David hanya diam saja, ia ingin tahu apakah Dilla akan pergi begitu saja, tanpa menoleh lagi padanya. Langkah Dilla terhenti di ambang pintu yang belum dibukanya. Tubuhnya berbalik. "Kamu tidak ingin mengantarku ke depan?" tanyanya. "Kamu tidak bilang, kalau kamu ingin aku mengantarmu ke depan," jawab David. Dilla menerjang David dengan pukulan tasnya. "Dasar tidak pekaaa! Katanya jago main perempuan, tapi enggak peka sama perasaan perempuan!" sengit Dilla. David menangkap tangan Dilla, direbutnya tas Dilla, diletakannya di meja. "Aku memang tidak peka, karena itu kamu harus bicara jelas, apa maksud perkataanmu, agar aku tidak salah mengartikannya, Dilla." "Alasaaannn!" "Alasan apanya?" "Tau aah ... lepasiin!" "Aku akan mengantarmu ke depan." "Enggak perlu!" "Tadi katanya minta