Beberapa hari ini benar-benar terasa begitu melelahkan bagi Deva. Bukan cuma tenaganya yang terkuras karena harus pontang-panting mengurus pengambilalihan Millenium, pekerjaan kantor, juga rencana yang sudah menuju puncak menumbangkan Sofian dan Fariz. Tapi, juga kisruh keluarganya yang dari kemarin menguras emosinya. Satu hal yang membuatnya merasa lega sekaligus speechless, tentu saja rahasia di balik diam mamanya. Sungguh, mamanya wanita yang hebat. Bisa-bisanya tidak gila memendam rasa sakitnya sendirian, melewati puluhan tahun dengan menonton perselingkuhan suami dan iparnya. “Kenapa lihat Mama kayak gitu?” Arum tersenyum membalas genggaman hangat tangan anaknya. “Nggak nyangka Mamaku yang selalu diam dan tidak suka keributan, ternyata luar biasa hebat. Mama kok nggak gila ngadepin