5 | come with me

1270 Kata
"Hah? Saya kerjanya bukan di kantor tapi di rumahnya Pak David, Mbak?!" Sepasang bola mata Sybil seolah hampir keluar karena dirinya kaget bukan main ketika menanyakan itu kepada Gisella yang baru saja menjelaskan sesuatu padanya, tepat setelah Sybil menandatangani kontrak kerjanya. Kini wajah Gisella sudah sangat cerah, tentu saja. Setelah sekian lama, akhirnya ia berhasil mendapatkan seseorang yang mau pekerjaan ini. Meski bergaji dua digit untuk pekerjaan mengurus kucing, tentu tidak banyak lulusan S2 yang mau. Kebanyakan dari mereka merasa gengsi dan malu dengan gelar. Askana Sybil adalah orang pertama yang mau dan Gisella sangat senang karena itu. Gisella pun mengangguk semangat menjawab pertanyaan Sybil tadi. "Kan kucing-kucingnya Mr.David ada di rumahnya, Sybil. Bukan disini." "Jadi, setiap hari saya harus kerja di rumahnya Pak David?" "Iya." "Saya sendirian?" "Ya enggak dong, kan di rumah Mr.David banyak pegawai lain." Sybil merasa sedikit lega, walau tetap saja dirinya ngeri membayangkan akan bekerja di rumah David yang mana artinya dekat dengan pria itu. Hiiih, bulu kuduk Sybil meremang, teringat pada rumor-rumor yang diberitahukan Rega padanya semalam. Pikiran buruk Sybil pun muncul. Bohong kalau dia bilang tidak takut pada David. Sybil jelas takut dan hanya bisa berdoa semoga saja walau bekerja di rumah pria itu, ia tidak akan sering-sering berhubungan dengannya. Kalau sampai hal buruk terjadi padanya nanti, Sybil akan sangat menyesali keputusannya menerima pekerjaan ini dan menyalahkan dirinya yang dengan mudah tergiur dengan pendapatan dua digit, yang tentu tidak akan mudah didapat oleh seorang fresh graduate sepertinya. "Sekarang kita ke rumah Mr.David ya. Kebetulan, hari ini Mr.David lagi nggak ada jadwal dan cuma di rumah seharian. Beliau juga udah nunggu kamu dan nanti mau briefing kamu untuk pekerjaan ke depannya." Perut Sybil langsung mulas mendengar itu. Ia merasa gugup, sekaligus takut. Namun, dirinya hanya bisa menganggukkan kepala dan menuruti Gisella. Beberapa saat kemudian, mereka sudah berada di dalam mobil dan pergi menuju rumah David Almero Wicaksono. Di sepanjang perjalanan, overthinking Sybil semakin menjadi-jadi. Ia tidak bisa memikirkan hal-hal buruk dan ia menyalahkan Rega untuk itu semua. Gisella yang sedang menyetir pun bahkan menyadari ketegangan di wajah Sybil. "Sybil, santai aja. Kamu nggak perlu tegang begitu," tegur Gisella diiringi tawa kecil. Mana bisa! Teriak Sybil dalam hati. Hanya saja, ia tidak bisa betulan berteriak begitu dan berujung hanya tersenyum meringis. "Pasti kamu ngerasa pressure banget ya karena harus kerja di rumah Mr.David?" Sybil mengangguk jujur. "Eh, nggak apa-apa kok, percaya deh. Mr.David juga sebetulnya jarang di rumah kalau siang, kecuali kalau beliau lagi libur kayak hari ini. Jadi, kamu nggak akan sesering itu ketemu Mr.David, kalau-kalau kamu khawatir." That sounds like a good thing, right? Hanya saja, Sybil tetap merasa tidak lebih baik. Ia jadi ikut curiga pada Gisella. Bisa saja, Gisella tidak mengatakan yang sebenarnya. Astaga, pikiran Sybil sudah benar-benar seperti skenario sinetron. "Lagipula, Mr.David juga kagum banget sama kamu karena kemarin, kamu berhasil bikin Roxy dan Oleo makin lengket. He's so excited to meet you today." Sybil menelan ludah. Seharusnya, ia senang dipuji, tapi kenapa rasanya jadi creepy sih? "Dan Mr.David itu baik, walau kadang kelakuannya suka bikin sakit kepala. Tapi dia baik kok. Dari awal saya kerja sampai sekarang, kebaikannya tetap sama." "Mbak Gisel udah lama kerja sama Pak David?" Sybil baru bersuara menanggapi. Gisella mengangguk. "Lumayan. Udah lima tahun." "Mbak, saya boleh tanya sesuatu, nggak?" "Boleh dong." "Maaf ya, Mbak, sebelumnya. Saya nggak maksud apa-apa, tapi saya cuma mau memastikan sesuatu." Sybil tahu kok, apa yang akan ditanyakan ini sama saja dengan cari mati. Tapi bodo amat lah, Sybil harus dapat jawaban supaya bisa sedikit merasa tenang. "Saya dengar rumor-rumor nggak baik tentang Pak David. Apa...apa rumornya..." Gisella menghembuskan napas dalam. "Semuanya nggak ada yang benar," jawab Gisella, bahkan sebelum Sybil selesai bicara. "Kalau rumornya benar, nggak mungkin saya bisa bertahan bekerja sama Mr.David selama ini." Jawaban Gisella terdengar serius sampai-sampai Sybil tidak punya pikiran untuk meragukan jawabannya dan jadi merasa bersalah sendiri. "Maaf, Mbak..." "No need to. Saya nggak heran kamu nanya begitu, karena memang banyak rumor buruk tentang Mr.David. Tapi saya bisa jamin semuanya nggak ada yang benar. Dan saya yakin, kamu bisa lihat itu semua nanti," ujar Gisella. "Mr.David itu...image aslinya beda jauh sama rumor-rumor yang ada." Sybil jadi bertanya-tanya, sejauh apa? *** Jawabannya, mungkin jauh sekali. Sebab Sybil langsung dibuat terkaget-kaget dengan kelakuan David begitu dirinya baru sampai di rumah pria itu yang sangat megah, hingga nyaris membuat Sybil tercengang dan berpikir, David ini benar-benar crazy rich. Ketika Sybil masuk ke dalam rumah bernuansa putih itu bersama Gisella, David langsung menyambut mereka. Yang mengejutkan, pria itu berjalan dengan naik hoverboard, lalu mengenakan celana pendek, jubah berbulu, serta sandal rumah bermerek gucci. "Halooo, akhirnya yang ditunggu datang juga." David menyapa Sybil dan Gisella dengan sangat ceria. Tingkahnya yang seperti itu tentu saja langsung melunturkan image cool yang biasa ditampilkannya di media sosial. Terlebih lagi jubah berbulu itu dan ditambah rambut David yang hari ini tidak tertata rapi seperti kemarin, membuat penampilannya sungguh berbeda. Pria itu jadi less intimidating, tidak seperti kemarin saat dirinya mengenakan setelan jelas lengkap, rambut ditata rapi, dan auranya memancarkan aura pemimpin sejati. Sekarang, David hanya terlihat seperti seorang laki-laki kaya yang kurang kerjaan. Dan juga, pria itu jadi terlihat lebih muda. "Selamat pagi, Mr.David." Gisella menyapa ketika David turun dari hoverboard dan berada tepat di hadapan mereka. David memberikan senyuman lebar pada Gisella, kemudian beralih pada Sybil di sebelahnya. Senyum David masih merekah lebar, membuat Sybil ikut menyunggingkan senyum kaku padanya. "Selamat pagi." David berujar kepada mereka berdua, namun pandangannya tertuju pada Sybil. "Dan selamat datang untuk Askana Sybil. Terima kasih sudah mau bekerja sama saya." Sybil mengangguk. "Terima kasih juga, Pak David." Senyuman David luntur dan ia merengut seraya menggoyangkan jari telunjuknya di depan wajah Sybil. Diam-diam, Gisella memutar bola mata, tahu betul apa yang akan dikatakan David selanjutnya. Dengan bibir yang bergerak tanpa suara, Gisella mengikuti perkataan David. "Berhubung sekarang kamu sudah resmi kerja sama saya, jadi saya bebas mau dipanggil apa, kan? Nah, jangan panggil saya Bapak, oke? Saya nggak suka dan saya bukan bapak-bapak. Just call me Mr.David." Sybil tersenyum meringis. Ia baru sadar, pantas saja sedari tadi Gisella selalu menyebut Mr.David ketimbang Pak David. Ternyata ini alasannya. "Oke, Mr.David." David kembali tersenyum senang karena dipanggil begitu. "Gisella sudah menjelaskan gambaran secara garis besat pekerjaan kamu, kan?" Sybil mengangguk. "Sudah, Pa—maksud saya Mr.David." "Good. Kalau gitu, sekarang kita langsung pergi ke kamar anabul-anabul saya. Kamu harus kenalan sama mereka, sekaligus saya juga akan menjelaskan beberapa hal ke kamu." David beralih pada Gisella. "Kamu mesti balik ke kantor kan, Gisel?" "Yes." "You can go now." "Thank you, boss!" Gisella tersenyum senang dan terlebih dahulu memberikan kata-kata semangat pada Sybil sebelum pada akhirnya melenggang santai meninggalkan Sybil hanya berdua dengan David saja. Sybil panik dan berusaha sebaik mungkin menyembunyikan kepanikan itu. Astaga, dia ditinggal berdua dengan David! Dan sedaritadi, Sybil tidak melihat orang lain di rumah ini, kecuali pihak sekuriti yang ada di gerbang depan. Asal kalian tahu saja, jarak antara gerbang depan dan pintu rumah ini lumayan jauh. Kalau terjadi apa-apa dan Sybil teriak, mungkin tidak akan ada yang mendengar. Lalu, Sybil harus a— "Askana Sybil?" Sybil tersentak dari lamunan dramatisnya ketika David menjentikkan jari di depan wajahnya. "Ya?" David sudah naik lagi ke hoverboard dan memberikan gestur tangan agar Sybil mengikutinya. "Come with me," ujar David seraya menaikkan kedua alis. Sybil merinding. Walau tadi Gisella bilang rumor-rumor buruk tentang David tidak ada yang benar, namun tetap saja kengerian itu masih ada. Dan Sybil yakin sekali kalau pria yang sudah resmi menjadi bosnya ini, kemungkinan besar tidak bisa ditebak seperti apa sifat aslinya. Di media, David Almero Wicaksono terlihat seperti seseorang yang dingin dan berwibawa. Sekarang, David Almero Wicaksono terlihat baik hati dan easy going. Entah nanti David Almero Wicaksono akan terlihat seperti apa lagi, Sybil tidak tahu. Tapi apapun itu, semoga saja bukanlah hal yang buruk dan membahayakan. Oke, baiklah. Otak Sybil memang sinetron abis.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN