“ Mamah salah, Risma bukan Wanita yang mengincar harta Adit, buktinya, semua pemberian Adit dia kembalikan, bahkan saat ini Risma tidak tahu berada dimana. Dia pergi meninggalkan rumah yang aku berikan padanya.” Marghareta terdiam mendengar penjelasan Raditya. “ Sekarang tuduhan apa lagi yang akan mamah tudingkan sama Risma. Sebainya mamah bersiap, karena kalau sampai Adit tahu Video itu rekayasa, makan Adit akan pastikan mamah tidak akan memiliki apa pun dari harta peninggalan papah,” ancam Raditya sambil kembali melangkah menuju pintu keluar. Sementara Marghareta dan Miranti hanya bisa terdiam menatap Langkah Raditya yang perlahan tubuhnya terhalang pintu yang ditutupnya secara perlahan.
Marghareta dan Miranti terlihat begitu panik mendengar ancaman Raditya. Apalagi Marghreta yang lebih mengenal Raditya sejak kecil. Dia tahu betul kalau Raditya tidak pernah main – main dengan ancamannya. Sekali Adit berkata seperti itu, makan tentu saja akan dilakukannya. Dan hal ini yang membuat Marghareta ketakutan setengah mati.
Raditya melajukan kendaraanya dengan cepat. Kini pikirannya tertuju ke Yayasan Darussalam, dan berharapa kalau Risma ada disana, sekalian ingin bertanya satu hal sama laki – laki bernama Yusuf, laki – laki yang jadi lawan bicara dengan Risma di Video tersebut. Mobil Raditya menembus macetnya Kawasan tol Jagorawi, yang kebetulan lokasi Yayasan Darussalam berada di daerah Depok. Raditya berharap kalau Risma ada disaman Bersama anaknya.
Sesampainya di tujuan, Raditya langsung memarkirkan mobilnya, dan langsung turun dari mobil menuju ke kantor Yayasan untuk menanyakan keberadaan Risma. Setelah ketemu dengan pengurus Yayasan, Ustadz Mustofa, Adit pun langsung menceritakan kejadiannya sama pak Ustadz, sekaligus minta maaf, karena tidak bisa menjaga Amanah yang dititipkan oleh Ustadz Mustofa yang memintanya untuk menjaga Risma.
“ Jadi, Hanya beberapa jam saja rumah tangga nak Adit dan Risma bertahan?” tanya Usyadz Mustofa.
“ Benar pak Ustadz, saya minta maaf karena saya sudah mengecewakan pak Ustadz,” jawab Adit sambil menganggukan kepala.
“ Astaghfirullah,” sebut Usyadz Mustofa. “ Nak Adit, pernikahan itu bukan untuk main – main, apalagi dijadikan ajang balas dendam. Pernikahan itu adalah ibadah yang diperintahkan oleh Allah untuk saling mengisi satu sama lain. Apa yang dilakukan nak Adit itu sudah jelas salah. Apalagi mempercayai sesuatu yang belum tentu kebenarannya,” jelas Usyadz Mustofa menasehati Raditya yang hanya bisa tertunduk malu.
“ Saya benar – benar minta maaf, pak Ustadz. Saya mengaku salah, karena terbawa emosi, hingga tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Dan saya kemari untuk memperbaiki semua kesalahan dan memulainya lagi dari awal, kalau masih ada kesempatan untuk memperbaikinya,” jawab Raditya masih tetap tertunduk malu.
“ Tidak apa – apa, semua manusia pernah berbuat salah. Sekarang maksud kedatangan nak Adit kemari, selain silaturahmi, sepertinya nak Adit ada hal penting yang ingin disampaikan?” tanya Ustadz Mustofa sambil meraih cangkir yang berisi kopi, lalu menyesapnya perlahan.
“ Benar, pak Ustadz. Saya kemari ingin mencari Risma, apakah Risma tinggal disini lagi?” tanya Adit sambil memberanikan diri mengangkat wajahnya. Tampak jelas kalau wajahnya Sudah basah dengan airmata penyesalan.
“ Setelah menikah, Risma sama sekali belum pernah berkunjung lagi kemari. Makanya kami semua tidak mengetahui kalau ceritanya seperti itu.” Tubuh Raditya seketika terasa lemas tanpa tenaga, saat mendengar jawaban dari Uatadz Mustofa yang mengatakan kalau Risma sama sekali belum pernah berkunjung ke Yayasan Darussalam. Dan ini semakin mempersulit Adit untuk bisa menemukan kembali mantan istrinya itu. ada rasa rindu datang membayangi pikirannya, bayangan wajah seoarng bayi mungil yang tersenyum lucu membuat hatinya semakin sakit karena menahan rindu.
“ Kemana saya harus mencari Risma dan anak saya pak Ustadz. Saya benar – benar menyesal karena sudah mengambil keputusan yang begitu terburu – buru,”
“ Dalam masalah ini, saya tidak bisa membantu, hanya bisa memberikan saran saja,” jawab Ustadz Mustofa.
“ Apa sarannya pak Ustadz?” tanya Adit bersemangat.
“ Pebanyaklah berdoa, dan teruslah berusaha. Kalau memang kalian berdua itu ditakdirkan untuk berjodoh, maka sejauh apapun dan sebesar apapun rintangannya, kalian akan kembali dipersatukan. Tapi kalau memang bukan jodoh, sebesar apapun keinginan dan perasaan cinta kalian berdua, maka tetap akan terpisah pada akhirnya.” Adit hanya terdiam mencoba mencerna nasehat Ustadz Mustofa yang memang benar adanya.
“ Pebanyaklah berdoa, dan teruslah berusaha. Kalau memang kalian berdua itu ditakdirkan untuk berjodoh, maka sejauh apapun dan sebesar apapun rintangannya, kalian akan kembali dipersatukan. Tapi kalau memang bukan jodoh, sebesar apapun keinginan dan perasaan cinta kalian berdua, maka tetap akan terpisah pada akhirnya.” Adit hanya terdiam mencoba mencerna nasehat Ustadz Mustofa yang memang benar adanya.
“ Terima kasih pak Ustadz atas nasehat dan masukannya. Apa yang dikatakan pak ustadz itu adalah benar, saya akan tetap mencari, dan semuanya saya serahkan pada Allah. Kalau kami berjodoh, pasti kami akan dipertemukan kembali,” jawab Adit. “ Kalau begitu, saya permisi. Dan untuk kedepannya saya mungkin akan jarang datang kemari pak Ustadz, karena saya akan menenangkan diri dulu, sambil merenung semoga saja dengan itu saya bisa menemukan jalan untuk bertemu dengan Risma kembali,” ucapnya sambil berdiri lalu mencium tangan ustadz Mustofa.
Setelah pamit, Raditya pun pergi meninggalkan Yayasan Darussalam. Yayasan yang mempertemukan dirinya dengan Risma tiga tahun yang lalu. Awal pertemuan yang dianggapnya akan membawa kebahagiaan, ternyata berubah menjadi malapetaka yang mengharuskan Raditya mebjatuhkan dan mencampakan Risma dimalam pertama pernikahannya. Kini setelah mengetahui kebenarannya, peneysalan pun datang dan membuat hati Raditya begitu sakit.
Rasa Cinta dan sayang Raditya memang sangat besar sama Risma, hingga mengakibatkan dirinya tidak bisa mengontrol emosi saat mendapat kabar miring tentang diri Risma yang hanya mencintai harta Raditya saja. Itulah awal yang membuat kehancuran hubungan Raditya dengan Risma dimalam pertama. Balas dendam karena sakit hati membawanya hanyut dalam rasa sakit karena kehilangan saat ini.
Raditya melajukan mobilnya menuju Tol Cikampek. Tujuannya kali ini adalah Kota Bandung. Raditya sudah bulat untuk meninggalkan Jakarta dan menetap di Bandung. Raditya berencana memindahkan kantor pusat Kharisma Grup dari Jakarta ke Bandung dalam waktu dekat. Dan sebelum itu dilakukan, Raditya harus menyiapkan semuanya, termasuk rumah dinas yang akan dipakai oleh para stafnya agar tidak harus mencari tempat tinggal sendiri dan tinggal di hotel saat pindah tugasnya ke Bandung. Raditya memang sudah tidak mau lagi tinggal dan bertemu mamah tirinya Marghareta.
Bahkan Raditya pun membekukan semua keuangan Marghareta, dan akan dikembalikan, kalau Marghareta bisa menunjukan rekaman secara keseluruhan dari Video yang pernah dikirimnya sama Raditya dulu sebelum menikah dengan Risma. Dan kalau tidak bisa, maka selamanya semua keuangan Marhgareta akan ditutup oleh Raditya selamanya. Bahkan Raditya tidak akan pernag mengakui kalau Marghareta adalah ibu tirinya.
Tapi sebaliknya, kalau Marghareta bisa menujukan dan bahkan menemukan Risma serta membawanya kembali kehadapannya, maka sepertiga kekayaan milik keluarga Nalendra akan diberikan pada Marghareta dengan catatan, Marghareta tidak mengganggu kehidupannya lagi. Itulah perkataan Raditya sebelum memutuskan untuk pergi mencari Risma dan anaknya. Hal ini tentu saja membuat Marghareta kebingungan. Darimana harus memulai untuk mencari Risma, atau membuat rekaman Video baru yang bisa membuktikan kalau Risma memang mengincar harta Raditya. Sementara rekaman yang dulu itu, menunjukan ketulusan Risma yang benar – benar mencintai Raditya, namun karena terus di pancing oleh Yusuf yang memang menyukai Risma, dan tidak setuju kalau Risma menikah dengan laki – laki lain, Risma pun akhirnya kesal, dan mengatakan hal yang harusnya tidak dikatakan. Dan tentu saja, perkataan Risma itu dimanfaatkan oleh Marghareta untuk menghasut Raditya.
Namun sayang, rencana Marghareta pun gagal untuk bisa menikahkan anak tirinya dengan Miranti keponakannya itu, bahkan sepertinya Raditya sudah tahu tentang rekaman itu, makanya dia langsung mengambil keputusan yang sangat memberatkan Marghareta.