1
Puluhan wartawan dan jepretan kamera menyambut keluarnya dua orang yang beberapa minggu ini mengisi hampir seluruh media entah itu media elektronik atau media tertulis. Mereka berdua adalah Alfarez dan Felicia, dua orang yang baru saja resmi bercerai setelah hakim mengetuk palunya.
Perceraian antara Alfarez dengan Felicia membuat seluruh Indonesia jadi geger karena memang pernikahan dua orang itu baru saja berlangsung selama satu tahun tapi sudah harus kandas dengan alasan yang tidak di kemukakan ke publik. Tentu semuanya penasaran dengan alasan itu karena Felicia merupakan artis terkenal dan begitu pun juga dengan Alfarez yang merupakan CEO yang dikenal banyak orang. Mereka semua bingung karena sama sekali tidak terdengar bahwa dua orang itu memiliki masalah rumah tangga, tapi tiba-tiba saja cerai.
"Pak Alfa, apa yang membuat anda dan Felicia bercerai?",
"Bagaimana perasaan anda setelah bercerai?",
"Mengapa perceraian ini terjadi? Apakah ada orang ketiga diantara kalian?",
"Apakah kabar bahwa Felicia berselingkuh itu benar?",
"Mengapa perceraian ini menjadi pilihan kalian berdua?"
Dan masih banyak lagi yang dibicarakan oleh wartawan kepada Alfarez. Namun Alfarez tetap bungkam, ia tidak ingin berkomentar apa pun. Sedangkan mantan istrinya, Felicia sekarang ini sedang mendatangi conference pers yang memang dibuat oleh manajemen artis dimana Felicia berada. Alfarez tidak perduli lagi dengan hal itu, bahkan apa yang akan dilakukan Felicia ia tak akan perduli.
"Dimas, saya ingin langsung pergi ke kantor." Ujar Alfarez saat dirinya sampai di dalam mobilnya yang sekarang masih di kerunungi oleh wartawan.
"Baik pak." Ujar Dimas yang sudah menghidupkan mobilnya dan ia berjalan pelan-pelan sembari dibantu oleh beberapa satpam untuk memperlancar keluarnya mobil Alfarez karena wartawan memang masih mengerubunginya.
Pak Alfarez ga ada capeknya apa ya, habis sidang ketok palu cerai langsung pergi ke kantor. Kayaknya healingngya Pak Alfarez itu bukan liburan deh, tapi kerja. Batin Dimas yang sesekali melirik Alfarez dari kaca dalam mobil tersebut.
"Dimas, apa sudah ada keputusan untuk sekertaris saya?" Tanya Alfarez itu. Karena memang kemarin ia baru saja memecat sekertarisnya karena sekertarisnya itu melakukan kesalahan yang Alfarez tidak sukai. Makanya kemarin langsung perusahaan membuka lowongan untuk sekertaris dan kemarin sudah ada beberapa yang mengikuti tes wawancara. Namun sampai sekarang Dimas sendiri juga belum tahu apakah sudah ada info atau belum yang terpilih tengang itu.
"Saya belum mengetahuinya pak karena bagian personalia belum ada yang menghubungi saya." Ujar Dimas dan Alfarez mengangguk. Ia kini menelfon bagian personalia itu untuk menanyakan apakah sudah ada sekertarisnya atau belum.
"Saya tidak mau tahu, secepatnya harus ada sekertaris untuk saya." Ujar Alfarez setelah selanjutnya dirinya pun mematikan panggilan tersebut secara sepihak. Sedangkan hal itu membuat bagian personalia jadi sangat pusing.
Mereka semua kini langsung mencari dokumen data calon pegawai yang kemarin sudah mereka interview. Jujur saja mereka tak pernah membayangkan bahwa hari ini ternyata harinya, mereka kira Bos mereka itu baru akan masuk besok, jadi hari ini bisa dibilang mereka leyeh-leyeh karena mereka pikir baru besok Bosnya akan mencari sekertarisnya ke mereka. Mereka pun bingung.
"Aduh gua bilang juga apa, Pak Alfarez itu tuh gila kerja. Jadi pasti dia udah ada sekarang nih." Ujar Agung kepada teman-temannya yang lainnya lagi.
Ruang personalia saat ini benar-benar kelimpungan, mereka mencari data-data calon pegawai yang kemarin sudah mereka interview. Namun karena saking takutnya jadi mereka malah lupa dimana menaruh itu.
"Aduh guys kita kemarin naruh dimana ya?" Tanya Ayu dengan panik.
"Kira juga ga tahu Mbak, kan biasanya Mbak Ayu yang nyimpen." Ujar Rama.
"Bisa gawat ini kalo hari ini belum ada sekertaris yang masuk." Ujar Ayu.
"Udah ketemu belum Mbak Ayu? Kalo belum Tania punya salah satu nomor yang kemarin di interview. Kebetulan itu teman kosnya Tania." Ujar Tania pada Ayu dan Ayu langsung menatap ke arah Tania sembari mendekati Tania juga.
"Yang mana anaknya Tan? Kamu punya fotonya? Biar kita bisa inget jawaban dia, kalo okay kita bakalan panggil dia." Ujar Ayu yang kini mulai menenangkan dirinya karena sekarang ada jalan lain agar tidak di pecat oleh bos mereka itu.
"Punya Mbak, sebentar ya Tania cari dulu." Ujar Tania dan setelah mendapatkan foto itu sekarang ini ia memberikan kepada Ayu, dan Ayu sedang membahas ini dengan Rama dan yang lainnya juga. Mereka pun setuju saja jika dia yang di terima karena kemarin saat mereka interview juga bagus anaknya.
"Oke deh fix ini aja ya daripada nyari yang lainnya lagi makin pusing ini gua lama-lama. Tania, kirim nomornya ke gua ya cepat. Karena dia harus ada disini hari ini juga." Ujar Ayu dan Tania mengangguk, ia langsung mengirim dan mengabari Aura, temannya itu. Semoga saja dia sedang tidak dimana-mana.
Sementara Aura yang di hubungi oleh mereka pun sekarang ini sedang ada di Caffe dekat kantor Alby, kekasihnya. Kekasih yang sudah berpacaran dari sepuluh tahun yang lalu dengannya. Ya, memang selama itu mereka pacaran.
"Kamu belum dapat kerjaan lagi ya sayang?" Tanya Alby kepada Aura.
"Iya sayang, yang interview kemarin belum ada jawaban sih. Ya wajar aja sih karena memang interview baru kemarin sih." Ujar Aura dan Alby mengangguk.
"Tapi aku kayaknya ga diterima deh, makanya ini aku sambil nyari yang lainnya. Kali aja ada lowongan lain. Di kantor kamu ga ada lowongan lagi?" Tanya Aura dan Alby kali ini menggelengkan kepalanya. Ia mengatakan tidak ada.
"Eh bentar sayang ada telfon." Ujar Aura yang melihat handphonenya berkedip. Ia pun sekarang langsung membuka panggilan itu dan menerimanya.
"Hallo, apakah benar ini dengan Aura Prameswari?" Tanya orang tersebut.
"Iya, benar saya Aura Prameswari." Ujar Aura menjawabnya.
"Baik, saya Ayu dari Perusahaan Putra Company. Apakah benar bahwa saudari kemarin melakukan interview di perusahaan kami?" Tanya orang itu yaitu Ayu. Aura sebenarnya kini sedang deg-degan dengan semua ini juga.
"Iya betul itu saya Ibu, ada apa ya Bu Ayu?" Tanya Aura kepadanya.
"Baik, saya ingin mengucapkan selamat karena saudari Aura di terima bekerja sebagai sekertaris. Namun harus datang saat ini juga apakah saudari bersedia?" Tanya Ayu yang membuat Aura kini melotot tak percaya dengan kabar ini. Alby sendiri mencoba bertanya dengan mulut yang mengucap tanpa suara.
"Baik Ibu Ayu, saya akan datang segera dan secepatnya. Terimakasih ibu atas informasinya." Ujar Aura dan Ayu pun mengucapkan sama-sama lalu setelah itu panggilan tersebut langsung berhenti. Ya, panggilan langsung berhenti saat itu.
"Kenapa sayang?" Tanya Alby kepada Aura dan Aura melihat ke arah Alby.
"Sayang, aku diterima!" Ujar Aura yang sekarang langsung memeluk kekasihnya itu. Akhirnya setelah sekian lama ia menunggu pekerjaan lagi, ia akhirnya diterima. Ia benar-benar sangat bahagia sekarang. Sangat amat.
"Selamat sayang. Aku ikut seneng pokoknya." Ujar Alby kepada Aura.
"Ah iya, aku harus segera ke kantor sekarang juga. Aduh untung aku selalu bawa baju kemeja dan stelan kerja. Bentar aku ganti dulu ya sayang." Ujar Aura dan Alby mengangguk. Kini Alby benar-benar senang melihat kekasihnya itu.
Akhirnya kamu udah punya pekerjaan lagi ya sayang. Aku bahagia banget rasanya. Batin Alby yang kini mempersiapkan diri karena ia akan mengantar Aura.
Aura sudah keluar dari kamar mandi dan sekarang ini ia sudah menggunakan stelan kerja. Ia menatap ke arah Alby yang sudah menyiapkan kunci motonya dan Aura mengerutkan dahinya kenapa Alby memperlihatkan kunci itu.
"Kamu mau kemana sayang?" Tanya Aura kepada kekasih hatinya itu.
"Of course aku mau nganterin kamu lah sayang. Mau kemana lagi coba." Ujar Alby dan Aura menggelengkan kepalanya karena akan sangat jauh jika Alby mengantarkan dirinya dan pasti Alby akan terlambat masuk kerja nanti. Ia tak mau.
"Ga usah, bentar lagi kamu masuk. Udah aku gampang bisa pakek ojek kok. Kamu balik aja ke kantor, nanti malah kamu dapat masalah lagi." Ujar Aura itu.
"Ga papa sayang, aku nanti bisa ijin kok. Aku mau nganterin pacar aku pertama kali kerja di Putra Company lagi." Ujar Alby yang benar-benar sangat bangga. Hal itu tentu saja membuat Aura merasa sangat senang juga.
"Udah, kamu balik kantor ya. Aku udah pesen ojek. Nah itu ojeknya dah datang. Nanti kamu jemput aku aja, okay?" Tanya Aura dan Alby mengangguk. Mereka pun keluar dari Caffe itu dan sudah berada di dekat jalan.
"Hati-hati ya, nanti aku jemput. Kabarin aja kamu pulang jam berapa. Semangat kerjanya hari pertama ya sayang." Ujar Alby dan Aura mengangguk.
Aura pun sekarang langsung memakai helm dan meminta pada Abang ojek untuk segera mengantarkan dirinya. Ia sangat amat bersemangat kali ini. Ia di jalan sembari membuka handphonenya dan ia membuka pesan, ada pesan dari Tania, salah satu teman kosnya yang memang bekerja di Putra Company di bidang personalia. Ia ternyata tadi sudah menghubungi Aura tapi Aura tidak tahu karena hanya pesan saja. Sepertinya ketrimanya dia di Putra Company ada campur tangan dari Tania juga. Jadi ia nanti harus mengucapkan terimakasih juga padanya. Tak lupa ia harus mentraktir Tania dan teman-teman kos lainnya.
Aura kini sudah sampai di depan gedung berlantai entah berapa ini yang pasti gedung ini sangat tinggi. Ini adalah Putra Company, ia masih tak menyangka bahwa ia akan diterima bekerja disini. Sebenarnya ia belum tahu siapa nanti yang akan menjadi bosnya karena ia hanya mengetahui bahwa ia akan menjadi sekertaris. Ia tak perduli siapa bosnya karena ia akan berusaha dengan baik.
Kini Aura sudah masuk ke dalam dan bertanya pada resepsionis. Ia harus pergi ke kantor personalia lebih dahulu. Sedangkan Dimas dan Alfarez sudah berada di ruangan Alfarez saat ini. Alfarez sedang melihat jam dan menunggu Ayu, Ketua Bagian Personalia datang membawa sekertarisnya. Namun ini sudah sepuluh menit masih belum ia temukan siapa pun masuk ke dalam ruangan ini.
"Mbak Ayu jangan kayak setrika gitu dong saya pusing." Ujar Rama.
"Ya gimana, ini kenapa Aura belum sampai." Ujar Ayu karena sudah lebih dari sepuluh menit sejak tadi ia dipanggil Alfarez ke ruangannya tersebut.
"Sabar mbak, kosnya sebenarnya ga jauh karena satu kos sama Tania. Tapi kayaknya tadi Mbak Aura memang lagi ga di kos mungkin. Tapi sebentar lagi pasti akan datang kok." Ujar Tania yang sekarang ini membuat Ayu mengangguk.