Keesokan paginya, Edgar bangun lebih dulu dan langsung memeriksa suhu tubuh Eyrin dengan menyentuhkan punggung tangan di kening Eyrin. Tak ada yang salah dengan suhu tubuh, tapi wajah wanita itu pucat, lebih pucat ketimbang beberapa hari lalu. Sepertinya wanita itu kembali ambruk. Eyrin mengerjapkan matanya merasakan sentuhan di kening, matanya terbuka dan melihat wajah Edgar. “Sepertinya kau sakit lagi,” beritahu Edgar. Eyrin mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali, kepalanya memang terasa lebih berat dibandingkan saat sebelum tidur. Dan perutnya mendadak dililit oleh rasa lapar. Padahal ia ingat jenis makanan apa saja yang sudah mendekam di perutnya semalam ketika bersenang-senang bersama Calvin sepulang dari terowongan. Ia bahkan melahap dua porsi lebih banyak dari makanan Ca