Kau memanfaatkan situasi, kan?

1683 Kata

Rindu mencoba tersenyum, namun bongkahan di mata tak dapat lagi tertahan. Lolos begitu saja berlabuh di pipi. "Pernadi ...." Bujuk Rukaya dengan suara memohon, berharap putranya menarik ucapannya untuk bercerai. Tetapi, ia lupa putranya sebatang pohon pisang yang hanya memiliki jantung tanpa hati. "Rindu sudah memutuskan cerai, aku tidak bisa menahannya, Ma." ucap Pernadi pada Rukaya. "Ya tapi, kan—," "Sesuai keinginanmu, Rindu. Itulah yang akan terjadi." Pernadi meringkas ucapan Rukaya. Bangun dari duduknya, menekan langkah kembali ke kamar. "Pernadi, tolong pikirkan lagi sayang." Cakapnya menatap punggung putranya menghilang di balik pintu kamar. Hening. Tak satupun dari mereka yang sanggup memulai obrolan. Diam sibuk dengan pikiran masing-masing. Rindu memilin jemari di pangku

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN