang. Rutinitasnya di Le Paradis, di tambah rutinitas harian seperti membantu bisnis ayahnya. Tidak. Ia bukannya tidak menyukai pekerjannya. Amy sangat menyukai pekerjaannya. Hanya saja, fisiknya bertolak belakang dengan kesenangan hatinya. Meoles ratusan gelas kristal dan peralatan makan lainnya setiap hari, melayani tamu – tamu Le PAradis yang tidak pernah sepi Amy membuka kelopak matanya dengan enggan. Sekujur tubuhnya terasa sangat pegal.jika bisa berteriak, ia sangaat ingin berteriak dengan kencang sekarang. Rutinitasnya di Le Paradis, di tambah rutinitas harian seperti membantu bisnis ayahnya. Tidak. Ia bukannya tidak menyukai pekerjannya. Amy sangat menyukai pekerjaannya. Hanya saja, fisiknya bertolak belakang dengan kesenangan hatinya. Meoles ratusan gelas kristal dan peralatan makan lainnya setiap hari, melayani tamu – tamu Le PAradis yang tidak pernah sepi Amy membuka kelopak matanya dengan enggan. Sekujur tubuhnya terasa sangat pegal.jika bisa berteriak, ia sangaat ingin berteriak dengan kencang sekarang. Rutinitasnya di Le Paradis, di tambah rutinitas harian seperti membantu bisnis ayahnya. Tidak. Ia bukannya tidak menyukai pekerjannya. Amy sangat menyukai pekerjaannya. Hanya saja, fisiknya bertolak belakang dengan kesenangan hatinya. Meoles ratusan gelas kristal dan peralatan makan lainnya setiap hari, melayani tamu – tamu Le PAradis yang tidak pernah sepi Amy membuka kelopak matanya dengan enggan. Sekujur tubuhnya terasa sangat pegal.jika bisa berteriak, ia sangaat ingin berteriak dengan kencang sekarang. Rutinitasnya di Le Paradis, di tambah rutinitas harian seperti membantu bisnis ayahnya. Tidak. Ia bukannya tidak menyukai pekerjannya. Amy sangat menyukai pekerjaannya. Hanya saja, fisiknya bertolak belakang dengan kesenangan hatinya. Meoles ratusan gelas kristal dan peralatan makan lainnya setiap hari, melayani tamu – tamu Le PAradis yang tidak pernah sepi Amy membuka kelopak matanya dengan enggan. Sekujur tubuhnya terasa sangat pegal.jika bisa berteriak, ia sangaat ingin berteriak dengan kencang sekarang. Rutinitasnya di Le Paradis, di tambah rutinitas harian seperti membantu bisnis ayahnya. Tidak. Ia bukannya tidak menyukai pekerjannya. Amy sangat menyukai pekerjaannya. Hanya saja, fisiknya bertolak belakang dengan kesenangan hatinya. Meoles ratusan gelas kristal dan peralatan makan lainnya setiap hari, melayani tamu – tamu Le PAradis yang tidak pernah sepi Amy membuka kelopak matanya dengan enggan. Sekujur tubuhnya terasa sangat pegal.jika bisa berteriak, ia sangaat ingin berteriak dengan kencang sekarang. Rutinitasnya di Le Paradis, di tambah rutinitas harian seperti membantu bisnis ayahnya. Tidak. Ia bukannya tidak menyukai pekerjannya. Amy sangat menyukai pekerjaannya. Hanya saja, fisiknya bertolak belakang dengan kesenangan hatinya. Meoles ratusan gelas kristal dan peralatan makan lainnya setiap hari, melayani tamu – tamu Le PAradis yang tidak pernah sepi Amy membuka kelopak matanya dengan enggan. Sekujur tubuhnya terasa sangat pegal.jika bisa berteriak, ia sangaat ingin berteriak dengan kencang sekarang. Rutinitasnya di Le Paradis, di tambah rutinitas harian seperti membantu bisnis ayahnya. Tidak. Ia bukannya tidak menyukai pekerjannya. Amy sangat menyukai pekerjaannya. Hanya saja, fisiknya bertolak belakang dengan kesenangan hatinya. Meoles ratusan gelas kristal dan peralatan makan lainnya setiap hari, melayani tamu – tamu Le PAradis yang tidak pernah sepi Amy membuka kelopak matanya dengan enggan. Sekujur tubuhnya terasa sangat pegal.jika bisa berteriak, ia sangaat ingin berteriak dengan kencang sekarang. Rutinitasnya di Le Paradis, di tambah rutinitas harian seperti membantu bisnis ayahnya. Tidak. Ia bukannya tidak menyukai pekerjannya. Amy sangat menyukai pekerjaannya. Hanya saja, fisiknya bertolak belakang dengan kesenangan hatinya. Meoles ratusan gelas kristal dan peralatan makan lainnya setiap hari, melayani tamu – tamu Le PAradis yang tidak pernah sepi Amy membuka kelopak matanya dengan enggan. Sekujur tubuhnya terasa sangat pegal.jika bisa berteriak, ia sangaat ingin berteriak dengan kencang sekarang. Rutinitasnya di Le Paradis, di tambah rutinitas harian seperti membantu bisnis ayahnya. Tidak. Ia bukannya tidak menyukai pekerjannya. Amy sangat menyukai pekerjaannya. Hanya saja, fisiknya bertolak belakang dengan kesenangan hatinya. Meoles ratusan gelas kristal dan peralatan makan lainnya setiap hari, melayani tamu – tamu Le PAradis yang tidak pernah sepi Amy membuka kelopak matanya dengan enggan. Sekujur tubuhnya terasa sangat pegal.jika bisa berteriak, ia sangaat ingin berteriak dengan kencang sekarang. Rutinitasnya di Le Paradis, di tambah rutinitas harian seperti membantu bisnis ayahnya. Tidak. Ia bukannya tidak menyukai pekerjannya. Amy sangat menyukai pekerjaannya. Hanya saja, fisiknya bertolak belakang dengan kesenangan hatinya. Meoles ratusan gelas kristal dan peralatan makan lainnya setiap hari, melayani tamu – tamu Le PAradis yang tidak pernah sepi Amy membuka kelopak matanya dengan enggan. Sekujur tubuhnya terasa sangat pegal.jika bisa berteriak, ia sangaat ingin berteriak dengan kencang sekarang. Rutinitasnya di Le Paradis, di tambah rutinitas harian seperti membantu bisnis ayahnya. Tidak. Ia bukannya tidak menyukai pekerjannya. Amy sangat menyukai pekerjaannya. Hanya saja, fisiknya bertolak belakang dengan kesenangan hatinya. Meoles ratusan gelas kristal dan peralatan makan lainnya setiap hari, melayani tamu – tamu Le PAradis yang tidak pernah sepi Amy membuka kelopak matanya dengan enggan. Sekujur tubuhnya terasa sangat pegal.jika bisa berteriak, ia sangaat ingin berteriak dengan kencang sekarang. Rutinitasnya di Le Paradis, di tambah rutinitas harian seperti membantu bisnis ayahnya. Tidak. Ia bukannya tidak menyukai pekerjannya. Amy sangat menyukai pekerjaannya. Hanya saja, fisiknya bertolak belakang dengan kesenangan hatinya. Meoles ratusan gelas kristal dan peralatan makan lainnya setiap hari, melayani tamu – tamu Le PAradis yang tidak pernah sepi Amy membuka kelopak matanya dengan enggan. Sekujur tubuhnya terasa sangat pegal.jika bisa berteriak, ia sangaat ingin berteriak dengan kencang sekarang. Rutinitasnya di Le Paradis, di tambah rutinitas harian seperti membantu bisnis ayahnya. Tidak. Ia bukannya tidak menyukai pekerjannya. Amy sangat menyukai pekerjaannya. Hanya saja, fisiknya bertolak belakang dengan kesenangan hatinya. Meoles ratusan gelas kristal dan peralatan makan lainnya setiap hari, melayani tamu – tamu Le PAradis yang tidak pernah sepi Amy membuka kelopak matanya dengan enggan. Sekujur tubuhnya terasa sangat pegal.jika bisa berteriak, ia sangaat ingin berteriak dengan kencang sekarang. Rutinitasnya di Le Paradis, di tambah rutinitas harian seperti membantu bisnis ayahnya. Tidak. Ia bukannya tidak menyukai pekerjannya. Amy sangat menyukai pekerjaannya. Hanya saja, fisiknya bertolak belakang dengan kesenangan hatinya. Meoles ratusan gelas kristal dan peralatan makan lainnya setiap hari, melayani tamu – tamu Le PAradis yang tidak pernah sepi Amy membuka kelopak matanya dengan enggan. Sekujur tubuhnya terasa sangat pegal.jika bisa berteriak, ia sangaat ingin berteriak dengan kencang sekarang. Rutinitasnya di Le Paradis, di tambah rutinitas harian seperti membantu bisnis ayahnya. Tidak. Ia bukannya tidak menyukai pekerjannya. Amy sangat menyukai pekerjaannya. Hanya saja, fisiknya bertolak belakang dengan kesenangan hatinya. Meoles ratusan gelas kristal dan peralatan makan lainnya setiap hari, melayani tamu – tamu Le PAradis yang tidak pernah sepi
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN