BAB 5

443 Kata
Ali membuka gorden, cahaya matahari menyinari seluruh ruangan. Ali mengalihkan tatapanya ke arah wanita yang masih terlelap disana, selimut menutupi sebagian tubuhnya. Ali melirik jam yang menggantung di dinding, jam itu menunjukkan pukul 09.12 menit. Wanita itu masih belum ada tanda-tanda terbangun dari mimpi indahnya. Ali tadi subuh membopong tubuh Ela, karena wanita itu tertidur semenjak di minimaket. Ia tidak enak hati untuk membangunkannya. Hingga akhirnya Taxi mengantarnya hingga ke hotel, dan terpaksa ia membawa Ela ke dalam kamarnya. Ali tersenyum, karena saat ini wanita itu tidur di kamar miliknya. Wajah itu begitu menenangkan. Ali menatap wajah cantik itu, dengan posisi menyamping. Di peluknya tubuh ramping itu, dan ia juga mencoba memejamkan matanya, melupakan semua yang ada. Beberapa jam kemudian ia terbangun, wanita itu masih tertidur pulas di dalam pelukkanya. Ali melepaskan dekapannya, dan ia lalu menegakkan tubuhnya, melangkah menuju kamar mandi. ********** Ela membuka matanya secara perlahan, awalnya kabur, lama kelamaan ia mencoba memfokuskan penglihatannya. Ela mengedarkan pandangannya ke segala penjuru ruangan, ia menegakkan punggunya di sisi tempat tidur, dan ia terpana menatap Ali disana. Laki-laki duduk di sofa dengan posisi menatapnya. Laki-laki itu tersenyum kepadanya. "Sudah bangun, cantik" Ela tersenyum, ia sungguh malu ketika Ali mengatakanya cantik. Ela lalu menutup wajahnya dengan bantal. "Pagi-pagi sudah, gombal". Ali melangkah mendekati Ela, wanita itu tersipu malu, ketika ia mengatakan cantik kepadanya. Oh Tidak, wanita itu sungguh menggemaskan, wajah itu sudah ia pastikan bersemu merah. Ingin sekali ia mengecup pipi itu. "Apa itu gombal?" Tanya Ali. Ela tertawa, ia menyingkirkan bantalnya ke samping, ia memberanikan diri memandang Ali yang sudah berada di dekatnya. "Gombal itu adalah tidak sesuai dengan kenyataan" timpal Ela. Ali mengerutkan dahi, "tapi kamu memang cantik Ela". "Dimana-mana jika seorang wanita bangun tidur itu, tidak ada yang cantik Ali". "Benarkah? Tapi menurut saya, wanita itu terlihat cantik ketika ia bangun tidur. Cantiknya alami, bukankah begitu". "Kamu pandai sekali membuat wanita senang" dengus Ela. Ali menatap Ela, ia tidak menanggapi ucapan wanita itu, "Ini sudah siang, Sebaiknya kamu mandi dan setelah itu kita cari makan". Ela tersenyum, ia senang karena ada yang memperhatikannya. Ali sungguh romantis sekali, ia tidak tahu berapa lama ia tidak pernah dimanjakan seperti ini. "Terima kasih". Ela menegakkan tubuhnya dan ia mengerutkan dahi, "ini kamar kamu atau kamar saya?" Tanya Ela. Masalahnya ia tidak melihat kopernya dekat lemari. Ia hanya melihat koper berwarna hitam dengan model yang berbeda dengan miliknya. "Ini kamar saya, kamu semalam tertidur di Minimarket. Saya tidak tega membangunkan kamu, jadi saya memutuskan untuk membawa kamu ke kamar saya saja". Ela mengangguk paham, "terima kasih, kamu tidak berbuat macam-macam terhadap saya?". Ali memicingkan matanya, Ia melipat tangannya di d**a, "jika saya berbuat macam-macam terhadap kamu. Seharusnya sekarang kamu sudah tidak berbusana El". Ela tertawa, "Kamu laki-laki sejati" ucap Ela. Ali tertawa atas penuturan Ela, ia tersenyum ketika Ela melangkah menjauhinya. "Terima kasih, saya harus kembali ke kamar saya". Ela lalu melangkah menuju pintu utama. Meninggalkan Ali begitu saja, yang tengah memandang punggungnya. *********** Satu jam kemudian, Ela sudah rapi dengan dress coklat, di padukan dengan sepatu boot hitam. Rambutnya ia biarkan terurai, Ela melangkahkan kakinya menuju kamar Ali. Ia akan menghabiskan liburannya dengan laki-laki tampan itu. Ini merupakan liburan yang paling menyenangkan. Ela menekan bel, dan sedetik kamudian, pintu itu terbuka. Ali kini sudah di hadapannya. Laki-laki masih sama, ia mengenakan topi hitam dan kini sedikit berbeda ia memakai kaca mata hitam. "Kenapa kamu suka sekali memakai topi?" Tanya Ela penasaran. "Bukankah saya lebih tampan mengenakan topi?" "Tapi kamu lebih tampan tidak menggunakannya, Al" ucap Ela jujur. Ali menaikkan alis sebelah, ia melangkah masuk ke dalam lagi. Ali membuka koper, dan mengambil topi hitam miliknya. Ali melangkah mendekati pintu utama, Ela masih di posisi yang sama. "Sebaiknya kamu juga menggunakannya" AlI lalu memasangkan topi itu di kepala Ela. "Kamu lebih cantik seperti ini" Ela hanya diam ketika Ali memasangkan topi di kepalanya. Ali menggegam jemari lentik Ela, melangkah menjauhi kamarnya yang sudah tertutup rapat. Ela hanya diam, sedikit aneh memang, bukankah seperti ini ia seperti berkencan dengan seorang artis, seperti ia lihat di infotainment, dan setelah itu menjadi hubungan skandal. Ia sudah seperti sepasang kekasih yang, tidak ingin di publikasikan keberadaannya. Oke sekarang ia menghayal terlalu jauh. Hayalannya tingkat tinggi, sadarlah Ali hanya laki-laki yang berkerja di perusahaan asuransi. Ela merasakan tangan hangat menyentuh permukaan kulitnya. Ela mensejajarkan langkahnya menuju lobby hotel. Ali memilih berjalan kaki, agar ia menikmati liburannya. Ali melirik Ela, wanita itu tengah menatapnya, "kenapa?" Tanya Ali. "Kita akan makan dimana?". "Di restoran Itali, saya ingin makan spaghetti dengan taburan keju mozarela". "Oke, saya suka itu". "Terima kasih". ***********
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN