"Kenapa kamu memanggilnya mama?" Tanya Rafa. Rafa lalu menstater mesin mobil, dan meninggalkan area halaman rumah Raka. "Beliau sendiri yang menyuruh saya manggilnya mama, bukankah itu lebih sopan" ucap Dea. Rafa melirik Dea, ia mengehelakan nafas, "Menurut A'a sedikit aneh, kamu tidak ada hubungan apa-apa dengan dokter itu kan" Rafa mencoba menastikan. "Tidak ada A'a. A'a tahu sekarang dokter itu sudah bertunangan". "A'a tidak suka kamu terlalu dekat dengan keluarga teman kamu yang dokter itu, dan lagian beliau menginginkan kamu menjadi menantunya, jujur A'a tidak suka". Dea mengedikkan bahu, menyelipkan rambutnya di telinga, "Dea juga tidak tahu, sudahlah A'a jangan bahas itu lagi, apa yang perlu A'a khawatirkan lagi. Bukankah Dea sudah memilih A'a". Rafa masih fokus dengan kemudin