Tirto sedang duduk - duduk depan bengkel, saat aku baru saja merapikan peralatan. Masih misteri apa kasus Tirto dan apa background-nya yang membuat semua sipir, petugas kepolisian dan beberapa penjahat sekelas Gunadi segan padanya. Tirto memanggilku untuk duduk di sebelahnya. Dia bahkan menawari rokok dan kopi padaku. "Masih betah di sini, Gi?" Tanyanya di tengah obrolan kami tentang pemilu yang sedang berlangsung. "Ya gitu." Jawabku, bingung harus menjawab apa. "Kamu tertarik ikut saya kalau bebas nanti?" Isapan rokokku berhenti mendengar tawarannya. "Maksudnya?" "Kapan aja kamu siap bebas, bilang saya." Tirto menepuk bahuku, berdiri dan mematikan rokoknya lalu pergi. Membuat seribu pertanyaan dalam benakku. Apa maksudnya? "Mas Giri, jadwal piket di klinik ya?" Indra menghampirik