Seperti biasa, pagi ini pun Aya terburu-buru agar tidak terlambat. Terakhir kali ia nyaris ketinggalan bus dan Aya tidak ingin seperti itu lagi. Ia bangun lebih awal dan mengerjakan segala sesuatunya lebih cepat. Seragam yang diberikan oleh bu Lilis padanya sangat pas di badan Aya. Seakan-akan seragam itu memang untuknya. Namun siapa pemilik seragam itu pun masih menjadi misteri. Whulandari Herman. Aya masih mengingat nama pemilik seragam itu, tapi ketika dia menanyakan kembali pada bu Lilis, sosok wanita paruh baya itu selalu tampak kikuk dan kemudian mengalihkan pembicaraan. Sejak itu Aya tidak pernah bertanya lagi. Dia hanya perlu bersyukur karena sudah mendapatkan seragam itu secara gratis bukan? Selain itu, ia dan Giselle menjadi semakin dekat. Mereka menjadi partner untuk tugas