12.

1234 Kata
Dokter Jovan tiba bersama gamma Yonjung setelahnya. Segera dokter Jovan memasuki kamar Jimmy tentunya juga setelah pria serigala campuran itu mendapat persetujuan dari luna Raya. Kembali lagi, Lili berhasil mencuri pandang sekilas ke dalam ketika dokter Jovan tengah membuka pintu kamar Jimmy sebelum menutupnya lagi. Lili kembali mendapat kesempatan untuk menatap wajah rupawan milik Jimmy meski sekali lagi terlihat begitu sekilas saja di sana. "Ya sudah, pelantikan untuk hari ini telah selesai. Untuk selanjutnya biar aku yang akan menuntun kalian semua. Sekarang kita bisa kembali dan mulai melakukan tugas masing-masing. Lakukan dengan baik dan jangan sampai membuat kesalahan yang pastinya nanti akan merugikan kalian semua. Apa kalian mengerti?" ucap omega Cathrine mengambil alih atensi omega-omega baru itu. Semua serempak menganggukan kepalanya setelah mendengar ucapan omega senior tersebut. "Kami mengerti, omega Cathrine." Jawab mereka serempak. "Baguslah kalau begitu. Sekarang mari kita kembali." Perintah omega Cathrine yang kemudian pergi meninggalkan kamar alpha mereka diikuti omega yang lainnya. Mulai hari ini mereka akan langsung mulai bekerja dengan tugas masing-masing. Sementara itu di dalam, luna Raya tengah berdiri sambil memerhatikan dokter Jovan yang sedang memeriksa kondisi Jimmy. Pria serigala itu sudah terlihat lebih baik dari sebelumnya sejak kedatangan dokter Jovan, tidak seperti reaksi yang ditunjukkan Jimmy sebelum kedatangan dokter itu dan hal itu membuat luna Raya mengerutkan alisnya merasa heran dengan reaksi pria serigala itu. "Bagaimana dokter Jovan? Bagaimana kondisi Jimmy?" tanya luna Raya segera setelah melihat dokter pria itu selesai memeriksa tubuh Jimmy. Dokter Jovan juga ikut mengerutkan kedua alisnya bingung dengan reaksi yang ditunjukkan oleh alpha Jimmy. Pasalnya pria serigala itu secara tiba-tiba kini terlihat lebih tenang dari sebelumnya. Namun untuk sekarang sepertinya mereka bisa bernapas lega sejenak melihat perkembangan mendadak dari pria serigala itu. Dokter Jovan menghela napasnya terlebih dahulu sebelum berbalik dan menoleh ke arah luna Raya yang masih menanti penjelasannya. "Maaf luna Raya, sampai saat ini saya masih belum mengerti penyebab yang terjadi pada alpha Jimmy. Namun untuk sekarang ini sepertinya luna Raya bisa bernapas lega karena kondisi alpha Jimmy mulai menunjukkan tanda-tanda yang lebih baik lagi." Jelas dokter Jovan. Luna Raya sonta menutup bibirnya seakan masih tidak percaya dengan penjelasan dari dokter Jovan mengenai kondisi pria serigalanya itu. "Benarkah seperti itu dokter? Tapi tadi kenapa alpha Jimmy terlihat seperti tersiksa?" tanya luna Raya meminta penjelasan dari dokter serigala itu. "Saya juga tidak mengerti luna Raya. Itu juga yang saat ini tengah saya pikirkan. Tapi saya rasa ada suatu pemicu yang membuat jiwa alpha Jimmy menjadi lebih tenang dari sebelumnya. Dan itu yang harus kita cari sebabnya luna Raya. Untuk saat ini, saya bisa mengatakan bahwa sebentar lagi alpha Jimmy mungkin akan kembali tersadar dari tidurnya. Kita coba tunggu hingga sore nanti." Jelas dokter Jovan. Hal itu berhasil membuat senyum luna Raya mulai terlukis di bibir merahnya. Akhirnya dirinya bisa merasa sedikit lega setelah mendengar kondisi Jimmy saat ini. "Baiklah dokter Jovan. Terima kasih atas penjelasanmu." Ucap luna Raya. Dan setelah itu luna Raya mempersilahkan dokter Jovan untuk meninggalkan kamar Jimmy. Kemudian luna Raya kembali menghampiri Jimmy dan duduk di tepi ranjangnya. Tangannya bergerak meraih kompresan air hangat yang sudah dibawakan oleh omeganya lalu mulai menyeka wajah juga tubuh Jimmy yang telah basah dengan keringat. Hingga ketika tangannya bergerak meraih kancing baju Jimmy, tiba-tiba pintu kamar pria serigala itu kembali terbuka dan menampakkan satu sosok pria, beta Kai. Pria itu langsung masuk seenaknya dan segera menutup pintu kamar Jimmy kembali. "Berhenti di situ, luna Raya." Pinta beta Kai ketika melihat kedua tangan luna Raya yang telah bersiap hendak membuka kancing kemeja yang digunakan oleh Jimmy. Beta Kai segera menghampiri mereka berdua dan mengambil alih kompresan yang ada dalam genggaman luna Raya begitu saja. "Apa yang sedang kau lakukan beta Kai?" protes luna Raya ketika melihat sikap aneh dari beta Kai itu. "Sampai di sini biar aku yang melakukannya sendiri. Kau akan menyeka tubuh alpha Jimmy, bukan? Biar aku yang melakukannya. Aku pasti akan melakukannya dengan baik. Jadi lebih baik kau meninggalkan kami berdua saja, luna Raya." Ucap beta Kai. "Apa kau baru saja mengusirku dari kamar anakku sendiri, beta Kai?" "Sepertinya begitu. Bukankah akan terlihat sedikit tidak pantas jika kau menelanjangi tubuh seorang pria dewasa, luna Raya." "Tapi Jimmy adalah anak kandungku sendiri, beta Kai. Aku ingin merawatnya sendiri." "Tapi alpha Jimmy juga seorang pria dewasa. Dia sudah bukan anak-anak lagi yang tubuhnya bisa dilihat seenaknya oleh wanita lain, luna Raya. Lebih baik tugas menyeka ini kau berikan padaku saja." "Beta Kai, aku-" "Apa yang sedang kalian lakukan di sini? Mom?" suara serak itu terdengar begitu merdu di telinga luna Raya saat ini. Baik luna Raya dan beta Kai kini sama-sama menoleh ke arah ranjang Jimmy dimana pria serigala itu berada. Terlihat Jimmy yang tengah membuka kedua matanya dan sedang memerhatikan mereka berdua di tempatnya. "Jimmy! Astaga, syukurlah kau sudah bangun, sayang." Seru luna Raya yang langsung bergerak menghambur ke dalam pelukan pria serigala itu. Tidak henti-hentinya luna Raya mengucap syukur kepada Moon Goddess atas sadarnya pria serigala itu. Dan beta Kai hanya melihat interaksi di antara mereka dalam diam. Mereka itu juga ikut senang ketika melihat luna Raya yang terlihat begitu bahagia melihat pria serigala itu telah membuka kedua matanya. Rasanya tiap adegan masa lalu di kepala Jimmy mulai berputar-putar menampakkan diri tanpa bisa dihentikan. Bagai kaset yang rusak, tiap memory yang menampilkan kebersamaannya bersama gadis itu kembali memenuhi isi kepala pria serigala itu. Terlihat jelas, adegan tiap adegan dalam isi kepalanya terlihat begitu jelas dari mata cembung jiwa serigalanya, Jeremmy. Jimmy kini tengah melihat tiap adegan tersebut dari mata serigala Jeremmy yang kini entah sedang apa. Jiwa serigalanya itu tidak pernah berniat keluar lagi semenjak mereka berdua memutuskan untuk me-reject gadis itu, belahan jiwa mereka berdua, Elena. Jeremmy menyembunyikan dirinya sendiri dan jauh di dalam lubuk hati Jimmy, membiarkan pria serigala itu tenggelam dalam rasa kesedihan dan kesepiannya sendirian tanpa berniat untuk mendampinginya sebagai seorang partner hidupnya. Jimmy terpuruk dalam kesendiriannya, begitu juga dengan Jeremmy. Jimmy bersedih di samping ibundanya yang masih setia mendampingi pria serigala itu, sedangkan Jeremmy? Dia hanyalah sebuah jiwa serigala yang ditakdirkan untuk menjadi partner hidup Jimmy. Sebuah jiwa serigala yang bahkan tidak pernah diinginkan keberadaannya oleh semua orang terlebih oleh Jimmy. Jeremmy menyadari bahwa wadah manusianya, Jimmy bahkan tidak pernah mengharapkan kehadirannya sejak awal, kehadiran dari sebuah jiwa serigala kutukan seperti dirinya. Jeremmy yakin bahwa jiwa manusianya itu benar-benar menyesali kehadiran dirinya dalam hidup pria serigala itu hingga membuatnya harus menerima cercaan, makian, tuduhan dari semua orang karena telah dianggap sebagai pembunuh klannya sendiri. Mate! "Jimmy." Suara Elena terdengar begitu lembut merasuk dengan halus di telinga Jimmy. Pria serigala itu mengedarkan pandangan matanya ke segala arah untuk mencari sosok yang selama ini dicarinya itu, sosok yang selama ini dirindukannya, diharapkan Jimmy untuk menjadi pendamping hidupnya selama ini. Namun tidak kunjung ditemukannya sosok itu. Jimmy kembali menyerukan suaranya memanggil gadis tersebut dengan lebih keras lagi. "Mate!" seru Jimmy. Semua putih dengan keadaan sekitar yang penuh dengan kabut putih yang cukup tebal. Berdiri di tengah-tengah hutan berkabut, Jimmy untuk pertama kalinya merasa begitu kehilangan arah tanpa tahu dimana dia harus melangkah untuk menemukan keberadaan soulmatenya, Elena. Hanya suara gadis itu yang selalu memanggil-manggil namanya terdengar di telinga Jimmy, semakin lama semakin terdengar samar-samar, terdengar semakin jauh. Pria serigala itu berusaha memusatkan fokus pendengarannya untuk menemukan titik pusat keberadaan Elena. Perlahan demi perlahan pria serigala itu menggerakkan langkah kakinya menuju asal suara tersebut berasal.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN