CHAPTER 43 “Kamu apakan putri saya?!” Buk! Brendon tersungkur ke lantai mendapati belakang lehernya dipukul benda tumpul, ia pingsan di tempat. Walau sebelum gelap ia bersyukur berhasil mengalirkan keseluruhan roh Sayla di dalam badannya ke badan aslinya. Kini, gadis itu mengejak, pendeteksi jantungnya tak beraturan. Ibu Sayla datang dan tentu panik, mereka benar-benar panik. Kini sang ayah dengan wajah marah serta sedih mengangkat badan Brendon, yang terbangun karena hal itu, ia memegang kerahnya. Ibu Brendon serta sang bibi menangani sang gadis yang masih mengejang, Brendon ternganga melihat garis serta panah naik turun kecil, sebelum akhirnya kejangan berhenti karena panah di monitor lurus.
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari