Karma Yang Menyakitkan

307 Kata
Aku menelan ludah. Kata-kata Ainun lembut dan tidak menyudutkan. Dia juga tidak berteriak kalau aku suami b*****h yang hanya bisa memberinya luka dan kepahitan hidup, tapi justru saat dia menatapku dengan pandangan ikhlas hatiku benar-benar menangis. Aku kehilangan sosok perempuan lemah yang selama ini aku anggap rendah. "Ainun, maafkan aku, jika...." "Aku sudah memaafkanmu, jauh sebelum kau menyadari bahwa sikapmu selama ini menyakitiku. Lupakan apapun tentang penderitaanku, aku menerima suratan hidupku dengan ridho, Mas." Aku menelan ludah. Tak terasa ada yang gemuruh di dalam dadaku, perasaan asing yang kini kian sering aku rasakan. Apakah aku mulai mencintai Ainun atau hanya semata iba? Kupandangi wajah Ainun yang sendu dengan mata yang sembab. Aku yakin Ainun pasti lelah menangis di belakangku. Aku sadar, kalau arti seorang ayah bagi Ainun jauh lebih berharga dari seorang suami b******n sepertiku. Ayah bagi Ainun adalah pria pertama yang mencintai dan menyayanginya dengan tulus, iklas dan tanpa syarat. Sementara aku? Bahkan sejak kehadiranku di rumah ini, tatapan Ainun datar dan tanpa ekspresi. Wajah itu hampa dan tanpa warna, tak ada lagi rindu dalam tatapan matanya. Aku hampa. Aku merindu sosok bersahaja itu menangis di bahuku atau cuma menggenggam erat tanganku mencari kekuatan dan cinta yang tidak pernah kuberikan secara utuh selama ini. Mata Ainun kembali hinggap di wajah Bapak yang tertutup kain, perlahan kembali beringsut dan bersimpuh di sisinya. Tak ada air mata di bola mata beningnya, tapi aku yakin perempuan itu terluka dan bersedih. Kalaupun dia tidak menangis, hanya karena tak ingin aku melihatnya menangis. Ainun menepati janjinya untuk tidak menangis di hadapanku. Perempuan lembut dan cengeng itu berubah tangguh atau berusaha tangguh hanya karena sadar air matanya tidak berarti di hadapanku. Duh. Aku menghela nafas, kutahan jemariku yang ingin merengkuh kepalanya untuk bersandar di dadaku. Aku sadar setelah sekian lama menganggapnya tidak berarti, kini akupun tidak berarti di hadapannya. Karma yang menyakitkan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN