Melawan Calon Pelakor

912 Kata
Ainun meninggalkan dua mahluk menyebalkan itu melongo di dapur. Dari tatapan mereka, Ainun bisa melihat kalau Anita kaget dan tidak percaya. Apalagi tatapan Danis suaminya yang selama ini angkuh, dingin dan jumawa, dia lebih kaget dari Anita. Tepatnya shock, mendapati istrinya yang selama ini dikiranya bodoh, polos dan lemah berubah keras dan sedikit bar-bar. Hmm, kamu pikir air mata itu ibarat lautan yang tidak akan habis meski mengalir setiap hari? Kamu pikir aku malaikat yang memiliki kesabaran tak bertepi? Kemarin aku memang lemah, karena aku tidak sadar sedang berhadapan dengan manusia-manusia berkedok indah, tapi berhati busuk. Bisik hati Ainun. Sekarang? Ainun tersenyum kecut. Lebih baik air mata ini dia tumpahkan di atas sajadah sebagai pengakuan pada Allah atas segala salah dan khilafnya selama ini.Tak Sudi Ainun menangis untuk pria tak berperasaan meski bergelar imam dalam hidupnya. Ainun kembali merebahkan tubuhnya di kasur. Semenjak telat bulan dan hamil muda badannya terasa lemah dan kepalanya keliyengan. Apalagi di pagi hari,apapun yang masuk pada perutnya meronta-ronta ingin keluar kembali. Danis tahu kalau dirinya mengalami morning sicless, tapi tak sekalipun pria itu perduli. Menyakitkan. Ainun menarik nafas dalam-dalam, mencoba menghirup udara sebanyak-banyaknya agar rongga dadanya penuh dengan oksigen dan perasaan sakit dan mengganjal semenjak mendengar percakapan Danis, Mama dan Anita segera pergi. Teringat kalau dia tengah mengandung, Ainun sadar dia harus pandai-pandai menghibur diri sendiri. Telinga Ainun samar menangkap suara Anita yang ribut minta dinyalakan AC, karena di kamar tamu katanya terasa panas dan gerah. " Di sana AC nya rusak, Anita." Terdengar Danis memberi tahu. "Mana bisa aku tidur di kamar yang panas dan pengap, Mas." Suara Anita terdengar manja. Lebay, decih Ainun. Bahkan dia tidur di kamar belakang yang lebih kecil pun gak merasa panas. Apalagi udara cenderung dingin akhir-akhir ini. "Besok Mas datangkan tukang servis. Sekarang sabar dulu kalau sedikit panas." "Hadeuh." Terdengar Anita menggerutu. Ainun tidak bisa membayangkan ekspresi wajah Danis. Pria itu laksana raja selama ini. Apapun dilayani di rumah ini. Sebagai istri yang sangat mencintai suaminya, Ainun begitu berbakti semua kebutuhan Danis dilayani dari A sampai Z. Ainun tidak pernah mengeluh apapun yang jadi tanggung jawabnya di rumah ini, mulai dari masak, bebenah bahkan sampai pasang gas dan urusan AC mati tak sekalipun membuat Danis pusing. Ainun baru saja melipat sajadah sehabis solat Isa. Saat di luar, kembali terdengar suara Anita yang ribut kegerahan. "Mas, masak AC kamar mati gak tahu. Aku jadinya gak bisa bobok." Anita menggedor kamar utama dimana Danis tidur. Ainun tersenyum getir, bahkan Danis tidak perduli dia tidur di kamar belakang yang pengap dan tak ber-AC. Bahkan Danis juga tidak bertanya apakah hari ini ada makanan yang masuk atau tidak. Ainun menghela napas. Belum luntur sakit hati karena sikap dingin suaminya, kini ditambah dengan kehadiran Anita yang seolah menunjukan kepada dirinya kalau dia bisa menaklukan pria dingin itu dan bermanja-manja. Ainun kembali mendecih kian sebal, menyadari kalau Anita sangat tak pantas meminta perhatian pada Danis yang hanya seorang mantan kakak ipar. "Ainun yang biasa mengurusi AC, Anita. Dia kan lagi hamil muda, wajar dia gak menyadari AC di kamar tamu mati." Terdengar kembali Danis menjelaskan. Tumben membela, batin Ainun keki. "Dasar wanita bodoh. Aturan mau hamil kek mau kagak kek, dia tahu kalau AC kamar tidur mati." Anita kembali menggerutu. Panas rasanya telinga Ainun mendengarnya, ingin sekali memberi cabai pada mulut lemes Anita. "Besok, Mas datangkan tukang servis. Sudahlah Anita, Mas ngantuk." "Gak bisa. Aku tidur di kamar utama, Mas." "Loh?" Terdengar suara Danis keberatan "Kamar tamu gerah, Mas. Aku gak bisa bobok." "Bagaimana ya?" Danis tampak ragu. "Ayolah, Mas. Dari pada aku begadang, aku tidur di kamarmu, ya. Ini juga gara-gara istri tololmu yang gak becus ngurus rumah, hadeuuuh." Kembali Anita mengomel panjang pendek. "Baiklah, kami tidur di kamar Mas. Biar aku tidur di sofa." "Thank, Mas. Lain kali ajari istri katrokmu biar punya otak dan becus ngurus rumah." "Sudahlah, ayo masuk kamar sudah malam." Anita tak menjawab, terdengar suara pintu kamar utama yang tertutup. Wait? Ainun yang mendengar percakapan Danis dan Anita dari dalam kamar meradang. Enak sekali kuntilanak itu mau tidur di kamarnya. Meski sedikit pusing Ainun bergegas ke luar melintasi Danis yang tengah merebahkan di sofa. "Ainun, mau Kemana?" Danis bangkit dan bertanya. Alisnya berkerut tanda curiga Ainun tak menjawab. Dengan sebelah tangan menyambar sapu dan memukulkan di pintu kamar tidur utama keras-keras Dugh. Dugh Suara pukulan Ainun nyaring di kesunyian malam "Hey, ada apa ini?" Anita yang tengah bersiap tidur dengan memakai baju tidur tipis dan tidak sopan, terlonjak kaget. "Ainun? Kamu...? Ngapain memukul kamar dan ganggu tidurku ?" Anita melotot. "Ngapain aku memukul kamar kamu?" Ainun tertawa sinis "Keluar dari kamarku. Keluar ..." Tanpa diduga, Ainun menyentak tangan Anita dan menariknya dengan kasar, hingga tubuh perempuan itu terjengkang. "Mas Danis ...." Anita menjerit "Tolong aku istri katrokmu mengamuk kayak orang kerasukan." Anita meringis memegang pinggangnya yang terantuk meja. "Ainun, jaga sikapmu." Danis membentak. "Jaga sikapku, katamu?" Ainun balik menatap ke arah suaminya. "Dengar, kalian yang harus jaga sikap. Aku istri sahmu. Aku pemilik rumah ini." Danis mendengus. "Kamu memang istriku, tapi Anita adik iparku, dia tamuku." Danis bersikeras, nada suaranya tinggi. Ainun tersenyum hambar. Menyeka air matanya yang entah mengapa susah diajak kompromi, sakit sekali melihat Danis lebih membela Anita. Geram, kembali melirik ke arah Anita dengan tatapan dingin. " Adik ipar ? Tamu istimewa? Yang ada dia itu wanita jalang, dan calon pelakor, Mas." Danis mendengus murka. Membuat Ainun kembali melotot ke arah Anita. "Heh, kuntilanak, keluar dari kamarku, atau... kupangil satpam komplek agar mengusir dan menyeretmu dari rumahku."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN