“Kau pasti senang, kan?” tuduh Eyrin begitu keduanya berhasi dimasukkan ke dalam kamar oleh Sonia dan Lely. Edgar menahan senyumnya sembari melengos dan duduk di sofa. Mengambil koran yang tergeletak di rak bawah meja dan berpura sibuk membaca. Memangnya suami mana yang tidak senang istrinya kembali ke kamar? Baru beberapa saat yang lalu ketika Eyrin mengemasi pakaian di koper, ia sudah merasakan kehampaan kamarnya. Melihat ke arah kasur saja ia sudah merasakan dingin yang mencekam saat ia berbaring di sana. Padahal sebelum kehadiran Eyrin di kamar ini, ia baik-baik saja sendirian. Dan semua kehampaan serta rasa dingin itu karena ia sudah mengenal apa itu kehangatan dari Eyrin. “Aku akan tidur di sofa.” Kepala Edgar mendongak dengan cepat. “Kenapa?” “Kita sudah memutuskan pisah ran