Cobaan datang lagi setelah aku membawa masalahku ke rumah ini. Hari dan malam ini mungkin jadi malam terpanjang dalam hidupku selama ini. Mataku sukses tak terpejam hingga pukul 3 dini hari. Suasana rumahku yang tadi sudah hening dan damai setelah aku datang dengan masalah kembali rumit dan ribut. Ternyata Kak Nindy juga datang ke rumah membawa cobaan baru untuk kedua orang tua kami. Sejam yang lalu, dia datang bersama suaminya membawa kabar dan tindakan yang menakutkan. Bagaimana bisa lisan Kak Nindy yang selama ini halus dan lembut bisa mengancam anaknya sekasar itu. Ketika dirinya selesai mengancam Khanza, bayi 18 bulan itu makin menangis keras. Melihat bayinya menangis, Kak Nindy malah cuek dan duduk di kursi ruang tamu. Tak ada inisiatif darinya untuk