Tak ada satu pun kalimat terdengar hingga makan malam usai. Bagas yang tengah sibuk bermain game itu sesekali memasukkan anggur hijau ke dalam mulut. Sementara itu di dapur, terdengar bunyi beberapa alat makan yang beradu saat Alana membilasnya satu per satu. "Kita harus bisa menjelaskan semuanya tanpa ada satu pun yang terlewat dan setelah itu baru kita bisa bercerai." Bagas mendadak termenung. Gerakan rahangnya memelan, lalu menatap sosok gadis yang kini berjalan ke arahnya dengan membawa segelas jus. Alana mendudukkan tubuhnya di atas karpet bulu dan mencari-cari acara TV yang menurutnya seru. "Hei," panggil Bagas pelan. Lelaki itu menjeda game yang tengah ia mainkan dan beralih menatap Alana di depan sana. "Ada apa?" tanya gadis itu tanpa menolehkan kepalanya ke belakang. "Kau