"Kakak" ucap Arin. Arin terpana, menatap Dea berdiri di depan pintu. Arin reflek lalu memeluk tubuh Dea. Dea tersenyum, ia membalas pelukkan Arin, "Hey, adik kakak yang paling cantik. Kamu apa kabarnya? Kamu makin tinggi saja" ucap Dea, menatap tubuh Arin, yang semakin jenjang. Arin mengerutkan dahi, Dea tidak sendiri, ia bersama seorang laki-laki. Laki-laki itu lalu masuk membawa koper milik kakaknya. "Raka, ini adik saya Arin". "Hay, Arin saya Raka, senang berkenalan denganmu" ucap Raka, ia lalu mengulurkan tangannya, dan Arin membalasnya. Raka tersenyum, "Saya sepertinya tidak bisa berlama-lama disini, jadwal operasi saya sejam lagi. Kamu tidak apa-apa kan saya tinggal" ucap Rafa. "Iya, tidak apa-apa. Ini sudah ada Arin, terima kasih. Kamu hati-hati dijalan". Raka lalu menghilan