Edgar keluar tak lama kemudian. Di kasur, Eyrin menutup tubuh dengan selimut hingga kepala. Kakinya masih terpaku di ambang pintu kamar mandi. Tak ingin merangkul dan menenangkan wanita itu dengan kedustaannya. Dengan hatinya yang masih berombak dan berisik. Bagaimana mungkin ia bisa menenangkan Eyrin. Tangisan bayi. Tanggung jawab yang lebih besar. ‘Kau memang tak pantas dicintai Edgar.’ ‘Aku merasa kasihan dengan siapa pun yang akan mendampingimu di masa depan. Dia akan sangat menderita.’ ‘Kau tak akan menjadi kekasih yang baik.’ ‘Kau tak akan menjadi suami yang bisa melindungi.’ ‘Dan kau tak akan pernah menjadi ayah yang baik.’ ‘Kau hanyalah pengkhianat.’ ‘Kau mengkhianati sahabatmu. Kau mengkhianati wanitamu.’ ‘Dan kau akan dikhianati!’ ‘Suatu saat kau aka merasakan