Pulang dari kantor sedikit telat, karena ada pekerjaan yang harus Deva selesaikan lebih dulu. Tak apa, sekalian menunggu Leora yang juga harus lembur. Tidak mungkin dia pulang dan meninggalkannya pontang-panting sendirian. Bahkan, meski Deva tidak punya tanggungan lembur pun, dia rela menemani Leora di ruangannya.
Setelah pisah di basement, Deva langsung meluncur menuju ke kediaman omnya. Tak lupa, dia mengabari mamanya yang juga ingin menemaninya ke sana. Ponselnya yang seharian sengaja dibisukan, terus berkedip oleh panggilan dan chat dari tiga manusia busuk yang blingsatan ingin mencegahnya datang. Bibir Deva menyeringai. Tak terbayang setakut apa mereka sekarang.
Para pendosa bangsatt! Setelah puluhan tahun mempermainkan hidup orang-orang terdekatnya, tutup mata akan luka yang mereka
