Alvin terjaga sampai pagi. Ia tak bisa kembali terlelap setelah mimpinya bertemu hantu tanpa kepala. Lebih lagi, mengetahui kalau tak hanya dirinya saja yang diteror dengan hantu menyebalkan itu membuat Alvin kepikiran. Alvin menyalakan televisi, hanya agar ruang tengah tak begitu terasa kosong. Lalu menjatuhkan tubuhnya pada sofa. Sampai kantuk mendadak datang bertepatan dengan matahari yang merangkak naik. Alvin baru saja akan terlempar ke alam bawah sadar ketika suara Novan menginterupsi. “Semalaman tidur di sofa?” Alvin membuka matanya lagi dengan perasaan kesal. “Enggak.” “Asem banget mukanya kayak habis begadang,” cibir Novan. Lelaki itu berjalan ke arah pantri dan mengambil segelas air dari kulkas. “Emang.” Alvin menutup wajahnya dengan bantal, berusaha untuk mendapatkan wak