Alvaro dihubungi oleh orangtuanya untuk berkunjung ke sana. Ia sudah pindah ke rumah baru dari hasil jerih payahnya sendiri. Tinggal berdua dengan Anjani. Rumahnya memang tidak besar. Bahkan tidak bertingkat. Tapi Alvaro merasa nyaman. Bisa tinggal berdua dengan istrinya, tidak perlu memikirkan banyak masalah. Mobil mewahnya telah dia jual sebagai tambahan untuk hidup ke depannya. Beberapa koleksi mobil mewahnya tidak lagi menjadi miliknya. Menyisakan hanya satu mobil saja yang dia bawa. Bahkan rumah itu juga harganya masih ratusan juta rupiah. Anjani juga suka, mereka bisa kerja sama untuk beres-beres. Ukurannya sama dengan rumah yang dulu menjadi tempat tinggal mereka berdua. Malam ini dia menginjakkan kaki di rumah orangtuanya karena perintah dari sang papa yang meminta dia untuk had