Edgar melompati meja, beberapa benda yang ada di meja jatuh ke lantai. Tangan kanannya mencengkeram kerah kemeja Regar, dengan dorongan yang kuat sehingga tubuh Regar kembali terbanting di kursi. Tangan kiri Edgar sudah terangkat di sisi kepalanya, siap melayangkan tinju untuk membelah wajah adiknya yang kurang ajar itu. Namun, sebelum kepalan tangan penuh amarah itu bergerak, Eyrin berhasil menahan lengan Edgar. Rasanya begitu melegakan, tetapi tidak cukup membuatnya bisa bernapas dengan lancar. Ketegangan di antara Edgar dan Regar masih begitu kental. “Berhenti, Edgar.” Eyrin menekan kuat-kuat pegangan tangannya di lengan Edgar. Jelas emosi suaminya tidak berkurang sedikit pun. “Dia perlu diberi pelajaran.” “Regar hanya bercanda. Dia hanya sengaja membuatmu ma ...” “Aku tidak b