Tidak terasa, hampir sebulan sudah Sybil bekerja menjadi pengurus kucing-kucingnya David. Dan jujur saja, Sybil rasa ia mulai menikmati pekerjaan ini. Meski beberapa kali, Sybil terkena zonk dan harus membersihkan pup kucing-kucing David yang sembarangan ketika mereka sedang nakal.
Tapi terlepas kenakalan mereka yang tidak terduga, pekerjaan Sybil bisa dibilang cukup santai. Berdasarkan jadwal yang diberikan David padanya, ada beberapa hal yang wajib dilakukan oleh Sybil.
Di pagi hari saat dia baru datang, yaitu sekitar pukul delapan, ia diharuskan untuk memberi mereka semua sarapan dan memastikan keempatnya makan dengan baik.
Setelah sarapan, Sybil diharuskan untuk mengajak Roxy, Oleo, Golden, dan Lulu untuk bermain di luar rumah. David bilang, cukup lepaskan mereka di halaman belakang dan biarkan mereka semua berpetualang. Sybil hanya perlu mengawasi jangan sampai mereka bersembunyi ke tempat yang sulit dijangkau, apalagi sampai keluar pagar. Dan jangan sampai mereka menelan sesuatu yang tidak seharusnya.
Agenda main di luar ini biasanya selesai sekitar pukul sepuluh. Dan setelah mereka masuk lagi ke dalam cat room, Sybil memberi mereka snack atau vitamin. Kemudian mereka dibebaskan untuk bermain di cat room atau tidur, sementara Sybil membersihkan litter box mereka dan menyikat bulu-bulu yang menempel di karpet.
Jika pekerjaan Sybil itu selesai sebelum jam dua belas, maka Sybil bisa bersantai. Entah itu bermain bersama mereka, mengajari mereka beberapa tricks, atau bersantai di ruangan khusus untuknya yang ada disana.
Iya, Sybil punya ruangan khusus di cat room tersebut dan ruangannya nyaman karena ada tempat tidurnya. Kata David, jika nanti David ada agenda keluar kota atau negeri sehingga tidak bisa pulang ke rumah, Sybil harus menginap dan tidur disana. Jadi, bisa dibilang ruangan itu adalah kamarnya Sybil. Dan kamarnya menyambung dengan cat room ini.
Jam dua belas, mereka akan makan siang. Dan setelah makan siang, biasanya keempat kucing itu akan tidur sampai sore. Sybil pun kembali punya waktu luang sampai jam kerjanya berakhir.
Waktu luang itu biasanya akan digunakan Sybil untuk ikut tidur di sebelah kucing-kucing menggemaskan tersebut, atau berkeliling ke area rumah David yang boleh dimasukinya. Kadang Sybil juga sering main ke dapur untuk mengobrol bersama asisten rumah tangga David yang jumlahnya tentu lebih dari satu. Untungnya, mereka semua ramah-ramah sehingga bisa dianggap Sybil sebagai rekan kerja.
Nah, jadwal itu akan berbeda lagi kalau sudah tiba saatnya bagi keempat kucing itu untuk grooming atau check up rutin ke vet. Sybil bisa nyaris seharian di luar rumah dan jadi supir untuk menunggui mereka.
But after all, semuanya menyenangkan. Nyaris setiap hari bertemu dengan Roxy, Oleo, Golden, dan Lulu, menjadi sumber kebahagiaan tersendiri bagi Sybil. Yah, walaupun Sybil tidak memberitahu pekerjaan aslinya ini kepada keluarganya. Mereka tahunya Sybil bekerja di kantor W Entertainment.
Sybil memutuskan untuk tidak memberitahu kebenarannya karena tidak ingin mereka khawatir atau apa. Terlebih lagi Rega. Jika sampai Rega tahu selama ini Sybil bekerja di rumah David, mungkin ia akan khawatir setengah mati. Padahal, rumor-rumor yang diberitahu Rega waktu itu belum ada yang terbukti sama sekali.
Sejauh ini, David Almero Wicaksono adalah orang yang baik dan sangat menyayangi kucing-kucingnya seperti anak sendiri. Yah, walau terkadang kelakuan David bisa dibilang aneh sih. Dan David juga cerewet abis!
"Sybil, kemarin harusnya jadwal saya ngajak anak-anak jalan keluar, tapi berhubung kemarin saya ada kerjaan jadi nggak bisa. Hari ini kamu ajak mereka jalan, ya? Nggak perlu jauh-jauh, di sekitaran komplek aja."
Pagi ini Sybil baru datang dan David yang sudah rapi dengan setelan kerjanya menghampiri Sybil di cat room dan berujar begitu padanya.
Setiap weekend atau hari liburnya, David memang senang mengajak kucing-kucingnya jalan pagi di sekitar lingkungan rumah mereka. Dan kalau di jatah liburnya David absen melakukan itu, keesokan harinya David pasti meminta Sybil untuk menggantikannya.
Sybil diam-diam mengerang. Ia pernah sekali mengajak mereka jalan-jalan dan sumpah, rasanya capek sekali karena harus mengontrol empat kucing yang sangat aktif dan suka lari-lari.
Tapi, memangnya Sybil punya pilihan untuk menolak? Tentu saja tidak.
"Siap, Mr.David. Nanti habis mereka sarapan, saya ajak mereka jalan-jalan."
David mengacungkan kedua ibu jarinya. "Good," katanya sambil tersenyum. "Kalau kamu kewalahan bawa mera pakai tali, kamu bisa pake stroller itu. Saya baru beli."
Sybil melihat ke arah yang ditunjuk David dan memang benar, terdapat stroller hitam yang sepertinya khusus untuk hewan peliharaan. Stroller itu bertingkat dua sehingga keempat kucing David bisa masuk sekaligus kesana.
Tidak bisa bohong, mata Sybil berbinar-binar melihatnya. Yes! Sybil jadi tidak perlu lari-lari menyeimbangkan langkah dengan mereka kalau pakai itu.
"Iya, Mr.David. Nanti saya pakai stroller-nya."
"Tapi, walaupun pakai stroller kamu tetap harus hati-hati ya. Jangan sampe ada yang kebuka, takutnya nanti mereka loncat keluar terus kabur. Apalagi Golden tuh harus hati-hati. Kalau udah lepas pasti sudah ditangkep dia, kamu tau kan?"
Yak, kebawelan Mr.David sudah dimulai. Untungnya Sybil mulai terbiasa sehingga merasa biasa saja mendengarnya dan hanya mengangguk tanda paham.
"Tapi saya nggak tau juga mereka betah atau enggak pakai stroller itu. Kalau nanti ada yang nggak betah, nggak apa-apa kamu pakein tali aja. Paling si Oleo sih, kalau yang lain kayaknya anteng. Kamu bisa kan, dorong satu stroller sama handle satu yang jalan pake tali?"
"Bisa, Mr.David."
"Good. But still, you have to be very careful. Jaga mereka baik-baik, diawasin yang bener, jangan sampe ada yang lepas. Saya nggak mau ya dengar kabar mereka kabur apalagi sampe hilang. Kamu nggak mau kan saya hilangin juga?!"
"Ya enggak dong, Mister." Sybil tersenyum meringis. "Mr.David tenang aja. Saya bakal jaga mereka baik-baik. Saya janji."
"Awas ya kalau kamu ingkar janji." Mata David menyipit, lalu ia memberi gestur tangan yang diayunkan ke leher. "You die."
Sybil hanya mengangguk dan mempertahankan senyumannya. Gertakan David mungkin kesannya menyeramkan, tapi Sybil sudah tidak setakut dulu. Karena selama hampir satu bulan ini, Sybil banyak melihat sisi David yang jauh di luar kata menyeramkan.
David pun beralih pada kucing-kucingnya yang baru saja selesai sarapan. Satu kebiasaan David yang dilihat Sybil tidak pernah absen dilakukannya adalah memberi kecupan pada setiap kucing, sebelum dirinya berangkat ke kantor.
Roxy, Oleo, Golden, dan Lulu benar-benar dianggap David sebagai anaknya sendiri. Sebagian orang yang melihat mungkin akan menganggap kalau itu aneh. Tapi sebagai seseorang yang mengerti perasaan pecinta kucing lain, Sybil menganggap kalau David itu sangat manis.
Manis terhadap kucing-kucingnya ya, bukan David-nya yang manis! Sybil sih ogah menganggap David manis. Walau memang kenyataannya begitu, tapi berpikir seorang om-om manis dan tampan rasanya sangat salah.
"Be good okay, kids? Daddy gotta go." David berkata begitu pada para anabul kesayangannya, usai mencium mereka satu per satu. Lalu, ia beralih pada Sybil. "Saya pergi dulu ya, Sybil. Ingat loh, jaga mereka baik-baik."
"Iyaaaa, Mr.David."
Beberapa detik kemudian, David sudah meninggalkan cat room. Namun, tidak lama kemudian suaranya kembali terdengar dalam sebuah teriakan yang melengking.
Sybil dan keempat kucingnya sampak terkejut bukan main.
"ARGHHHH, KENAPA DI RUMAH INI MASIH ADA KECOANYA?! BI SURTI!!!!"
Napas Sybil terhela.
Itulah salah satu alasan, mengapa seorang David Almero Wicaksono tidak lagi terkesan semenyeramkan waktu itu. Bahkan Sybil nyaris lupa tentang rumor-rumor buruk yang pernah didengarnya tentang David.
Karena rasanya tidak mungkin saja ada seorang penjahat kelamin yang bisa teriak-teriak heboh hanya karena seekor kecoa.
***
"Meow! Meow! Meow!"
Sedari awal keempat kucing David dimasukkan ke dapam stroller, yang paling heboh dan terus bergerak ingin keluar adalah Golden.
Si scottish fold yang paling bungsu itu tidak bisa berhenti mengeong. Padahal Sybil juga baru berapa langkah keluar dari pagar rumah David. Golden juga memberontak dan mencakar-cakar sisi stroller, berusaha keras untuk keluar. Sungguh berbeda dengan kakak-kakaknya yang anteng dan hanya duduk diam sembari melihat ke sekitar.
"Meowww! Meowww! Meowww!"
Karena suara mengeong Golden yang semakin keras, Sybil pun menghentikan langkah dan berhenti mendorong stroller.
"You really don't like it here, hm?" Tanya Sybil. Dan yap, Sybil menggunakan bahasa Inggris karena peraturan dari David. Kucing-kucingnya harus selalu diajak bicara dengan bahasa Inggris, karena itulah David memberi kualifikasi fasih berbahasa Inggris untuk pekerjaan ini.
Aneh memang, tapi David beralasan jika kucing-kucingnya yang semua datang dari luar negeri hanya bisa berbahasa Inggris.
Pernah sekali Sybil bicara pada mereka dengan bahasa Indonesia di depan David dan ia langsung mendapat teguran keras.
"English, Sybil! Don't you dare talking to them unless in English!"
Daripada kena semprot lagi, Sybil memilih cari aman dan selalu bicara pada keempat anak bulu tersebut menggunakan bahasa Inggris.
"Meow!" Golden menjawab pertanyaan Sybil tadi.
"You wanna go out and walk with your harness?"
"Meow!" Golden menjawab lagi, seolah mengiyakan tawaran Sybil yang hendak membawanya berjalan dengan tali.
Sybil menghela napas. Dari dalam stroller, Golden menatapnya dengan sepasang mata yang membulat. "Alright, Goldie, Alright. I'm gonna take you out. No need to stare at me so cutely like that."
Menuruti permintaan Golden yang sebenarnya tidak bisa bicara, Sybil pun mengambil harness yang memang dibawanya sesuai dengan pesan David sebelumnya. Kemudian, ia membuka penutup stroller dan mengeluarkan Golden.
Setelah dikeluarkan, barulah Golden berhenti mengeong dengan berisik. Sybil pun berjongkok untuk memasangkan harness pada Golden dan kucing itu pun hanya menurut.
"Done." Sybil baru berdiri lagi setelah tugasnya selesai dan ia memegang erat tali harness Golden supaya kucing kecil itu tidak kabur. "Please walk slowly, okay?"
Golden tidak menjawab, sudah sibuk mengendus-ngendus aspal di jalanan komplek perumahan mewah tempat David tinggal ini. Sybil tertawa kecil melihat kelakuan menggemaskannya.
"Now let's-" kalimat Sybil terpotong saat ia beralih pada stroller dan mendapati Lulu, yang sebelumnya ditempatkan di bagian stroller yang sama dengan Golden, sudah tidak berada di tempatnya lagi. Bagian stroller di tingkat atas itu sudah kosong dengan keadaan penutup stroller yang terbuka. Tadi, Sybil lupa menutupnya kembali.
Oh, s**t.
Sybil melihat ke sekeliling jalan untuk mencari keberadaan Lulu. Dan...nihil. Lulu tidak terlihat dimana-mana.
Oh, s**t. Oh, s**t. Oh, s**t.
Kepanikan langsung menyergap Sybil.
Satu anak bulu kesayangan David hilang.
"ARGHHH, MAMPUSSS GUE."