DUA PULUH

1586 Kata

Fara turun ke dapurnya dan mendapati Livia sudah sibuk disana membuatkan sarapan. Fara tidak mau peduli. Hatinya benar-benar sudah mati. Silahkan kalau perempuan itu mau tinggal disini. Like I care? "Hai, Mbak. Yuk sarapan. Saya bikin nasi goreng, nih!" Livia menawarkan sarapan buatannya dengan jantung berdebar. "Ogah! Ada racunnya nggak, tuh?" "Astagfirullah, Mbak! Ngapain saya ngeracunin Mbak?" Livia membelalakkan matanya tidak terima. "Cieee, yang sok polos!." Jawab Fara sambil membuka kulkas dan mengambil beberapa cemilan ringan pengisi perut. Pagi ini ia sudah rapi menyandang ranselnya kembali. "Gimana sama Andra? Puas nggak?" "Maksud, Mbak?" Tanya Livia bingung. "Bisa berapa ronde sekali main?" Lanjut Fara mengabaikan Livia. Ia menyobek kemasan coklat kacang yang ditemukannya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN