SIMPANAN RUSDI

896 Kata
‘Lusa kayanya bisa makan siang bareng.’ Wati membaca pesan itu saat hampir pulang kerja. ‘Rupanya dia sudah mendapat jadwal kosong kapan bisa ke temuan sama aku,’ batin Wati senang. ‘Baik kita ketemu di cafe depan yayasan saja jangan di kantin.’ Wati membalas pesan Diah. ‘Oke jam 12.05, Aku sudah di sana,’ balas Diah. Saat itu Diah sedang bersama Gita. Gita sejak kemarin sudah kembali ke kota asalnya Cirebon. Hari ini Gita dan Diah sedang cari kebaya jadi buat acara selamatan lulusnya Gita. Gita memang minta Diah menemaninya. Tak ingin ditemani Rusdi karena seringnya dia dan Rusdi ribut bila pilih kebaya. Rusdi tentu akan rewel dengan belahan depan juga kebaya yang pas badan. Jadi sejak dulu Gita lebih suka belanja kebaya dengan Diah atau ambunya Diah. Tidak dengan ibunya apalagi Amah. Selera mereka jauh berbeda. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Aku berangkat ke seberang. Tolong begitu aku telepon langsung angkat dan enggak perlu bicara ya, aku cuma mau kalian dengar langsung,” Diah tadi langsung membuat group bersama Mahmud, Gilbert dan Rusdi. “Jangan lupa semua merekam biar ada buktinya,” Diah mengingatkan kalau perlu dibuat rekaman. Sesuai dengan waktu yang ditentukan dua hari lalu, Diah sampai di cafe seberang kampus tepat waktu. Di cafe sudah ada Wati yang belum pesan sesuatu. “Mau pesan apa?” tanya Diah. “Pesan saja semau kamu,” kata Wati. Wati berani menggunakan panggilan KAMU pada Diah. “Kamu?” tanya Diah bingung. Anak baru berani menyebut dirinya kamu! “Sekarang kan bukan jam kerja, salah kalau saya sebut Anda kamu? Anda bukan atasan saya kan?” kata Wati dengan songongnya. “Oh begitu,” kata Diah, sejak dia masuk ke cafe dia sudah menghubungi Gilbert dan Rusdi yang stand by di ruangannya masing-masing “Ya sudah saya tidak akan pesan makanan atau minuman apa pun. Nanti saya bisa makan di sekretariat saja. Ada perlu apa ya ngajakin ketemu?” tanya Diah datar. “Saya tahu kamu adalah simpenannya Rusdi. Saya tahu kamu punya affair di belakang calon istrinya Rusdi, karena itu sudah menjadi rahasia umum,” kata Wati dengan sombongnya. “Astagaaaaaa, kamu bilang Pak Rusdi dengan langsung nama tidak menyebut Pak?” tanya Diah dengan bingung. ‘Ini mahluk planet mana sih. Koq bisa nyasar diterima di yayasan?’ pikir Diah. “Apa salahnya saya sebut dia Rusdi? Dia bukan atasan saya di sini. Ini cafe,” jelas Wati tanpa merasa bersalah. “Dan wajar kalau saya menyebut dia langsung Namanya, karena saya akan jadi calon istrinya!” tanpa ragu dan malu Wati bicara seperti itu. “Akan jadi calon istri? Bagaimana mungkin?” tanya Diah makin bingung. Sementara itu Gita yang sedang bersama Rusdi tak bisa berkata kata. Mahmud dan Gilbert di ruangan masing-masing juga kaget mendengar betapa percaya dirinya Wati mengaku calon istri Rusdi. Sama persis dengan yang pak Mahmud katakan waktu itu. “Semua bisa terjadi dengan gampang,” kata Wati santai. “Sekarang apa yang kamu ingin katakan lagi kalau saya simpanan Pak Rusdi? Kamu mau apa?” tanya Diah dengan sabarnya. “Saya ingin Anda menyingkir dari Rusdi, karena saya yang akan jadi istri sah-nya. Saya tak membolehkan ada simpanan atau apa pun, tak boleh ada selingkuhan,” kata Wati dengan pede-nya. Gita hanya geleng-geleng tak percaya ada perempuan seperti Wati. Kalau Wati memang ada main dengan Rusdi bisa lah dia menyuruh kompetitornya minggir. Lha dia saja bukan apa apa Rusdi, kok dengan pede-nya menyuruh Diah sebagai ‘selingkuhan resmi’ Rusdi mundur? Kan edaaaaan. “Baik saya akan mundur dengan resmi bila Anda bisa bilang pada Pak Rusdi bahwa Pak Rusdi memecat saya, sehabis itu minta Pak Rusdi untuk menyuruh kepada Pak Mahmud membuat surat PHK atas nama saya. Saya akan langsung keluar bila ada surat resmi seperti itu tapi kalau saya harus mundur itu tidak akan pernah terjadi,” kata Diah tegas. “Ada hal lain yang ingin kamu sampaikan?” tanya Diah. “Kamu enak ya tiap hari bisa berdua-duaan dengan Rusdi tanpa ada yang curiga. Saya akan katakan pada calon istrinya agar kalian berdua sama-sama ditendang.” “Kalau calon istrinya Rusdi tahu Rusdi selingkuh, tentu dia enggak akan mau dan saya akan hembuskan lagi rumor bahwa Anda adalah selingkuhannya Rusdi, sehingga Pak Mahmud akan segera memberikan surat itu.” Wati memantabkan niatnya membuat Rusdi putus dengan Diah dan juga Gita, sehingga dia bisa bebas mendekatkan diri dengan Rusdi. “Silakan saja kalau Anda bisa melakukan pemecatan saya dengan cara legal,” kata Diah. Lalu tanpa pamit dia langsung keluar dari cafe. Rusdi merekam semua pembicaraan Wati dan Diah. Pak Mahmud kaget mendengar karena Wati kembali mengaku sebagai calon istrinya Rusdi. Pak Mahmud juga kaget ada rumors bahwa Diah adalah selingkuhan dari Rusdi yang Wati dengar dari teman-temannya. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ Gita tidak percaya niatnya untuk makan siang dengan calon suaminya sekalian mengantarkan kemeja batik buat acara selamatan wisuda besok malah membuat hatinya ter iris-iris. Di luar sana ada seseorang yang sangat terobsesi pada Rusdi calon suaminya. Bahkan orang itu sampai berani bilang bahwa dia adalah calon istri Rusdi, padahal dari yang Gita dengar dari Diah mau pun dari Rusdi perempuan itu sama sekali belum pernah ngobrol dengan Rusdi. Tak terbayangkan bila perempuan itu sudah biasa ngobrol dengan Rusdi, pasti akan tersebar rumor bahwa Rusdi biasa tidur dengan dirinya. Gita senang mendengar Diah berani mempertahankan namanya bahwa akan mau mundur bila memang mendapat surat PHK resmi dari Rusdi dan Mahmud. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN