95. Musibah Tidak Terduga

2082 Kata

“Bagaimana ini?” Selepas ketiganya sampai di rumah dinas yang mereka tempati, Silvi tidak henti berjalan mondar-mandir dengan gelisah. Tak lupa sambil menggigit kuku jari telunjuknya. Sebuah kebiasaan yang sering gadis itu lakukan tanpa sadar saat sedang merasa cemas atau pun khawatir. Ya, cemas dan khawatir. Sangat. Silvi bahkan takut untuk membayangkan apa yang akan mereka alami akibat ulah ketiganya di sumur tua yang ada di bawah pohon besar, yang terletak di belakang Pos Kesehatan tadi. Harusnya mereka langsung kembali saja ke rumah dinas alih-alih menuruti rasa penasaran mereka, tentang apa yang dua orang warga desa itu lakukan di sumur tua sampai membawa sesajen segala. Harusnya. Tapi.. nasi sudah menjadi bubur. Menyesal pun sudah tidak ada gunanya. Sekarang baik Novan, Riko atau

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN