1. TAKE HER!
Lucas memilih kembali ke ballroom tapi ia tetap menerima laporan dari para anak buahnya yang melaporkan bahwa mereka tak menemukan satu pun tanda yang tertinggal yang menunjukkan kemana perginya Moonlight dan Bright, Lucas yang mendengar laporan itu semakin meradang pria itu dengan sangat cepat meraih minuman di atas meja dan menegaknya dengan sekali tenggak.
Lucas tak memperdulikan lehernya yang terasa terbakar akibat alkohol yang diminumnya tanpa jeda sebab hari Lucas lebih memancarkan api yang sepertinya akan sulit di padamkan. Lucas tau mungkin ia tak akan mengeluarkan amarahnya di sini karena jika sampai ia lakukan itu maka reputasinya akan semakin hancur, dan itu akan menambah rasa malu yang akan berdampak padanya.
"Sir," Lucas membalikkan tubuhnya menatap asisten pribadinya yang baru saja kembali dari markas.
"Kau?"
"Aku datang saat salah satu anak buah melaporkan hilangnya Nona Moonlight," ujar Arnold asisten pribadi sekaligus asisten Lucas di dunia underground.
"Ck! Bisa-bisa aku lupa menanamkan chip di tubuh Moonlight jika saja aku lakukan itu sudah pasti aku akan mengetahui dimana dia sekarang!" desis Lucas tak bisa lagi menahan rasa kesal dan amarah di dadanya.
"Aku mengerti Sir, tapi apa yang harus kita lakukan sekarang? Semua tamu sudah menunggu pernikahan mu."
Lucas menatap ke sekitarnya, benar. Semua tamu sudah menunggu acara pernikahannya dengan Moonlight, lagi dan lagi Lucas dibuat menahan amarah saat membayangkan kini Moonlight sudah bersama dengan Bright. God damn it!
"Sir?"
"Handle semua tamu di sini, aku akan ke atas dan menunggu kabar dari yang lain!" titah Lucas diangguki oleh Arnold.
Lucas segera membalikkan tubuhnya hendak keluar dari ruang ballroom tapi langkah kakinya terhenti saat salah satu kliennya bertanya kepadanya. "Luc? Hei ada apa dengan wajah mu? Kau terlihat frustasi?"
Lucas hanya diam ia tak ingin menjawab tapi saat ia akan menjauhi sang klien, justru kliennya kembali berbicara. "Dimana calon istrimu itu Lucas?" tanyanya dengan nada suara yang jujur saja membuah Lucas semakin kesal.
"Jangan katakan dia kabur di hari pernikahannya dengan mu, Luc. Jika itu sampai terjadi, aku tak bisa bayangkan betapa malunya dirimu," ucap sang klien semakin membuat Lucas tak dapat lagi membendung emosinya. Ia segera membalikkan tubuhnya dan menatap kliennya dengan mata yang tajam.
"Jaga bicaramu!" sentak Lucas penuh akan ancaman pada sang klien.
Tapi bukannya takut sang klien justru terkekeh mendengar sentakan Lucas yang baru saja terdengar di telinganya. Ia meletakkan wine di tangannya ke atas meja kemudian menyatukan tangannya di depan d**a masih setia menatap Lucas yang terlihat sangat frustasi di depannya. "Jujur saja Luc, melihat kondisimu yang seperti ini jutsru semakin menguatkan asumsi ku bahwa kau memang di tinggalkan oleh calon istrimu," bisik kliennya tepat di telinga Lucas.
Tanpa kata sedikitpun Lucas menggeram dsn sedetik setelah itu.
Bugh!
Tubuh klien Lucas terjerembab di atas lantai yang dingin dan itu semua penyebabnya karena tinjuan Lucas yang tepat mengenai pipi kanannya hingga membuat tubuhnya tak seimbang dan berakhir jatuh ke lantai. Hal itu tentu saja semakin membuat suasana kalut, yang semula hanya berbisik mengenai mempelai wanita Lucas yang tak kunjung datang kini justru bertambah dengan topik dari kelakuan Lucas yang meninju salah satu kliennya sendiri.
"Jaga bicara itu kawan," peringat Lucas dengan suara rendahnya ia juga menampilkan senyum smirk menakutkan di bibir tipisnya.
"Kau kurang ajar Luc!"
"Yes i am. Dan jika kau berusaha membuat sisi iblis ku kembali datang jangan salahkan aku jika aku pisahkan kepala dan tubuhmu itu!" desis Lucas tepat di telinga kanan sang klien.
Sesaat setelah mendapat peringatan itu Lucas menatap bodyguard yang berjaga di depan pintu ballroom. "Bodyguard!" panggil Lucas yang langsung saja membuat dua bodyguard yang ada di depan pintu ballroom berlari memasuki ballroom dan mereka sedikit terkejut melihat kondisi di dalam ruangan yang sangat tidak kondusif.
"Bawa b*****h ini keluar! Dia butuh makan dan tempat yang paling tepat untuknya makan adalah mengais di tempat sampai! Sama seperti ucapannya yang hanya membual itu!" sentak Lucas tanpa memperhatikan lagi ucapannya ia begitu diambang kemarahan, belum menemukan Moonlight dan kini ia diuji oleh kelakuan sialan dari salah satu kliennya, sialan sekali bukan?
Sementara sang klien yang tak terima dengan ucapan Lucas pun mendirikan tubuhnya dengan susah payah, ia menyeka darah yang mengalir di sudut bibirnya yang sobek akibat dari bogeman kuat dari tangan Lucas dan ia tatap Lucas dengan sinis. "Aku bersumpah tak akan melanjutkan kembali kerja sama kita Lucas! Camkan itu!" sentak sang klien tapi Lucas justru terkekeh meremehkan.
"Bukan aku yang akan miskin jika kau lakukan itu bodoh. Justru kau sendiri, jadi bersiaplah untuk bangkrut kawan." Lucas segera meninggalkan ballroom setelah membalas ucapan sang klien dan ia segera berjalan menuju ke salah satu ruangan untuknya menerima laporan dari para bodyguard yang sudah ia tugaskan mencari Moonlight.
Tapi hal yang semakin membuat Lucas marah adalah, ketika ia tak sengaja melihat dua orang bodyguardnya tengah bersantai meminum wine langsung dari botolnya di sudut ruangan. Dengan langkah kakinya yang lebar Lucas menghampiri kedua orang bodyguardnya tersebut dan ia tanpa kata menendang kaki salah satu diantara mereka hingga ia mengadu kesakitan.
"b******k! Beraninya kalian minum disini sementara reputasiku terancam hancur!" sentak Lucas kembali berteriak pada bodyguardnya.
"M-maaf Sir kami pikir kau sudah dibantu oleh yang lain."
Lucas mengetatkan rahangnya sendiri saat mendengar ucapan dari salah satu bodyguardnya dan tanpa kata Lucas melayangkan tangannya hingga mengenai pipi kanan salah satu bodyguardnya hingga terlihat bercak merah di sudut bibir sang bodyguard. "How dare you?!" desis Lucas diiringi dengan napas yang menggebu.
Ditengah ributnya Lucas memarahi kedua bodyguardnya dari arah yang berlawanan tak sengaja seorang gadis menabrak tubuh Lucas hingga membuat Lucas terdiam akan amarahnya. Tentu saja tak ada perubahan posisi pada Lucas tapi berbanding terbalik dengan yang dialami oleh sang gadis. Gadis itu mengadu kesakitan saat ia jatuh terduduk tepat di belakang tubuh tegap Lucas.
Lucas membalikkan tubuhnya dan ia menatap gadis yang ada di depannya. "Kau!"
"Hei jangan berani menyentak ku sialan! Kau sendiri yang berdiri tak tau malu di tengah lorong seperti ini! Kau pikir yang hidup di sini hanya kau saja, huh! Dasar tak ada otak!" sentaknya memarahi Lucas.
Sedangkan Lucas menatap gadis itu dari atas sampai bawah dan senyum miring tersungging di bibirnya. "Take her!"