Bab 6. (Dijemput Ke Pulau Kematian)

1090 Kata
Nampak Lelaki Berewokan, lalu berinteraksi dengan Andro dan Noval. Dan ia pun lalu bertanya kepada Andro dan Noval. Dengan suara yang berat, khas suara seorang lelaki dewasa pada umumnya. "Apakah kalian berdua pemenang kuis itu?" tanya Lelaki Berewokan itu. Dengan tatapan memandangi Andro dan Noval dengan penuh seksama, secara bergantian. Seakan ingin memastikan jika dua mahasiswa itu, adalah pemenang kuis itu yang sebenarnya. Bukan seorang penyusup, yang akan mereka bawa ke Pulau Kematian.       Noval dan Andro sebenarnya tak suka dipandang dengan cara seperti oleh orang yang tak mereka kenal. Mereka berdua menilai cara yang dilakukan oleh Lelaki Berewokan itu, seakan sedang menyelidiki mereka secara paksa. Seolah dua mahasiswa itu sedang ditelanjangi di tempat umum saja. Namun mereka berdua sadar. Mereka berdua dalam posisi yang lemah. Karena kedua lelaki itu adalah penyelenggara kuis itu. Sedangkan Andro hanyalah pemenang kuis itu. Sementara Noval hanyalah pengganti dari Ayu. Mereka berdua seakan tak memiliki kekuatan untuk melawan sama sekali. Atau memiliki nilai tawar terhadap Lelaki Berewokan itu.       "YA!!" jawab Andro dan Noval serentak, dengan penuh kegagahannya.       "Mana buktinya!" tanyanya kembali dengan penuh ketegasannya.       Andro lalu menyerahkan Voucher yang ia bawa, sebagai pemenang kuis itu kepada Lelaki Berewokan itu. Yang langsung diterima dengan tangan kirinya. Lalu diamatinya dengan ketelitian tingkat tinggi.  "Dasar tidak punya attitude," gerutu Andro di dalam hatinya. Atas perlakuan Lelaki Berewokan itu, dengan tatapan penuh kekesalannya. Andro dan Noval terlihat saling pandang. Seakan ingin berbicara secara telepati tentang kelakuan Lelaki Berewokan itu. Setelah yakin, bila voucher yang diberikan oleh Andro asli dan tak ada hal yang patut dicurigai dari voucher itu. Lelaki Berewokan itu lalu memberikan voucher itu kembali kepada Andro.  Dan lalu ia pun bertanya kepada Noval.     "Sekarang punya kau mana?" tanyanya kepada Noval, dengan tatapan tajam kepada mahasiswa itu. "Nih!" timpal Noval, sembari menyerahkan voucher milik Ayu, kepada lelaki berewokan itu. Yang diterima dengan tangan kirinya. "Apa mungkin dia kidal?" tanya Noval di dalam hatinya, dengan rasa penasaran yang sangat tinggi.       Tampak Lelaki Berewokan itu meneliti voucher yang diberikan oleh Noval, dengan penuh seksama. Seakan ia ingin memastikan, jika Noval. Adalah benar-benar pemenang kuis itu. Hingga ia pun melihat kejanggalan pada voucher yang diberikan Noval kepada dirinya. Karena nama yang tertera pada voucher itu, adalah Ayu Puspita. Yang merupakan nama seorang perempuan.       "Ini bukannya milik Ayu Puspita?" tanyanya dengan penuh selidik, dengan tatapan mata tajam ke arah Noval.        "Iya Mas, tapi Ayunya tidak bisa datang. Jadi saya yang menggantikannya," timpal Noval, memberi alasan kepada Lelaki Berewokan itu.        Tampak Lelaki Berewokan itu berbincang dengan Lelaki Klimis dan berwajah oriental. Dan sepertinya Lelaki Klimis itu adalah atasannya. Yang dapat memberikan keputusan, bisa tidaknya Noval ikut bersama Andro dan pemenang kuis lainnya.       "Bagaimana Bos?" tanyanya, dengan nada seolah sedang meminta kepastian kepada bosnya.       "Ya sudah, bawa saja ...," jawab Lelaki Klimis itu, kepada Lelaki Berewokan, tanpa berpikir panjang lagi.       "Ya sudah, mari kalian berdua ikut saya ke dalam bus," ujar Lelaki Berewokan itu, dengan nada yang dingin. Tanpa senyum sekali yang menghiasi wajahnya sejak dari awal. "Oke!" sahut Andro, lalu mengambil tas ranselnya, yang ia tenteng. Tanpa ada niatnya sama sekali untuk ia naikkan ke pundaknya. Seusai mengucapkan akan hal itu. Lelaki Berwajah Berewokan itu, segera masuk ke dalam minibus. yang diikuti oleh Andro, Noval dan Lelaki Klimis itu dari belakang.       Di dalam mobil ELF itu, terlihat sudah berkumpul seluruh peserta dari pemenang kuis aneh itu. Yang entah berasal darimana saja asal mereka. Seluruh pemenang kuis itu berjumlah 10 orang termasuk Andro dan Noval. Yang duduk di belakang pintu masuk. Sedangkan si Lelaki Klimis dan Lelaki Berewokan duduk di bangku depan dekat sopir. Yang terlihat hanya terdiam. Seakan tak mengenal Lelaki Berewokan dan Lelaki Klimis itu. Tampak seorang lelaki dewasa lagi, yang sepertinya kernet dari mobil ELF itu. Menutup pintu mobil ELF itu, dengan tangan kirinya. Sepertinya ia kidal, seperti si Lelaki Berwajah Berewok itu. Yang diperhatikan oleh Noval dengan penuh seksama. "Apa dia kidal juga?" tanya Noval di dalam hatinya dengan penuh selidik. Menatap kernet itu dengan penuh keheranannya. Yang langsung saja memberikan Noval sebuah senyuman. Ketika Kernet itu mengetahui jika dirinya sedang diperhatikan oleh kernet itu. Tak ada pilihan bagi Noval, kecuali membalas senyuman dari kernet itu. Lalu menatap ke arah Andro yang ada di kanannya. Yang sedang sibuk dengan game onlinenya. Hingga tak mempedulikan apa pun yang terjadi di tempat itu. Setelah pintu mobil ELF itu tertutup. Mobil ELF itu pun lalu melaju meninggalkan jalan desa itu. Lalu menyusuri jalan yang berada di tepi pantai, dengan kecepatan standar. Semakin menjauhi keramaian saja.       Setelah melakukan perjalanan yang cukup lama. Akhirnya mobil ELF itu pun berhenti pada sebuah dermaga yang tak dikenal oleh semua pemenang kuis itu. Yang entah berada di mana. Di dermaga itu terlihat sebuah kapal laut berukuran 10×3 meteran, yang tengah bersandar dan menunggu mereka sejak dari tadi. Ternyata bukan Speedboat yang akan mengantarkan mereka ke arah Pulau Kematian, tapi sebuah kapal laut kecil. Yang mampu memuat mereka semua sekaligus di dalam kapal laut itu. Tak sesuai dengan pemberitahuan dari pihak penyelenggara kuis itu. Aroma laut pun tercium oleh mereka semua, dengan begitu jelasnya. Aroma yang sangat jarang dicium oleh para pemenang kuis itu. Nampak lelaki yang bertugas sebagai kernet, lalu membuka pintu minibus itu dengan tangan kirinya. Lalu keluar dari dalam minibus itu, sebagai yang pertama.       "Kita akan berganti moda transportasi, untuk menuju Pulau Kematian ...," ujar Lelaki Berewokan itu, datar dan dingin tetapi tegas. Lalu melangkahkan kakinya keluar dari dalam mobil ELF itu. Yang diikuti oleh Lelaki Berwajah Klimis di belakangnya.         Terlihat Noval dan Andro lalu mengikuti langkah kaki mereka, yang diikuti oleh 8 pemenang kuis lainnya. Dengan pikiran mereka masing-masing. Setelah mereka semua keluar dari mobil ELF itu. Si kernet bertangan kidal lalu masuk kembali. Dan menutup kembali pintu mobil ELF itu.  Dan sesaat kemudian mobil ELF itu pun lalu meninggalkan pantai itu, entah dengan tujuan ke mana.      Saat mobil ELF itu benar-benar sudah menghilang dari penglihatan mereka semua. Satu persatu mereka pun menaiki kapal laut itu.  Setelah mereka semua ada di dalam kapal laut itu. Kapal laut itu pun lalu melaju dengan cepatnya di atas perairan Selat Sunda, yang memisahkan Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera sedari dulu. Yang konon tercipta karena letusan dahsyat Gunung Krakatau Purba. Sebelum zaman sejarah.       "Entah di mana letak Pulau Kematian itu? Apakah pulau itu hanya ada di dalam khayal saja. Atau mungkin pulau itu berada di neraka?" tanda tanya itu terus mengembang di kepala Noval. Dan mungkin para pemenang kuis lainnya juga. Yang memiliki pertanyaan yang sama, dengan pertanyaan yang ada di benak Noval. Tentang keberadaan Pulau Kematian yang sesungguhnya. Yang benar-benar tak mereka ketahui sama sekali keberadaannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN