Edgar menatap punggung Eyrin dengan kesal. Tetapi kemudian turun dari ranjang dan menyusul Eyrin masuk ke kamar mandi. Yang kali ini tidak dikunci. Wanita itu terlonjak kaget, menurunkan kembali pakaian yang sudah hampir melewati kepala lalu melotot tajam ke arahnya. “Apa kau tidak bisa mengetuk pintu?!” “Kenapa? Ini kamar mandiku.” “Aku masuk lebih dulu.” “Lalu?” Edgar menarik ujung kaosnya ke atas, kemudian berjalan ke bawa shower sembari melepas celananya. “Edgar?!” Eyrin memejamkan matanya sembari membuang wajah ke samping. “Apa yang kaulakukan?” “Mandi,” jawab Edgar singkat. Lalu menyalakan keran shower yang langsung mengguyurkan air hangat ke kepalanya. “Apa kauingin bergabung.” Eyrin menyumpah dalam hati. Membalikkan tubuh memunggungi pria itu sebelum membuka matanya d