Alvin mengempaskan tubuhnya yang terasa lelah ke atas sofa. Tak disangka mengusut sebuah kasus bisa menguras energinya sebanyak ini. Padahal, ia hanya pergi mengunjungi Dokter Andi di rumah sakit jiwa, tapi rasanya seperti habis bekerja seharian. Tak dapat dipungkiri, kasus Dokter Rio telah membebani pikirannya beberapa hari terakhir. Alvin terus dihantui dengan berbagai macam pertanyaan yang bersikulasi di kepalanya. "Di mana kita bisa nemu perawat perempuan yang masih perawan?" Novan mendesah panjang di sebelahnya. Lelaki itu menutup wajahnya dengan bantal sofa. "Dan bukan cuma itu aja masalahnya, apa ada yang mau jadi umpan begitu?" sahut Alvin. Rasanya nyaris mustahil menjebak Dokter Rio menggunakan perawat perempuan. Terlalu berisiko. Salah-salah nanti justru menambah jumlah korban