BAB 15. Standar Kelayakan.Ghea mengambil napas. Langkahnya lemas ketika mengikuti Zebra menuju meja prasmanan di sisi kiri kebun. Isi kepala Ghea masih memutar ulang kejadian lima menit lalu dengan perasaan dongkol. “Jadi kapan kalian akan menentukan tanggal pernikahan? Jangan terlalu lama pacaran.” Hening sejenak setelah ultimatum ayah Zebra terdengar. Lalu Zebra, dengan sikap santai, merangkul bahu Ghea dan tersenyum manis ke ayahnya. Nada suara Zebra tak kalah tegas ketika menjawab. “Secepatnya, Yah. Rencananya sih abis aku pulang tugas dari luar.” “Kapan tepatnya?” desak ayahnya lagi. Zebra berdeham. Ia melirik wajah Ghea sebelum berujar. “Mungkin sekitar lima atau enam bulan lagi?” Mendengar itu, Ghea menelan ludah susah payah. Terkejut sekaligus tak percaya. Rasanya ingin mencub