Hasan melirik Ela, wanita itu hanya diam, dan ia lalu melanjutkan kata-katanya. "Ali dan Nihan sebenarnya akan menikah, tapi seminggu yang lalu Ali membatalkan pernikahan itu. Padahal semua media sewasta, telah meliput acara pernikahan mereka jauh-jauh hari, karena pernikahan itu akan sepektakuler, banyak desainer terkenal mejadi bagian acara itu".
"Sekarang kamu tahu, tiba-tiba Ali menghilang begitu saja, dan disini ia malah bersama kamu. Kalian seakan-akan sepasang kekasih yang sedang berbulan madu. Semua foto-foto kamu dan video kamu tersebar diseluruh media. Kamu bisa mengeceknya jika tidak percaya. Sungguh banyak penggemar Nihan menjelek-jelekkanmu disana. Banyak warga Libanon tidak suka terhadapmu, komentar miring, serta isu tidak sedap melayang kepadamu. Karena kamu telah menghancurkan impian mereka, karena kamu telah merebut Ali dari Nihan. Merusak pernikahan mereka".
Kepala Ela berdenyut hebat, ia tidak tahu akan berbuat apa mendengar penuturan Hasan. Oh Tidak, pantas saja Ali melarangnya bertemu Hasan. Inilah yang ia dengar dari mulut laki-laki itu, pantas saja Ali selalu mengenakan topi kemanapun ia pergi. Pantas saja laki-laki itu mengurungnya dikamar dengan alasan ia tidak ingin keluar. Pantas saja kemarin Ali menutup matanya dengan sepanjang jalan. Kenapa ia terlalu bodoh dengan kejanggalan tersebut.
"Nihan dan Ali memang sering terlihat di media. Semua orang mengenal Ali, siapa yang tidak mengenal Ali. Ali memang bukan artis, bukan bekerja di Tv, dia menjadi terkenal karena Nihan, kekasihnya yang telah ia pacari 5 tahun lamanya, dan kamu adalah penghancur hubungan itu. Itulah yang saya lihat di media" ucapnya lagi.
"Saya akan memperlihatkannya kepada kamu, jika kamu tidak percaya".
Hasan lalu mengeluarkan ponsel miliknya, dan ia membuka aplikasi google, ia mengetik Assad Alpharuz. Sedetik kemudian pencarian itu keluar.
Ela menatap wajah Ali disana bersama wanita cantik. Wanita itu sangat cantik dan gelamor. Hasan memperlihatkan itu semua, kepada Ela.
"Bukankah ini Ali mu itu, ini calon istri Ali, bernama Nihan" tunjuk Ela.
Ela hanya diam, hatinya semakin panas melihat ini. Setelah itu, Hasan membuka aplikasi you tube, ia memperlihatkan video-videonya yang di ambil amatir oleh seseorang disana. Ela semakin tidak percaya apa yang di lihatnya. Video-videonya bersama Ali, terlihat jelas disana. Kepala Ela semakin pusing, memikirkan nasibnya setelah ini. Nama baiknya hancur seketika, bukan kesenangan yang ia dapat, yang ia dapat malah berdampak buruk di kehidupannya.
Suasana menjadi panas, ia memandang Hasan dengan berani, "sudah cukup, terima kasih telah memberitahu saya" ucap Ela, ia menahan emosinya.
"Bisakah kamu keluar dari kamar saya, saya ingin sendiri"
Hasan menegakkan tubuhnya, ia menatap wanita itu, terlihat jelas wanita itu menahan emosi. Hasan sungguh kasihan melihat wanita itu, wanita itu hanya menjadi korban Ali. Ia seperti tidak tega meninggalkannya begitu saja. Wanita itu sama sekali tidak tahu apa-apa.
"Maaf, saya harus memberitahu kamu".
"Ya, tidak apa-apa, terima kasih telah memberitahu semuanya".
Hasan mendengar suara itu bergetar, wanita itu menahan tangis, "jika kamu butuh bantuan, saya bisa membantu kamu"
"Keluarlah, saya tidak ingin diganggu. Oh Tuhan kepala saya hampir pecah" Ela berjalan menuju pintu utama, ia memijit kepalanya, dan ia membuka pintu untuk Hasan.
Hasan memandang Ela, wanita itu menahan tangis. Ia lalu melangkahkan kakinya, sekali lagi menatap Ela, "saya hanya kasihan terhadap kamu" ucap Hasan.
"Saya tidak perlu dikasihani, keluarlah".
"Oke".
Hasan lalu keluar dari ruangan itu dan keluar dari pintu utama. Sementara Ela menatap punggung itu menjauh, dan menutup pintu itu kembali.
***********
Ela mengatur nafasnya, ia lalu meraih ponsel miliknya. Jujur selama ia menginjakkan ke kesini ia tidak pernah sekalipun membuka internet, Karena ia benar-benar akan menikmati liburan tanpa gaget. Ela mengikat rambutnya seperti ekor kuda.
Ela menarik nafas, ia mulai membuka aplikasi google, ia mulai mengetik nama Nihan. Nama itu lalu keluar, seketika dengan pencariannya. Ela memperhatikan satu persatu foto itu, benar apa yang dikatakan Hasan. Wanita itu sangat cantik, iris matanya berwarna kehijauan. Ia kembali menatap foto itu bersama Ali. Benar apa yang dikatakan Hasan, semua benar adanya. Ela mengetik nama Assad Alpharuz, sedetik kemudian pencarian itu keluar. Semua berita itu benar adanya, dan bodohnya ia percaya apa yang ia katakan.
Ela mulai membuka satu persatu informasi tentang laki-laki itu. Ela menahan amarah, ia membaca satu persatu tulisan yang ada di google itu, ada beberapa tulisan dirinya yang tidak ia mengerti, tulisan arab dan bahasa Perancis disana.
Ela membuka youtube dan menulis nama Asaad Alpharuz dipencarian itu. Ali hampir tidak percaya, apa yang dilihatnya. Berbagai banyak video dirinya dan Ali disana. Ela membuka video itu, dan melihat secara jelas, itu dirinya yang sedang tertawa memeluk Ali. Ela melihat lagi video-video tentang dirinya dan beberapa viral fotonya disana. Ela tidak sanggup lagi melihat itu. Ela menahan geram, kenapa ia terlalu bodoh tidak memikirkan itu.
Suara bell terdengar dari balik pintu. Ela tahu itu adalah Ali, siapa lagi yang bertamu malam-malam begini kecuali laki-laki berengsek itu. Ela membiarkan pintu itu berbunyi, ia tidak memperdulikan bunyi bell itu. Ela masih tidak terima atas perlakuan Ali terhadap dirinya. Bodoh, ia sungguh bodoh, "sial".
**********