Pria serigala itu menghembuskan napasnya kecil sebelum kemudian melempar senyuman manisnya di depan luna Raya. "Aku pergi sekarang, mom. Kau tidak perlu menungguku pulang dan beristirahatlah dengan benar, mengerti?! Chuph!" suara kecupan Jimmy di sebelah pelipis luna Raya terdengar sebelum pria itu beranjak pergi meninggalkan luna Raya sendiri di dalam kamarnya. Dan luna Raya hanya bisa memandang kepergian pria serigala itu dengan tatapan sendunya, mengerti bahwa pria serigalanya itu masih belum bisa move on dari kekasih hatinya itu.
Tentu saja akan begitu. Mau tidak mau luna Raya jadi mengingat kembali bagaimana rapuhnya dirinya ketika melihat kematian kekasih hatinya, alpha Ednan, tepat di depan matanya. Rasanya begitu sakit. Andai dirinya tidak mengingat keberadaan Jimmy yang masih membutuhkan kehadirannya untuk tetap di sisinya, mungkin sudah hari itu juga luna Raya akan ikut menjemput kematian alpha Ednan. Saat ini hanya Jimmy-lah yang menjadi penopang hidupnya, tidak ada yang lain. Jika pria serigala itu pergi, maka sudah bisa dipastikan bahwa tanpa keraguan sedikit pun dirinya akan ikut pergi menjemput anak dan kekasihnya juga di alam baka.
Langkah kaki Jimmy dengan santai menuruni tangga menuju ke lantai dasar dengan kedua matanya yang bergerak menatap ke sekitar mansion untuk memerhatikan mansion yang terlihat begitu sepi malam ini. Terlalu fokus memerhatikan hingga dirinya baru menyadari bahwa ada seseorang yang tengah berjalan ke arahnya dalam jarak yang begitu dekat. Dengan sigap pria serigala itu menghentikan langkahnya dan memerhatikan seorang omega baru yang juga sepertinya baru menyadari kehadirannya juga sebelum kemudian ikut mneghentikan langkah kaki kecilnya. Sejenak mereka hanya berdiri diam saling memandang satu sama lain dengan tatapan bingung sekaligus heran. Jimmy yang heran melihat omega baru di depannya karena begitu lekat memandanginya, sedangkan omega baru itu yang juga heran sekaligus terpana dengan kehadiran pria tampan di depannya merasa bingung karena tidak pernah bertemu dengan pria itu sebelumnya. Rambut pirang yang membuatnya terlihat seperti seorang pangeran. Kedua mata yang membentuk eyesmile dengan senyuman manisnya diikuti postur tinggi dan gerakan seksi alaminya, benar, aura Jimmy yang memang selalu terlihat seksi dan imut secara bersamaan itu nampaknya berhasil membius hati omega yang ada di depannya itu.
"Kau baik-baik saja, nona?" tanya Jimmy yang bermaksud untuk menyadarkan kembali gadis di depannya itu. sontak kedua mata gadis itu terlihat mengerjab-kerjab beberapa kali sebelum dirinya terlihat mulai menguasai dirinya lagi.
"A-ah iya. Tapi anda siapa, tuan?... "
"Aku? Ah perkenalkan, namaku Jimmy." Jawab Jimmy dengan santai. Sudah cukup biasa bagi Jimmy untuk menjawab pertanyaan itu dari omega baru di mansion ini. Memang dirinya sejak dulu telah lebih banyak menghabiskan waktu di luar pack demi untuk mencari soulmatenya, karena itu juga beberapa serigala muda seperti mereka masih belum mengenal dengan baik siapa dirinya.
"Oh, salam kenal, tuan Jimmy! Jimmy? Astaga! Maksud anda, anda adalah alpha Jimmy?!" pekik omega baru itu kemudian dengan kedua mata yang membulat tidak percaya yang hanya dibalas Jimmy dengan menganggukkan kepalanya pelan sambil melempar senyum kecilnya ke arah omega tersebut. Segera omega itu membungkukkan setengah tubuhnya untuk meminta maaf kepada pria serigala itu atas kelalaiannya dalam mengenali alpha sendiri.
"Maafkan saya karena tidak mengenali anda, alpha Jimmy!" sesal omega baru itu.
"Ya, tidak apa-apa. Kalau begitu lanjutkan pekerjaanmu, aku harus pergi sekarang. Selamat malam, nona.” Tanpa menunggu jawaban dari gadis di depannya itu, Jimmy segera melanjutkan langkahnya pergi meninggalkan area dalam mansion. Di taman tidak sengaja pria serigala itu berpapasan dengan gamma Yonjung yang saat itu sedang melakukan patroli di sana.
"Oh, selamat malam alpha Jimmy!" sapa gamma Yonjung itu setibanya berada di dekat Jimmy.
"Malam gamma Yonjung, apa kau sedang melakukan pengecekan malam saat ini?" sapa balik dari Jimmy hanya untuk sekedar basa-basi dengan pria serigala di depannya.
"Ya, alpha. Anda akan keluar malam ini?" tanya gamma Yonjung sambil memperhatikan penampilan alpha Silver pack itu.
"Hanya sekedar mencari udara segar sebentar." Jawab Jimmy.
"Apa tidak apa-apa? Maksud saya kondisi anda... " gamma Yonjung sedikit ragu untuk melanjutkan ucapannya.
"Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja saat ini, gamma Yonjung. Tidak perlu terlalu khawatir khekkhekhe" kekeh pria serigala itu.
"Ah begitukah? Kalau begitu nikmati malammu hari ini, alpha Jimmy." Ucap gamma Yonjung sambil melempar senyumnya mengerti.
"Tentu." langkah Jimmy kembali dimulai dan kali ini pria serigala itu benar-benar keluar dari area mansion Silver pack meninggalkan gamma Yonjung yang masih berdiri diam memerhatikan kepergian pria serigala itu. Gamma Yonjung sedikit menghela napasnya sebelum akhirnya membalikkan tubuhnya berniat untuk meneruskan patroli kecil-kecilnya di area taman mansion, sebelum kemudian pria serigala itu tidak sengaja melihat siluet dari seorang gadis yang memakai dress putih selututnya, yang tengah berjalan ke arah luar mansion juga, berbeda arah dengan arah Jimmy pergi sebelumnya. Dengan sigap pria serigala itu segera mengikuti langkah dari sosok gadis itu secara diam-diam hanya untuk melihat apa yang sedang dilakukannya tidak menimbulkan kecurigaan yang berarti untuk Silver pack.
Gamma Yonjung masih mengikuti arah perginya gadis berdress putih itu dari jauh sambil menjaga hawa keberadaannya agar tidak disadari olehnya. Gadis itu masih melangkah jauh ke dalam hutan, sendirian. Terkadang gadis itu tiba-tiba menghentikan langkahnya sejenak sebelum akhirnya kembali melanjutkan langkah kecilnya, membuat gamma Yonjung mengerutkan alisnya heran. Untuk apa seorang omega baru sepertinya pergi keluar mansion malam-malam seperti ini hanya untuk memasuki hutan. Hingga akhirnya mereka telah sampai di tepi danau Cemara. Danau buatan yang berukuran sedang dengan pancuran air terjun yang berada di ujung seberang. Suasana temaram dengan sinaran cahaya bulan malam ini membuat danau tersebut terlihat begitu indah dari biasanya. Gamma Yonjung masih memerhatikan gadis itu di balik pohon, yang kini bersimpuh di pinggir danau sebelum kemudian gadis itu akhirnya berganti shift dengan jiwa serigalanya. Gamma Yonjung terkejut. Bukan karena perubahan yang telah dilakukan oleh gadis itu, melainkan harum yang selama ini selalu diperhatikannya menjadi semakin menguat dan... memabukkan dirinya. Ya, akhirnya gamma tampan milik Silver pack tersebut telah berhasil menemukan soulmatenya, belahan jiwanya.
Viona masih sibuk dengan dengan perasaan gelisah yang mendera hatinya sejak beberapa saat yang lalu. Perasaan yang entah kenapa tiba-tiba datang itu begitu mengganggu dan mengusik tidur malamnya. Rasanya sebuah bisikan-bisikan kecil telah memenuhi isi kepalanya hingga membuat gadis itu menjadi pening seketika. Ini adalah pertama kalinya dalam hidup Viona ketika merasakan kegelisahan yang benar-benar membuatnya bingung setengah mati. Akhirnya gadis cantik itu memilih untuk membuka matanya dan membangunkan tubuhnya di atas ranjang. Viona menarik napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya dengan kesal. Dilihatnya ke sekitar kamarnya yang terlihat remang-remang hanya bersinarkan cahaya bulan yang begitu bersinar terang. Kedua matanya bergulir ke samping tempat tidurnya dimana seorang gadis menggemaskan bernama Lili tengah tertidur pulas menghadap ke arahnya. Gadis itu tidak terlihat terusik sedikit pun dengan pergerakan gelisahnya yang sejak tadi berganti posisi tidur.
Viona... Viona... apa kau mendengarku?
Lagi-lagi suara bisikan itu menggema dalam kepalanya hingga kembali membuatnya pening. Ada apa dengan dirinya? Siapa yang tengah berbicara dengannya. Rasanya tubuh Viona mulai terasa gerah dan panas hingga membuat gadis itu menjadi semakin kelimpungan. Mungkin dirinya harus mencari udara segar di luar sana. Lebih baik seperti itu, karena Viona tidak ingin membuat teman sekamarnya itu terbangun karena gerakan gelisahnya. Dengan perlahan Viona beranjak dari atas ranjang dan melangkah keluar dari kamar omeganya dengan menggunakan piyama tidurnya yang berupa dress putih ala princess berwarna putihnya. Langkah kaki kecil menuntunnya keluar dari area penginapan para omega menuju taman mansion yang saat itu terlihat begitu sepi tanpa adanya penjaga yang tengah bertugas seperti biasanya. Dinginnya angin malam tidak membuat tubuh gerah Viona membaik hingga membuat gadis itu semakin bingung. Haruskah dirinya merendam tubuhnya ke dalam air? Sebuah pikiran lucu terlintas dalam benak Viona malam itu. Dan dengan tekad yang sudah membulat akhirnya gadis itu benar-benar melangkahkan kakinya memasuki hutan menuju sebuah danau buatan yang sudah diketahuinya itu. rasa gelisah di hatinya itu semakin lama semakin tidak terkendali seiring langkah kakinya yang melangkah perlahan ke arah danau buatan itu.
Viona apa kau mendengarku?