Sembilan

1049 Kata

Said memelukku erat. Hari ini adalah hari kebebasannya. Dia keluar satu bulan lebih awal karena berkelakuan baik. "Gue pasti akan sering kesini, Bang. Gue akan bawain kerak telor nanti." Janjinya, sambil mengusap airmata. "Hidup yang baik. Hindari masalah diluar sana. Oke? Gue pengen denger lo tetap optimis dan terus melangkah maju." "Siap, Bang! Makasi banget udah jadi Abang buat gue selama disini." Aku mengangguk dan memberikan tepukan punggung. "Semangat!" Kepergian Said artinya, baru setahun lebih beberapa bulan aku disini. Kenapa waktu lambat sekali bergerak? Setelah mengantar Said hingga ke aula, kami kembali ke dalam sel. Aku mengambil buku kecil pemberian Trinity yang sudah terisi beberapa lembar. Mulai menulis kembali, segala hal yang ingin kuceritakan padanya. Mungkin sud

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN