4

643 Kata
Gerald sudah kembali ke rumah pribadinya. Beberapa hari ini ia tidak ke kantor dan hanya menyepi di Apartemen pribadinya. Semua pekerjaan dihandel oleh sang sekertaris. "Kamu sudah pulang, Em?" tanya Gerald begitu terkejut melihat istrinya sudah duduk di depan meja rias sambil memoles wajahnya dengan bedak yang cukup tebal. "Sudah Ge ... Kamu dari mana aja? Tadi aku ke kantor kamu. Sekertaris kamu bilang, kamu sedang keluar. padahal masih pagi. Aku tungguin tapi gak datang juga," ucap Emilia terdengar begitu kesal. "Maafkan aku, Sayang," jawab Gerald melemah. Ini adalah kesalahannya. Ia tak membuka ponselnya. Sekalinya membuka, ia tak memperhatikan pesan singkat yang dikirim sang istri padanya. Itulah Emilia, perempuan sempurna enagn pesona yang memikat. Kesempurnaanya hampir membuat Emilia menjadi perawan tua. Banyak orang mundur setelah mengenal Emilia. Gerald dan Emilia dijodohkan oleh keluarga mereka. Keluarga besar mereka berharap kekuasaan dan kekayaan itu harus tetap terjaga dengan baik. Makanya timbulah pernikahan bisnis. Seiring dengan waktu, ada rasa diantara mereka. sayangnya, Emilia tak pernah mau melahirkan. Ia lebih rela membayar wanita lain yang mau melahirkan putra pewaris dari benih Gerald melalui proses bayi tabung. Gerald mendekati Emilia dan memeluk istrinya erat. "Kamu gak selingkuh kan?" tuduh Emilia begitu menohok sekali. "Kamu menuduh aku selingkuh Em?" tanya Gerald melepas pelukan iu dan bejalan menuju kasur lalu menjatuhkan dirinya disana. Emilia menoleh ke arah Gerald dan menatap tajam suaminya. Ia berdiri dan berjalan ke arah Gerald. Tubuhnya putih dan mulus tanpa ada noda sedikit pun. Badanya sempurna sekali. Tipe wanita masa kini. Langsing, berisi dan menonjol. Emilia hanya memakai lingerie merah tanpa pakaian dalam. Beberapa tonjolan dari tubuhnya terlihat jelas. Tentu hal itu membuat Geral menggelengkan kepalanya pelan. "Terus kamu kemana seharian ini, Ge?" tanya Emilia lembut. "Cari ketenangan aja," jawab Gerald singkat. "Kamu coba minum ini, Ge. Kata temanku ini ampuh banget," jelas Emilia memberikan satu botol berisi kapsul untuk menguatkan pusaka panjangnya. Gerald menatap botol itu dan mengambil dari tangan Emilia. Ia mulai membaca khasiat dari botol itu. "Ini apa Ge? Kayak bekas cakaran?" tanya Emilia dengan nada suara rendah. Gerald menyentuh kulit lehernya yang memang terasa agak perih. "Kegaruk kayaknya," jawab Gerald tetap tenang. "Nanti juga sembuh," imbuh Gerald berusaha meyakinkan Emilia. "Oh ..." jawab Emilia dengan senyum mempesona. Emilia menjatuhkan kepalanya di d**a bidang Gerald. Satu minggu tak bertemu suaminya, tentu saja membuatnya rindu sekali. Pernikahan mereka sudah berjalan tiga tahun. Tapi, Emilia belum merasakan kepuasan dari Gerald. Ini semua bermula dari masa lalu kelam antara Emilia dan Gerald. "Kamu gak rindu sama aku, Ge?" tanya Emilia sambil memuka kancing kemeja Gerald dan mengusap d**a Gerald yang ditumbuhi bulu yang membuatnya terlihat sangat seksi. Gerald mengusap kepala Emilia. dengan lembut. "Kalau rindu memang harus diungkapkan?" tanya Gerald santai. Emilia mengangkat wajahnya dan menatap Gerald. "Kamu kayak berubah Ge? Padahal baru satu minggu," ucap Emilia semakin menuduh. "Gak usah berpikir yang tidak -tidak, Emilia. Aku gak suka!" ucap Gerald begitu tegas. "Oke. Minum ini ya? Kita coba," pinat Emilia pada Gerald. "Ya. Aku akan minum. Kamu mau kan, punya anak?" pinta Gerald. "Kita udah pernah bahas ini, Ge! Tolong, Jangan paksa aku untuk punya anak!" ucap Emilia begitu kesal. Tentu saja moodnya hilang seketika. Niatnya ingin bermanja -manja pada suaminya. Malah diingatkan traumatis yang pernah Emilia alami. Ini sangat menjengkelkan sekali. "Aku mau tidur saja!" ucap Emilia kesal. Ia berdiri lalu berjalan ke sisi lain dan merebahkan tubuhnya yang seksi di atas kasur. Emilia sengaja membelakangi Gerald dan menunjukkan sedikit tubuhnya yang terbuka agar Gerald bisa menyentuhnya. *** Kirana terdiam duduk di atas kasur setelah ia mandi. Ia masih tidak percaya dengan kejadian kemarin. Dengan mudahnya keperawanannya hilang dalam sekejap. Tapi, Kirana merasa Gerald itu bukan orang jahat. Lelaki itu seperti orang yang haus akan kasih sayang dan cinta. Nyatanya, Kirana diperlakukan baik dan sangat lembut. Bahkan ... "Kenapa bisa diulang? Bodohnya aku mau saja. Apa pesona Pak Gerald sudah menguasai pikiran dan hatiku?"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN