14.

1287 Kata
"Hihihi hentikan Jimmy. Kau selalu membuatku kegelian seperti ini. Kebiasaanmu sama sekali tidak berubah ternyata." Pekik gadis itu dengan tawa kecilnya sambil mencoba mendorong wajah Jimmy yang masih berusaha mengusakkan wajahnya di ceruk leher gadis itu. Kini pria serigala itu malah beralih memberi kecupan kecil-kecil pada telapak tangannya yang tengah menahan wajahnya. "Aku merindukanmu, mate. Sangat merindukanmu. Sangat." Ucap pria serigala itu dengan suara seraknya menahan rasa sesak di dadanya karena terlalu merindukan sosok di depannya itu. Elena tersenyum kecil membalas tatapan Jimmy dengan lembut. "Aku tahu, Jimmy. Aku juga merindukanmu. Kenapa kau tidak pernah menemuiku lagi?" tanya Elena. Pertanyaan gadis itu membuat Jimmy meringis kecil. Bagaimana bisa dirinya pergi menemui kekasih dari pria lain. Jimmy tidak setangguh itu untuk melihat kemesraan yang ditunjukkan Evan dan mantan soulmatenya ini di depannya. "Maaf. Aku terlalu pengecut untuk melakukan hal itu." Ucap pria serigala itu pada akhirnya. Tangan gadis itu beralih menyisir sisi rambut pirang Jimmy ke belakang, membuat gadis itu semakin jelas melihat wajah tampan Jimmy yang terlihat sendu di depannya itu. "Kau terlihat semakin kurus Jimmy." "Aku tahu, mate." "Tolong jaga kesehatanmu. Aku tidak suka melihatmu yang seperti ini. Berbahagialah. Kau sudah berjanji untuk itu denganku, bukan." Tegur Elena. Pria serigala itu tersenyum lembut di depan Elena. Tangan Jimmy meraih tangan Elena yang masih bergerak merapikan rambut pirangnya sebelum kemudian Jimmy kembali mengecup telapak tangannya lembut. "Maaf, mate. Aku melupakan hal itu." Jawab Jimmy mulai membenarkan ucapan gadis itu. Hanya dengan ucapan kecil dari Elena, bisa membuat pria serigala itu menjadi lebih bersemangat lagi. Setelah mendengar ucapan Jimmy, elena kembali melempar senyum kecilnya sebelum beralih kembali masuk ke dalam dekapan hangat Jimmy. Semilir angin bergerak sedikit kencang dan menerbangkan kelopak bunga-bunga indah di sekitar mereka. Sebelum mereka berdua tersadar bahwa kini mereka tengah duduk di atas sofa bersama sembari melihat ke depan dimana sebuah kilasan waktu kebersamaan mereka tengah diputar kembali. Jimmy yang terlempar jatuh bergulung-gulung di atas tanah dan akhirnya berhenti setelah menabrak kerasnya batu besar di depannya. Pria serigala itu tertawa keras dengan kedua air mata yang mengalir deras setelah menyadari nyala kehidupan dari Elena telah kembali. Jimmy yang menangis dengan sobekan sebuah baju wanita di genggaman tangannya yang tersisa dengan percikan darah segar Elena yang masih menempel banyak di sana. Di saat dirinya menyadari bahwa Elena telah mati meninggalkannya sendiri. Mati karena dimangsa para rogue di tengah hutan Terlarang. Satu tangan Elena bergerak mengusap lembut d**a bidang Jimmy yang terlihat terengah-engah melihat kembali kilasan ingatan yang tengah diputar di depan mereka. Jimmy menggenggam jemari lentik Elena dengan tatapan mata yang masih terfokus di depan kilasan ingatan tersebut. Mate, akhirnya aku menemukanmu! Maafkan aku. Maafkan kebodohanku yang terlalu lama menjemputmu, mate! Mereka berdua bisa melihat bagaimana leganya pria yang tampil di depan layar itu ketika bisa memeluk soulmatenya sendiri. Namamu Elena? Nama yang sangat cantik. Kau terlihat begitu manis, sayang. Jimmy tersenyum kecil ketika melihat gadis itu tersipu malu karena pujiannya itu. Hanya dengan ucapan kecil itu bisa dengan mudah membuat kedua pipinya merona merah. Soulmatenya memang begitu manis. Jimmy? Jimmy mendekap erat tubuh Elena di sampingnya sambil menatap lekat layar di depannya. Hari itu adalah pertama kalinya Elena memanggil namanya. Bisa kau bayangkan betapa bahagianya hati Jimmy saat itu. Rasanya dirinya harus menahan setengah mati agar tidak membiarkan ekor Jeremmy keluar dengan sendirinya saking senangnya saat itu. Ya. Panggil namaku sekali lagi, mate! Aku mencintaimu, Elena. Sangat mencintaimu. Layar berganti menampilkan malam hari dimana pria serigala itu membawa gadisnya di dekata danau yang tersirami sinar rembulan. Pertama kalinya Elena bertemu dengan wujud jiwa serigalanya. Namanya, Jeremmy. Kau menyukainya? Apa yang kau lakukan dengan, Evan? Apa yang sudah terjadi di antara kalian berdua, katakan padaku, Elena! Jimmy masih mengingat betapa kesalnya dia saat itu ketika Elena selalu berusaha memanggil teman ularnya, Evan. Padahal di sana sudah ada dirinya, soulmatenya, yang akhirnya berhasil menemukan gadis itu. Aku akan menjagamu, mate. Mate. Mate! Layar berganti sedikit lebih cepat, hingga sampai di hari itu. Hari kepulangannya lagi setelah betrayal terjadi. Jimmy terlihat begitu mengerikan dengan tampilan seperti mayat hidup seperti itu. dirinya mengingat kembali betapa dirinya begitu tersiksa di tengah-tengah hutan sendirian ketika betrayal itu tengah terjadi. Dirinya meraung kesakitan dan merasa begitu putus asa hingga dirinya berada di titik dimana dirinya ingin membunuh diri saat itu juga. Namun hatinya masih ingin melihat kekasih hatinya hidup bahagia. Saat itu, dirinya hanya bisa memohon kepada gadis yang tengah berada di dalam dekapannya itu untuk tidak membiarkannya pergi dari hidupnya. Kenapa kau tidak bisa menungguku lebih lama lagi, mate? Aku sungguh mencintaimu. Kumohon jangan mengatakannya lagi dan dengarkan apa yang akan aku katakan ini. Apapun yang terjadi, aku sudah memutuskan untuk tetap mencintaimu, karena aku benar-benar mencintaimu, Elena. Tidak peduli kemana hatimu berlabuh, yang jelas aku tetap mencintaimu. Jadi ijinkan aku untuk tetap berada di sampingmu hingga akhir hidupku nanti. Bisakah kau tidak membuangku, mate? Kumohon, jangan membuangku dan biarkan aku untuk tetap berada di sisimu. "Jangan menangis, Jimmy. Maafkan aku." Ucap Elena dengan jemari yang menghapus air mata pria serigala itu dengan lembut. Jimmy menunduk untuk melihat wajah manis Elena yang tengah mendongak menatapnya. Pria serigala itu mendekatkan kepalanya untuk mencium kening Elena dengan dalam sebelum kembali melepasnya. "Aku mencintaimu, Elena." Sekali lagi pria serigala itu mengungkapkan isi hatinya yang begitu dalam. Tidak puas-puasnya pria itu mengungkapkan cinta untuk soulmatenya yang telah menjadi milik pria lain. Setidaknya Jimmy menyadari bahwa saat ini dirinya hanya berada dalam alam mimpinya. Meski pria itu tahu bahwa Elena yang berada di sampingnya itu tidak nyata, namun itu tidak masalah bagi Jimmy. Cintanya adalah nyata, dan Jimmy hanya ingin mengungkapkan isi hatinya lebih banyak lagi terhadap gadis itu. Jimmy sangat mencintainya, mencintai Elena. Layar di depan mereka masih menampilkan kenangan demi kenangan yang terjadi di antara mereka berdua. Dimana akhirnya gadis itu menemukan sebuah tanda bukti mengenai pelaku pembunuhan neneknya yang itu adalah Evan sendiri. Elena sempat berniat untuk membunuh dirinya sendiri namun segera dihentikan oleh Jimmy. Akhirnya pria itu berhasil membawa pergi Elena dari Evan, namun sepertinya takdir malah berkata lain. Elena telah diculik oleh vampire bernama Jay yang mengincar kekuatan Jimmy. Kedua tangan Jimmy mengepal kuat dengan tubuh yang sedikit bergetar menahan emosinya. Karena kebodohannya itu yang melepaskan pengawasan dari Elena, akhirnya membuat gadis itu lepas dari genggaman tangannya dan menghilang. Karena kebodohannya itu juga belahan jiwanya itu terbunuh untuk kedua kalinya, bahkan kali ini Elena mati di depan matanya dan dirinya hanya bisa menggila tanpa bisa melakukan apa-apa untuk menolong gadis itu. Dan sekali lagi Evanlah yang hanya bisa menjadi pahlawan bagi gadis itu. Ketika terlalu fokus menatap layar di depannya itu, Jimmy lalu merasakan gerakan lembut dari tangan Elena yang beralih menggenggam kedua tangannya yang mengepal. Gadis itu mengelus pelan kepalan tangan Jimmy seakan berniat mengatakan bahwa semua akan menjadi baik-baik saja. Perlahan pria serigala itu mengambil napas dalam-dalam sebelum akhirnya menghembuskannya dengan perlahan juga. Ya, semua akan baik-baik saja. Kejadian itu sudah berlalu, dan Elena sudah baik-baik saja dan pastinya gadis itu sudah aman dalam pelukan Evan saat ini. Semua telah menjadi baik-baik saja. Mereka berdua sama-sama menikmati waktu yang ada di antara mereka. Tangan Jimmy sibuk mengelus lembut kepala gadis itu dengan penuh kasih sayang dan Elena tengah memejamkan kedua matanya menikmati usapan lembut yang selalu diberikan pria serigala itu terhadapnya. Jika ini hanya sekedar mimpi, maka tolong biarkan mimpi ini berjalan sedikit lebih lama atau jika perlu, Jimmy sanggup menukar sisa waktunya hanya untuk mendapatkan waktu kebersamaan lebih lama lagi dengan gadis yang dicintainya ini. Begitulah harapan Jimmy saat itu. Namun kembali lagi, semua mulai berubah. Keadaan di sekitar mereka tiba-tiba menjadi berangin. Makin lama makin kencang hingga menerbangkan banyak kelopak-kelopak bunga di sekitar mereka hingga membuat pandangan mata Jimmy terhalang.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN