Leora tahu meronta pun percuma. Tidak akan membuatnya terlepas dari kungkungan pria sinting ini. Nafasnya terengah. Sesekali melirik ke arah pintu, takut tiba-tiba ada yang masuk dan memergoki ulah gila Deva. Tadi karena jengah dia langsung keluar begitu rapat selesai. Namun, pikirannya jadi was-was setelah tidak melihat keberadaan Deva dan Faris diantara orang-orang yang sedang menunggu lift. Khawatir kakaknya akan bertingkah macam-macam dia pun bergegas kembali ke ruang rapat. Entahlah, tapi dia merasa ada yang ganjil dengan kejadian sebelum rapat. Dipikir secara logis, mereka berdua tidak mungkin segegabah itu sampai berciuman di tempat yang mudah terlihat orang lain. Biarpun dia sendiri juga jengkel setengah mati melihat keduanya di posisi seronok seperti tadi itu. Jengkel? Iya, Le