Vanilla menganggap bahwa ini semua mungkin sebagai balasan untuknya yang telah membuat Arvy buta. Hingga akhirnya Vanilla tak lagi melawan dan membiarkan Arvy menyentuhnya hingga pria itu bisa menuntaskan semua hasrat dan dendamnya menjadi satu. Arvy dengan penuh kemarahan sekaligus hasrat yang tinggi, membuka seluruh pakaian Vanilla tanpa tersisa. Pakaian itu sedikit sobek karena Arvy membukanya cukup kasar. Di atas karpet, Arvy menelusuri tubuh Vanilla dengan begitu buasnya. Dia menyesapi seluruh tubuh Vanilla hingga membuat tanda merah hampir di seluruh tubuh wanita itu. Vanilla menatap wajah Arvy yang awalnya penuh dengan kemarahan, namun kini berganti dengan gairah yang tampaknya sudah meledak di dalam dirinya. “Lakukan perlahan, Arv. Aku tak akan ke mana pun.” Ucapan Vanilla