Suasana dalam perjalanan Jimmy ketika melewati lorong panjang menuju ruang penjara bawah tanah terlihat begitu sepi dan sunyi. Perjalanan pria serigala itu hanya ditemani dengan pencahayaan obor-obor yang berada di tiap sisi tembok dan memiliki jarak yang tidak jauh antara satu dengan yang lainnya. Ruang penjara bawah tanah tidak berada di tempat yang sama dimana Jimmy melakukan ritual penyegelan rutinnya itu. Ruang penjara bawah tanah berada di ujung sisi yang lain dari tempat penyegelan Jimmy, dan ruang itu memang dikhususkan sebagai tempat manusia serigala pesakitan alias manusia serigala yang telah melakukan kesalahan baik besar dan kecil atas kesalahan yang pernah dia perbuat tersebut, salah satunya seperti yang dilakukan oleh beta Kai beberapa waktu yang lalu. Hingga sampai langkah Jimmy sampai di ujung lorong, pria itu langsung disambut dengan kedua penjaga penjara ruang bawah tanah, tempat beta Kai berada.
"Alpha Jimmy, selamat datang." sambut penjaga yang berada di sana. Jimmy hanya menganggukkan kepalanya untuk membalas sambutan dari mereka, setelah itu salah satu dari mereka mengantar Jimmy ke dalam hingga mereka sampai di depan pintu salah satu sel penjara di sana. Penjaga yang mengantar Jimmy tersebut meraih kunci yang terletak bergelantung di sabuk pinggangnya lalu bergerak membukakan pintu sel tersebut untuk Jimmy. Setelah terbuka, penjaga tersebut menyingkir untuk memberi ruang masuk bagi Jimmy, sebelum kemudian kembali menutupnya dan meninggalkan mereka berdua di sana.
Jimmy memasuki ruang berbentuk persegi kotak tersebut dengan tumpukan jerami yang berada di pojok ruangan. Sebuah tempat yang gelap tanpa ada banyak sinar cahaya yang masuk ke dalamnya. Namun tanpa banyak pencahayaan pun mata serigala Jimmy masih bisa mengenali benda-benda yang ada di sekitarnya, termasuk dengan keberadaan beta Kai yang tengah duduk diam di sudut ruang sambil mengawasi dirinya dengan lekat. Begitu juga dengan kedua mata Jimmy yang menatap beta Kai dengan tajam di sana. Pria serigala itu melangkah mendekati beta Kai, seorang beta yang telah terpilih oleh Tetua mereka untuk menjadi pengganti Jimmy sebagai Alpha Silver pack nanti. Seorang pria yang sangat mencintai ibundanya, Luna Raya, Luna dari Silver pack, hingga sampai membuatnya melakukan suatu hal yang tidak terpuji sebagai seorang Beta dan membuatnya berakhir masuk ke dalam jeruji besi atas perintah tegas dari Jimmy sendiri. Jimmy menghentikan langkahnya tepat di depan beta Kai dan berdiri menjulang di sana dalam diam. Beta Kai mendongakkan kepalanya untuk membalas tatapan Jimmy dan memerhatikan pria serigala tersebut dengan lebih lekat.
"Kheh ada apa dengan sorot matamu itu, alpha Jimmy?" tanya beta Kai dengan sudut bibir yang sedikit naik menatap Jimmy. Pria serigala itu bisa melihat sorot mata kesedihan di dalam bola mata alpha Jimmy, anak dari wanita yang selama ini dicintainya itu. Raut wajah Jimmy masih terlihat datar seperti terakhir kali mereka bertemu, namun beta Kai bisa merasakan ada hal yang berbeda dari dalam anak itu. Jimmy lebih terlihat tenang, dan dingin.
"Beta Kai, aku akan membebaskanmu setelah ini. Tapi sebagai gantinya tolong kau jaga luna Raya, ibu kandungku dengan sepenuh hatimu, untukku." Ucap pria serigala itu dengan tegas. Kini raut wajah beta Kai terlihat cukup terkejut dengan ucapan pria serigala itu sebelum beta Kai kembali mengatur emosinya agar lebih tenang lagi.
"Untuk apa kau mengatakan ini, kepadaku? Apa kau sudah menyerah untuk mencari soulmatemu sendiri? Apa kau sudah menyerah untuk hidupmu sendiri dan menerima ritual kematianmu nanti? Begitu saja?" tanya beta Kai.
"Ya. Kau benar, beta Kai. Aku sudah menyerah untuk hidupku. Karena itu, aku memintamu secara pribadi untuk menggantikan posisiku sebagai Alpha dari Silver pack, dan sebagai pelindung untuk luna Raya, ibundaku, wanita yang sudah lama kau cintai itu. Apa kau senang?" jawab Jimmy yang masih bertahan dengan wajah datarnya itu dihadapan beta Kai. Berbeda dengan Jimmy, reaksi beta Kai justru terlihat sedikit berbeda. Pria paruh baya tersebut kini menatap Jimmy dengan pandangan yang sangat sulit diartikan.
"Apa yang sudah terjadi padamu, Jimmy?" hanya itu yang bisa dikatakan oleh beta Kai setelah melihat perubahan sorot mata dari pria serigala itu. Jimmy yang selama ini dikenalnya merupakan seorang anak yang kuat dan tangguh meski berhati lembut seperti luna Raya. Pria itu tidak akan pernah menyerah begitu saja demi orang yang dicintainya, demi kebahagiaan luna Raya, ibunda yang paling dikasihinya. Dan kebahagiaan luna Raya adalah kehadiran Jimmy di sisinya. Karena itu selama ini Jimmy tidak berhenti menyerah untuk menemukan soulmatenya demi tetap bertahan hidup untuk kebahagiaan ibundanya. Dan saat ini pria itu telah menyerah. Itu berarti Jimmy sudah menyerah untuk bertahan hidup dan memilih pergi meninggalkan luna Raya sendiri di dunia ini. Bahkan pria itu sampai memintanya untuk menggantikan posisinya juga sebagai pelindung luna Raya. Apakah benar seperti itu?
Beta Kai bisa melihat anak dari mantan saingan cintanya, Ednan, itu menghela napas berat. Pria serigala itu menundukkan kepalanya sejenak sebelum kemudian melemparkan pandangannya ke arah lain, memilih untuk lebih memerhatikan sisi lain dari ruangan di sekitarnya. Sebelum akhirnya kembali bersuara.
"Aku, sudah tidak ada yang bisa kulakukan lagi di dunia ini, beta Kai. Apa yang kau katakan saat terakhir kali kita bertemu itu adalah benar adanya. Dunia seakan runtuh. Nyawamu seakan ditarik paksa oleh sesuatu hingga membuatmu merasa bahwa dadamu telah berlubang, tembus, hingga kau bisa melihat sisi di baliknya. Tidak ada yang bisa kukatakan lagi selain ingin membunuh diriku sendiri. Hanya itu yang ingin kulakukan saat itu juga. Menyusulnya pergi. Bahkan untuk pertama kalinya jiwa serigalaku, Jeremmy, menyetujui keinginanku tanpa ada protes sedikit pun. Kita sama-sama hancur, dan sama-sama ingin mengakhiri semuanya, saat itu juga." Jelas Jimmy kemudian. Menimbulkan raut wajah terkejut yang nampak di wajah pria paruh baya tersebut.
"Apa, apa maksudmu soulmatemu telah mati, Jimmy? Tidak mungkin." gumam beta Kai sedikit tidak percaya. Meski pria serigala itu ingin mengganti posisi Jimmy sebagai Alpha, namun sebenarnya tujuan yang paling diinginkannya adalah hanya untuk mendapatkan cinta dari luna Raya, wanita yang selama ini dikasihinya. Bahkan beta Kai sendiri yang selama ini juga ikut melihat bagaimana kerasnya perjuangan dari pria serigala itu dalam mencari soulmatenya, dan dirinya tetap saja tidak menyangka akan mendapat berita ini langsung dari pria itu. Beta Kai ikut bersedih untuk Jimmy, anak dari wanita yang dicintainya.
Jimmy tersenyum kecil sebelum menoleh ke arah beta Kai. "Ya, dia sudah pergi, beta Kai. Dua kali. Dan itu karena kebodohanku sendiri."
"Apa maksudmu, Jim? Bagaimana bisa dia mati lebih dari sekali?"
"Ceritanya panjang beta Kai. Yang jelas kematiannya karena aku terlambat menemukan dirinya. Dia mati dimakan rogue. Kupikir hidupku sudah berhenti saat itu juga, namun ternyata dia berhasil kembali hidup atas bantuan, Evan. Kupikir aku bisa menjaganya dengan lebih baik lagi dan aku sudah berniat untuk membawanya ke dalam pack kita, ternyata aku salah. Karena kecerobohanku lagi, dia kembali dibunuh oleh seorang vampire yang sebenarnya hanya mengincar kekuatanku saja. Dan lagi-lagi Evanlah yang berhasil menyelamatkan hidupnya. Aku merasa begitu bodoh beta Kai. Kau benar, aku tidak pantas menyandang gelar sebagai alpha. Aku tidak bisa melindunginya, aku juga tidak bisa memikat hatinya untukku seorang. Aku selalu datang terlambat untuk gadis itu. Dan itulah kebodohan terbesarku."
"Lalu kau menyerah begitu saja dan membiarkan ibundamu bersedih atas kematianmu nanti?! Begitu?!" seru beta Kai dengan sedikit emosi atas keputusan yang dipilih pria serigala itu. Bagaimana bisa anak itu membiarkan ibundanya menjadi hancur hanya karena kematiannya nanti. Apa dia sudah gila?! Batin beta Kai tidak bisa berhenti merutuki keputusan pria serigala itu yang dianggapnya sebagai keputusan yang paling bodoh di dunia. Kenapa dia tidak tetap mempertahankan soulmatenya saja? Bukankah dengan begitu, dirinya akan terlepas dari segel kutukan itu, dirinya akan tetap hidup dan bahagia telah menemukan soulmatenya, begitu juga dengan luna Raya yang pastinya akan bahagia melihat anaknya tetap hidup dan berhasil menemukan pasangannya. Bukankah dengan begitu kisah hidupnya akan berakhir dengan bahagia. Kenapa pria itu sendiri yang berakhir mempersulit hidupnya sendiri. Dasar bodoh!
"Tidak kusangka kau bisa menjadi pria sebodoh dan seegois ini Jimmy." Sindir beta Kai lagi. Jimmy sendiri kini memperhatikan beta Kai dengan pandangan yang tidak terbaca sebelum menjawab ucapannya lagi.
"Apa kau sadar dengan ucapanmu sendiri beta Kai? Kau mengataiku pria yang egois padahal dirimu sendirilah yang sebenarnya paling egois.”
"Apa maksudmu?"
"Aku tahu kau tidak menyukai keputusanku karena itu bisa merugikan luna Raya, bukan. Luna Raya akan bersedih atas kematianku. Mungkin jika aku tidak bersikap egois dengan mengorbankan perasaanku sendiri, maka pasti akan ada orang lain yang akan terluka juga nantinya. Pilihanku hanya luna Raya atau soulmateku sendiri. Jika aku memilih mempertahankan gadis itu, maka akan ada dua hati yang terluka, juga jiwa-jiwa baru yang masih berada dalam kandungan gadis itu nantinya juga akan terluka. Gadis itu telah memilih hatinya sendiri, dan aku tidak bisa memaksanya. Sedangkan dirimu, beta Kai. Pilihanmu hanya luna Raya. Kebahagiaan luna Raya adalah hal yang selalu menjadi nomer satu untukmu. Kau tidak perduli dengan perasaanku, hatiku yang juga terluka karena telah memilih keputusan ini, yang kau inginkan hanyalah kebahagiaan luna Raya, kau hanya tidak ingin membuatnya bersedih, bukan. Aku tahu itu. Aku tahu maksudmu. Aku menyadari bahwa cintamu memang seperti itu. Karena itu, aku mungkin akan bisa tenang untuk menitipkan luna Raya padamu, beta Kai. Setidaknya aku tahu bahwa kau tidak akan memberikan kesempatan kepada luna Raya untuk bersedih setelah kepergianku nanti. Apa kau mengerti maksudku, beta Kai?" terang pria serigala itu dengan panjang lebar dengan tatapan sendunya meminta dengan tulus kepada beta Kai. Membuat pria itu tidak bisa berkata-kata lagi untuk menjawabnya. Ucapan yang dilontarkan Jimmy adalah sepenuhnya benar. Dirinya hanya memikirkan perasaan luna Raya saja tanpa mau susah payah memikirkan perasaan Jimmy yang pastinya juga terluka akan keputusan besar yang diambilnya itu.
Beta Kai menghela napas dalam sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya. "Aku mengerti Jimmy."
"Lalu apa rencanamu setelah ini?" lanjut beta Kai.
"Tidak ada. Aku hanya ingin menghabiskan waktuku sendiri hingga tiba waktunya ritual kematianku nanti yang akan dilaksanakan sebentar lagi. Berjanjilah padaku untuk selalu menjaga luna Raya dan tidak membuatnya bersedih, beta Kai."