LULUS S2

1009 Kata
“Ayo makan Pak,” ajak Rusdi. “Ayo atuh Den,” kata si sopir. Mereka pun lalu mendekati Diah dan Gita. “Bawa apa saja sih?” tanya Gita melihat sopir menurunkan beberapa tas buat dia serahkan pada Diah. “Ini Ambu bawain buat Teteh, biasa kayak enggak tahu Ambu saja,” kata Diah. Ambu adalah mamahnya Diah yang sebenarnya adalah bibinya. Ambu juga sangat mencintai Gita. Dua tahun lalu suaminya Ambu meninggal yaitu adik kandung mamahnya Diah. Jadi Diah semakin tak bisa kembali lagi ke rumah amah, karena kasihan bibinya sendirian. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ Akhirnya acara satu minggu selesai. Selama acara di kontingen acara global di provinsi Gita mengikuti semuanya sebagai anggota pengurus yayasan dan juga pendamping dari Rusdi. Orang yayasan semua tahu dan beberapa orang tua siswa juga sudah mengenal Gita yang memang kuliah di Bandung untuk mengambil S2 nya untuk mendampingi Rusdi yang memimpin yayasan. Jadi nanti istri ketua yayasan juga bukan orang yang tidak mengerti apa-apa tapi memang orang yang juga berpendidikan. Itu yang Amah tekankan. Yayasan ini memang milik keluarga Amah, bukan Apa’. “Hati-hati ya kalian,” pesan Gita pada Diah dan Gilbert. “Iya Bu kami akan hati-hati,” jawab Diah formal. Hari Minggu pagi seluruh kontingen juga Diah pulang lebih dulu. Rusdi biasanya pulang hari Minggu sore atau Senin pagi tergantung moodnya. Tapi kali ini dia terlalu lelah setelah ikut acara di kontingen sehingga dia akan tetap stay di Bandung. Terlebih minggu ini Gita ujian terakhir S2. Rusdi ingin mendampinginya. Satu minggu ini Rusdi akan tetap stay di Bandung mendampingi calon istrinya ujian S2. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ ‘Koq mobilnya belum ada di yayasan ya? Padahal tadi aku lihat Gilbert dan Diah sudah ada. Dan kepala SMA serta SMK juga sudah beraktivitas,’ pikir Wati yang sejak pagi mencari tahu keberadaan Rusdi. Esoknya Wati kembali mencari tapi dia tetap tak melihat Rusdi. Sudah dua kali dia ganti nomor selain nomor utamanya untuk menghubungi Rusdi, tapi selalu di blokir lagi. Maka sekarang dia hanya ganti nomor kedua untuk melihat nomor Rusdi. Tapi sayang tak bisa melihat statusnya. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Alhamdulillah,” kata Gita, begitu dia dinyatakan lulus tesisnya. Peluk hangat dan kecup dikening dari Rusdi menyambut Gita yang baru keluar dari ruang sidang. Banyak teman Gita terutama c*m-c*m, Jafar dan Rini mengabadikan moment manis itu dan mengirim ke nomor Gita. Melihat foto saat dia mencium Gita dengan latar belakang tulisan ruang sidang, Rusdi minta dikirimi dan dia jadikan foto profil nya. Selama ini foto profil Rusdi adalah pena dan buku di meja yang ada nama yayasannya. Siapa pun bisa melihat foto profil karena di pengaturan Rusdi memang membolehkan siapa pun melihat foto profil nya. Kalau status memang hanya yang dia save yang bisa melihat. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ Hari ini, hari Selasa siang Wati melihat Rusdi ganti foto profil. Yang tadinya pena dengan kartu nama yayasan, sekarang menjadi Rusdi sedang mengecup kening seorang wanita. Wajah keduanya tak terlihat jelas tapi itu memang tubuh Rusdi. Buat Wati wajah dan usia Rusdi hanya bonus, karena yang dia cari adalah jabatan Rusdi. Walau ketua yayasan adalah pria tua dengan perut buncit, itu akan tetap jadi targetnya untuk mengubah nasib. Tak apa hanya jadi simpanan, yang penting bisa hidup nyaman. Tentu saja Wati geram melihat foto itu. ‘Huuh. Rupanya dia masih di Bandung,’ pikir Wati kesal. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Alhamdulillaaaah,” begitu yang Ibunya katakan ketika Gita lapor kalau dia sudah lulus S2. Gita pun langsung mengabarkan hal tersebut pada Amah dan Apa’ setelah bicara lama dengan ibu dan ayahnya. “Kamu kembali ke Cirebonnya kapan?” tanya amah setelah memberi ucapan selamat atas kelulusan calon menantunya. “Dua minggu lagi kayanya bisa Amah, sambil nunggu ngurus-ngurus semua berkas di kampus,” jawab Gita. “Sebagian barang di kost sudah aku kirim pulang kok,” jawab Gita. “Dan minggu lalu aku juga sudah ngeberesin kamarnya A’a, karena dia sudah berhenti kost duluan kan?” jelas Gita selanjutnya. “Oh begitu?” “Iya barang di kamar A’a sudah kosong. Beberapa dikirim lewat ekspedisi, beberapa di bawa A’a pakai mobilnya minggu ini. Dan beberapa di bawa Diah termasuk barang-barang milikku yang sudah di packing,” Gita menjelaskan pada calon mertuanya kapan mereka beres-beres kamar kost Rusdi. Amah dan ibunya sudah tidak sabar menanti Gita pulang ke Cirebon. satu bulan lagi Gita akan menikah. Dua minggu lagi Gita akan kembali ke Cirebon. Minggu ketiga akan diadakan selamatan akan kelulusan S2 nya lalu minggu berikutnya akan mulai pingitan dan pengajian persiapan pernikahan. Setelah menemani Gita selama tiga hari untuk menghadapi ujian S2, Rusdi langsung bersiap kembali ke Cirebon. “A’a nanti hati-hati ya,” kata Gita. Kemarin hari Selasa Gita sudah selesai ujian dan lulus, malamnya mereka makan malam romantis berdua dan hari ini Gita menyelesaikan semua administrasi di kampus ditemani calon suaminya. “Kamu juga jangan kecapean barang-barang kalau yang enggak perlu kasihkan teman saja atau tinggal saja di kost,” pesan Rusdi. Mereka sedang dalam perjalanan pulang ke rumah kost Gita sehabis makan siang. Habis salat ashar Rusdi akan kembali ke Cirebon. “Enggak kok. Barang sudah enggak ada urusan semuanya beres, kita tinggal siapin buat pernikahan saja. Besok-besok aku urus buat wisuda saja lalu balik ke rumah.” “Tapi jangan lupa lho nanti pas aku wisuda S2 A’a ikut dampingi,” balas Gita. “Ya pastilah istri wisuda masa suaminya enggak ikut? Kan nanti kalau kamu wisuda kita sudah nikah.” kata Rusdi. “Kita masih pacaran saja A’a wisuda S2 kamu ke Jogja sama Diah, Ambu dan Amah serta Apa’ koq,” lanjut Rusdi mengingatkan dia saat meminta Diah turun tangan menggeret Gita ke Jogja tiga tahun lalu. Saat itu Gita takut minta izin pada kedua orang tuanya di Cirebon. Padahal kalau Gita tak lapor pun ayah dan ibunya di Cirebon tak akan tahu karena Gita kan dari Jakarta. Tapi Gita dari keluarga yang selalu izin bila pergi ke mana pun, walau orang tua tak melihat secara langsung. Akhirnya Ambu dan Diah yang izin ke rumah Gita di Cirebon lalu Diah dan ambu ke Jakarta buat menjemput Gita dan mereka terbang ke Jogja demi menghadiri wisuda Rusdi kala itu. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN